Pernikahan Bisnis

Saat Alfarisqi dan Clarissa masih mengalami ketegangan karena kejadian beberapa waktu yang lalu. Mereka mendapatkan undangan jamuan makan malam perkumpulan asosiasi bisnis dari Aziz Santoso Selaku pemimpinnya sekaligus Saudara dari ibu kandung Alfarisqi yang merupakan ayah dari Salman.

"Selamat malam Nyonya Bagaskoro, perkenalkan saya Ema Istri dari Gerry Winston." Ucap salah satu Wanita yang hadir di sana.

"Selamat malam Nyonya Winston, Saya Clarissa salam kenal. "Ucap Clarissa Sopan.

" Kenapa harus ada pertemuan bersama pasangan begini? Padahal suasana aku dalam Alfarisqi sedang canggung. Kalau sekedar pesta aku bisa menolak ikut tapi inikah pertemuan paling penting. menyebalkan."Batin Clarissa

Meskipun pertemuan berpasangan Salman hadir bersama Ayahnya pemimpin asosiasi. Semua orang yang ada di sana menceritakan berbagai bisnis dan aktivitas yang saat ini sedang mereka sukai.

"Ngomong-ngomong apa ada sesuatu yang akhir-akhir kamu sukai atau lakukan Clarissa?" Tanya Aziz penasaran karena Clarissa dari tadi hanya diam saja.

"Ah Saya... " Clarissa tak melanjutkan ucapannya karena Alfarisqi menyela.

"Istri saya menyukai Bunga." Ucap Alfarisqi dengan Lantang membuat semua yang ada di sana terkejut.

"Wah ternyata selera istri anda sangat romantis ya." Ucap Salah satu yang hadir di sana yang bernama Erwin.

"Bukan sekedar melihat dan memetik bunga, Istri saya bahkan membuat parfum, makanan dan minuman dengan bunga." Jawab Alfarisqi dengan nada intimidasi.

"Ma maksudnya saya tadi memuji." Gumam Erwin yang merasa bahwa Alfarisqi tersinggung dengan ucapannya.

"Oh ya nyonya Melina istri pak Broto juga sangat memuji parfum dari bunga lilac yang di buat oleh Nyonya Clarissa. Bahkan katanya saat menyemprotkan parfum terasa seperti berada di hamparan bunga lilac. Bahkan memiliki efek tenang dan menghilakan stress. "Terang Nyonya Ema.

"Wah benarkah? Bukankah itu bakat yang luar biasa. Andai aku bisa mencium aromanya juga." Puji Aziz

"Ehmm saya tidak membawa parfum bunga lilac. Tapi membawa parfum yang baru saya buat. Jika Pak Aziz ingin mencobanya." Clarissa memberikan Parfum kepada Aziz.

Aziz menerima parfum itu dan menyemprotkan ke tangan kirinya. Seketika ia mencium aroma yang penuh dengan Kesegaran serasa berada di padang rumput saat pagi hari. Bahkan ada aroma lemon yang menambah kesegaran, Beban pikiran seolah hilang seketika, yang ada hanyalah rasa aman.

"Wah ini benar-benar luar biasa."Puji Aziz kagum.

"Benar rasanya saya sedang berada di kebun dengan pemandangan yang indah." Ucap Ema menimpali.

"Bolehkah parfum ini untukku." Tanya Aziz.

"Tentu saja jika anda bersedia menerimanya." Kata Clarissa senang.

"Padahal kamu memiliki bakat yang luar biasa, tapi ternyata kamu cukup rendah hati." kaylta Aziz memuji Clarissa.

"Wah ayah, kau curang aku juga mau. Clarissa bisa buatkan untukku juga? Parfum yang sesuai dengan karakter ku." Kata Salman.

"Itu... " Clarissa ragu-ragu.

"Sepertinya tidak bisa Salman. Clarissa sedang merancang bisnis jadi untuk sementara waktu tidak membuat parfum." Kata Alfarisqi mewakili Clarissa.

"Ok oke baiklah. " Gerutu Salman.

"Al kamu pasti sangat senang punya istri seperti Clarissa." Kata Aziz.

"Iya, anda benar. Bagi saya dia adalah orang yang sangat berharga." Tegas Alfarisqi.

"Tetapi mengapa kalian terlihat canggung? Apakah kalian sedang bertengkar?" Ejek Salman.

"Tentu tidak" Ucap Clarissa bersamaan dengan Alfarisqi yang berkata Tidak.

......................

Di dalam mobil.

Tangan kiri Alfarisqi memegang tangan kanan Clarissa. "Istriku, Maafkan aku atas kejadian waktu itu. "

"Ah... Tidak apa-apa. " Jawab Clarissa terkejut karena Alfarisqi tiba-tiba memegang tangannya.

