Please, Marry Me!

SARAN YANG KONYOL

Tanggal 10 Oktober

Noah tahu, ini hari lahirnya. Ia segera bersiap untuk pergi ke kantor, tidak ada kata libur meski di hari spesial. Begitulah prinsip Noah, pria yang selalu enggan di panggil Noah Harrison.

Saat menuruni tangga, pria itu sedikit mengernyitkan dahi saat melihat seluruh keluarganya terlihat baik-baik saja, padahal semalam semuanya begitu panik akan kakeknya yang kumat. Dan sekarang, mereka semua berdiri di ruangan tengah dengan sebuah lukisan besar tertutup oleh kain merah.

“Apa itu?” tanya Noah terheran yang kini berjalan menatap ke arah lukisan tadi.

“Ini hadiah dari ku!” jawab kakek Liam tersenyum lebar dengan penopang kayu miliknya.

“Seharusnya tidak perlu.” tolak Noah sangat tidak suka dengan kejutan-kejutan seperti anak kecil.

Namun, semuanya mengatakan selamat ulang tahun kepada Noah, sampai lukisan tadi mulai di buka oleh para pelayan atas perintah kakeknya. “Buka!”

Dan— Noah langsung menganga lebar tak percaya akan lukisan di depannya yang sungguh memalukan.

“Hahahaha!!” suara tawa yang lantang terdengar dari mulut Eza, Naura, Norman dan Amora.

Lukisan laknat yang tak ingin di ingat Noah.

 Wajahnya yang konyol akan coretan lipstik merah dengan tulisan <> di dekat lubang hidungnya dan garis merah yang juga membentuk kacamata bundar di kedua matanya serta titik seperti orang India. 

“Ba- Ba, bagaimana bisa?" gumam si tampan berkulit eksotis itu masih malu.

“Lihatlah wajah konyolnya!!" ucap Norman kepada istrinya yang juga ikut tertawa.

Sedangkan Liam tertawa puas menatap ekspresi wajah cucunya. Sekilas Noah jadi teringat akan wajah si wanita sialan waktu itu. “Hisss!!” 

Tak ingin mengingat wanita itu, Noah berjalan pergi dengan langkah panjang tidak memperdulikan keluarganya yang masih tertawa terbahak-bahak 

.

.

.

Harrison Corp

Baru tiba di kantor. Semua mata karyawan tertuju padanya dengan senyuman tertahan. Noah benar-benar tidak ada harga dirinya bila sudah dikerjai oleh sang kakek.

“Apa yang kalian lihat? Apa mau ku pecat, huh?” gertak Noah emosi di pagi hari, apalagi di hari ulang tahunnya. 

“Tidak Bos, maaf!” semuanya kembali bekerja meski tawa kecil masih terukir di wajah mereka dan itu membuat Noah curiga.

“Selamat pagi Tuan Noah!” sapa Leo menyambut kedatangannya di ruang CEO.

“Hm.” Pria itu langsung duduk dengan kesal.

“Sudah melihat majalah hari ini?” tanya si Leo ikut tersenyum renyah. Noah mengangkat satu alisnya, sampai pria berkulit putih itu melempar satu majalah yang ke atas meja kerja Noah.

Terpampang jelas bahwa wajah konyolnya yang dicoret lipstik rupanya sudah terpampang di majalah.

“Si-siapa yang melakukannya?” geram Noah masih mengamati fotonya sendiri.

“Kakekmu! Siapa lagi!” Leo meletakkan kedua tangannya ke belakang kepala seraya menyeringai kecil.

Sementara Noah melempar majalah tadi dengan marah, mencoba tenang. Gara-gara si wanita menyebalkan, wajahnya harus di permalukan di seluruh Jakarta, atau mungkin juga di luar Jakarta.

...***...

Setelah berkelana, Hari baru saja mendatangi toko elektronik, melamar pekerjaan ujung-ujungnya di tolak.

Sudah 8 toko dan restoran yang Hari datangi, tapi semuanya di tolak. Kini dia sangat lelah, memutuskan duduk di paving pinggir jalan, di saat semua orang masih berlalu lalang dengan kesibukan tersendiri.

“Ini sangat sulit!" gumamnya menatap sendu ke para orang-orang yang memiliki kesibukan.

Tingg! Sebuah pesan dari Instragram Hari, seseorang tak di kenal tapi fotonya begitu di kenal oleh Hari.

“Tiara?!” gumam wanita itu mulai membalas pesan tadi, saat tahu kalau teman SMP-nya Tiara baru mengirim pesan padanya, mengingat bahwa wanita itu melanjutkan sekolahnya di Inggris.