......................

Tiba di rumah.

Clarissa buru-buru turun dan berjalan setengah berlari ke lantai 3.

"Jangan berdebar, tenanglah! Aku masih marah sama Alfarisqi. " Batin Clarissa.

Tanpa di ketahui oleh Clarissa Alfarisqi ternyata mengejar Clarissa. Dan memeluknya dari belakang.

"Aku masih belum terbiasa. Aku juga tak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan dengan cara yang manusiawi. Maafkan aku. Aku akan belajar dan berusaha agar menjadi seperti yang kamu inginkan. Apa kamu mau menunggunya?"Kata Alfarisqi mencoba meyakinkan Clarissa.

"Iya." Jawab Clarissa sambil tersenyum bahagia.

......................

Pov Para pelayan

"Sepertinya akhir-akhir ini hubungan tuan dan nyonya semakin membaik ya. " Kata Dina

"Iya benar, bahkan beberapa waktu yang lalu aku melihat mereka berpelukan di tangga." Kata Dila.

"Para pelayan dan karyawan yang lain sekarang mendukung Clarissa. Bukankah aku harus memberi pelajaran kepadanya." Batin Mila saat mendengar obrolan para pelayan lainnya.

Pov selesai.

......................

"Permisi nyonya saya Anggi dan ini Dita. Kami di sini untuk membantu nyonya Clarissa bersiap." Kata Anggi.

"Loh... Memangnya Lina kemana?" Tanya Clarissa penasaran. Karena yang biasa membantunya adalah Lina.

"Lina sedang kurang sehat nyonya jadi dia butuh istirahat." Kata Dita.

"Baiklah.Mohon bantuannya. "Kata Clarissa dengan tersenyum.

Clarissa pun di dandani oleh Anggi dan Dita.

"Nah, sudah selesai nyonya." Kata Anggi.

"Wah, Ini sangat cantik. Tapi entah mengapa seperti bukan diriku sendiri." Kata Clarissa sambil menatap cermin.

"Ah ini mungkin hanya perasaanku saja. Aku kan tidak begitu tahu mengenai fashion. Pasti ini berbeda di mata ahlinya." Batin Clarissa.

"Terima kasih. Kalian sudah bekerja keras."Kata Clarissa Tulus.

Clarissa berjalan menuruni tangga karena dia ada janji dengan Melina, Melina berjanji akan datang tiga jam lebih awal. Dan dia mungkin telah tiba. Saat melewati para pelayan dan pekerja semuanya nampak terkejut. Akan tetapi Clarissa tidak mengambil pusing. mungkin karena Clarissa bedandan dengan sedikit berbeda jadi mereka terpesona.

"Nyonya Melina. " Panggil Clarissa.

Deg.

"Clarissa! Apa yang terjadi?" Tanya Melina terkejut.

"A apa?" Clarissa bingung dengan apa yang di maksud Melina.

"Clarissa ayo ikut aku! Aku jelaskan di mobil"Melina mengajak Clarissa menaiki mobil dan menuju ke suatu tempat.

Di dalam mobil Melina bertanya kepada Clarissa siapa yang telah mendandaninya seperti itu. Clarissa bingung mengapa Melina bertanya seperti itu.

"Apa kamu tahu kalau dandananmu saat ini mirip sekali dengan Rebecca Mantan Alfarisqi." Jelas Melina

Clarissa sangat terkejut.

"Aku tak tahu apa tujuan orang tersebut mendandanimu seperti ini. Tapi menurutku lebih baik kamu berganti pakaian." Kata Melina.

Melina dan Clarissa turun dari mobil dan berhenti di sebuah butik berbusana Muslim langganan Melina. Melina di sana meminta temannya pemilik butik tersebut untuk make over penampilan Clarissa. Ternyata membutuhkan waktu cukup lama.

......................

Sementara di taman tempat pesta di selenggarakan semua orang sedang ber bisik-bisik mengapa Clarissa sebagai nyonya rumah tak kunjung datang. Mereka mulai bergosip sesukanya.

Seseorang yang sedang berdiri di dekat pintu terlihat gelisah. Siapa lagi kalau bukan Mila.

"Aneh sekali, seharusnya kalau sesuai rencana dia sudah datang. Seperti nya ada sesuatu yang salah tapi apa. " Gumam Mila gelisah.

Brakk suara pintu dari dalam kediaman ke arah taman terbuka cukup keras seperti sengaja di dobrak. Perhatian semua orang tertuju kesana. Dari balik pintu itu keluarlah Alfarisqi dan Clarissa bersama.

Semua orang yang di sana memandang kagum dengan kecantikan Clarissa. Bahkan para lelaki pun dengan terang-terangan menatap Clarissa.