[T : BISA BERTEMU, HARI?]

Sudah lama mereka tidak bertemu. Tentu saja Hari memutuskan untuk bertemu dengan Tiara di mall yang tak jauh dari keberadaannya saat ini. 

Ya, kalian tahu sendiri bagaimana pertemuan sesama wanita, mereka akan berpelukan, berteriak girang tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

.

.

.

Selang beberapa menit kemudian, di mall yang cukup ramai. Dua wanita sedang duduk santai di salah satu restoran ramen.

“Kau sangat betah di sana ya!” sindir Hari sekedar bercanda. Tidak salah, Tiara lahir sebagai anak orang berkecukupan.

“Tentu! Di sana sangat bagus. Dan iya— kapan kau pergi ke London?” pertanyaan yang membuat Hari kembali sendu. Tiara yang melihatnya seolah sudah menebak.

“Masih belum bisa ya!”

“....”

“Uangkuuuuu....!!!!” tiba-tiba suara Hari keras sambil menangis. 

Tiara sedikit kaget dan berusaha menenangkan temannya, sampai Hari benar-benar tenang dan mulai menceritakan semuanya mulai dari awal.

.

.

.

“Hffuu... Malang sekali!” 

Hari hanya mengangguk sedih. Seketika ide bodoh muncul di kepala wanita cantik bersurai pirang panjang tergerai indah.

“Aku punya saran!” ujar Tiara tersenyum lebar.

“Apa?”

“Bagaiman kalau kau menikah dengan orang kaya?!”

“APAAA!!” sungguh terkejut mendengar saran konyol Tiara, hingga orang-orang di sana menoleh karena ikut terkejut mendengar suara keras Hari.

“Iya! Aku punya teman, dia seorang Harrison!”

“Ha- Harrison??”

Tiara mengangguk kecil dengan mempertahankan senyumannya.

Di sisi lain. Tepatnya di perusahaan elektronik milik Harrison. Ting!!

[T: DATANG KE MALL ...... AKU PUNYA SARAN UNTUKMU PERGI KE LONDON. DARI TIARA YANG CANTIK ^^]

Noah yang berada di kantor, hanya tersenyum kecil 1 detik lalu kembali meletakkan ponselnya di atas meja. 'Saran? Saran apa? Semua sarannya selalu konyol.' pikir Noah tidak percaya dengan saran Tiara.

 Sejak kecil hingga besar, Tiara selalu menjadi seseorang yang selalu mempunyai saran untuk dua sahabatnya, Noah dan Sakura. Tapi semua sarannya selalu berakhir buruk.

[N : NANTI SAJA, AKU MASIH SIBUK.]

Tiara mencibirkan bibirnya setelah membaca pesan singkat Noah. Pria itu tidak pernah berubah.

“Jika dia orang kaya, kenapa tidak langsung pergi saja?” tanya Hari penasaran dan heran.

“Tidak bisa. Kakeknya ingin dia menikah dulu! Sekalipun pergi maka kakeknya akan menyuruh 10 penjaga untuk pria malang itu!” jelas Tiara tertawa saat mengingat kejadian itu di masa lalu.

Hari tak habis pikir dengan orang kaya yang banyak tingkah. Bahkan dia tidak begitu mengenal keluarga Harrison dan siapa Harrison itu?

Sementara di kantor. Noah iseng membuka laci mejanya, melihat sebuah foto yang masih tersimpan rapi di sana. Sebuah foto dirinya bersama sang kekasih sekaligus sahabat masa kecilnya, Sakura.

Salah satu yang membuat Noah tidak bisa menikah, karena keinginan Sakura dan janjinya yang akan menunggu wanita itu setelah berhasil menjadi seorang model terkenal.

Sudah memasuki langit gelap. Hari melirik ke arlojinya, dia sudah terlambat, dia sudah berjanji kepada Mami Salleh karena malam ini hari ulang tahun Kisame.

“Maaf Tiara, aku harus pergi! Soal saranmu tadi, aku akan memikirkannya dan melihat Harrison di Mbah Google! Bye!” wanita itu langsung pergi sebelum Ino bisa membalas ucapannya.

“Eh Hari— ” Tiara kembali duduk dengan cemberut. “Padahal sebentar lagi, Noah akan datang.” Dengus lelah Tiara, pasti merepotkan jika dua insan seperti Tom & Jerry bersatu. Wanita pirang tadi menepuk jidatnya sambil menggeleng.

...🛫📍🛬...