Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Krieeet." Pintu mulai terbuka, Aya begitu terkejut melihat kedua orang tua Yusuf yang sedang berkacak pinggang di depannya.
"Oh ini perempuan yang sudah membuat anakku babak belur!" geram ibu Yusuf yang langsung melontarkan kesalahan terhadap Aya.
"Maksud Ibu apa, menuduhku sembarangan seperti itu, seharusnya aku yang menuntut anak Ibu karena hampir melecehkan saya," balas Aya tak kalah sengitnya.
"Kurang ngajar, plaaak." Tamparan pun lolos melesat ke pipi Aya.
"Ada apa ini! Berani-beraninya kau menampar anakku Dewi!" teriak Anjar yang tidak terima anaknya di tampar oleh orang lain.
"Biar anakmu merasakan apa yang sudah di rasakan oleh anakku, heh Anjar dengar ya, anakmu ini sudah membuat Yusuf babak belur, dia ini tadi malam jalan sama anakku tapi di tempat yang sama dia juga sedang janjian dengan pria lain sehingga di situ anak saya yang jadi korban di pukuli habis-habisan oleh pacar anakmu itu, dasar perempuan tidak benar percuma saja anakmu itu menjadi guru kalau kelakuannya tidak kalah dengan PSK di luaran sana."
"Plaaak." Seketika tamparan melesat ke pipi Dewi.
"Sudah cukup kau menghina anakku, sekarang kau pergi dari rumahku atau akan ku panggilkan tetangga untuk mengusir mu," ancam Anjar.
"Oh bagus dong panggil tetanggamu biar mereka tahu kelakuan anakmu di luaran sana," tantang Dewi.
"Kelakuan yang seperti apa! Apa kau punya bukti kalau anakku yang melakukan itu, he Dewi dengar ya! anakmu itu laki-laki masak urusan seperti ini laporan sama ibunya, pantesan saja anakku dari dulu tidak mau sama anakmu hii ternyata kelakuannya seperti itu," balas Anjar tidak kalah menyakitkan.
"Kurang ngajar ya kau!" geram Dewi sambil mengangkat tangannya namu sayang dengan cepat Ayana menangkisnya.
"Jangan pernah sakiti Ibuku ini urusanku dengan anak Ibu, kalau aku mau akan aku tuntut anak ibu atas pelecehan yang hampir dia lakukan terhadap saya, ingat ya Ibu aku punya semua buktinya," ancam Ayana yang membuat pasangan suami-istri itu saling pandang.
"Ayo Bu, lebih baik kita pulang saja," ajak suaminya.
"Bapak ini kenapa sih, jangan takut dengan ancaman anak ingusan ini, aku tahu dia mengancam kita agar kita diam dan pulang, tapi tidak segampang itu, akan ku buat semua orang tahu tentang kelakuan buruk mu di luaran sana," balas Dewi.
"Silahkan, tapi ingat ketika anda mulai menyebarkan fitnah terhadap saya, saat itu juga anda sedang mempermalukan diri anda sendiri," tekan Ayana.
Setelah kepergian dua orang tadi Ayana merenung, dan tidak percaya kalau Yusuf merupakan pria yang seperti itu, bahkan dia berani playing victim atas tindakannya sendiri.
"Heeemb dasar laki-laki cemen, kau yang membuat masalah kau juga yang merasa seolah menjadi korban," gumam Ayana.
******
Gista sudah siap di antar ke sekolah, kali ini anak itu menolak di dampingi oleh pengasuh baru mungkin rasa trauma yang masih membekas dan sulit hilang di pikirannya, maka dari itu sekarang sang Nenek di minta untuk menjaga cucu satu-satunya itu.
"Mam, aku minta tolong karena Gista menolak untuk di dampingi pengasuh baru, jadi aku serahkan saja tugas ini kepada Mama, karena Gista akan merasa aman jika yang mendampinginya keluarga sendiri," ucap Andre.
"Iya sih biarlah untuk sementara waktu ini mama tinggalin dulu kesibukan mama, karena saat ini mental Gista lebih penting dari kesibukan mama di luaran sana," imbuh Ratna yang merasa kasihan terhadap cucunya itu.
"Sayang, maafkan nenek ya," ucap Ratna yang di angguki oleh Gista.
*****
Di sekolah saat ini Ayana sedang sibuk dengan kegiatan mengajarnya ibu guru cantik itu di tuntut untuk ceria meskipun keadaan hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja, apalagi dengan kejadian tadi pagi yang membuat moodnya sebagian rusak.
"Gimana anak-anak apa kalian sudah selesai mengerjakan tugasnya?" tanya Ayana dengan ceria.
"Sudah Ibu guru," jawab sebagian anak.
"Aku belum Ibu," sahut beberapa anak lainnya.
"Ya sudah yang sudah selesai bawa ke meja ibu dan yang belum selesai segera di selesaikan ya," ucap Aya yang di angguki oleh murid-muridnya.
Aya pun sedang sibuk memberi nilai atas kerja keras anak didiknya itu satu persatu, di tengah-tengah dia memberi nilai ada sesuatu yang membuat dirinya terkejut, dia melihat buku Gista yang sekarang sudah berada di tangannya.
"Hah buku Gista," gumam Aya dengan penuh kebahagiaan.
Ternyata setelah kejadian itu Gista semakin menunjukkan semangatnya dalam belajar hal itu juga yang membuat moodnya yang berantakan menjadi baik karena mendapati kemajuan dari salah satu anak didiknya.
"Alhamdulillah Nak, akhirnya kau bisa semangat lagi," ucapnya sendiri.
Pelajaran sudah berakhir bel pulang pun sudah berbunyi segera anak-anak berhamburan meninggalkan kelas, di sini Gista pulang paling terakhir anak itu seolah ingin mengungkapkan kata terhadap wali kelasnya itu.
"Gista sayang, kenapa belum pulang?" tanya Aya.
"Bu guru, hari ini Gista ingin mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian Ibu terhadap Gista," ucap bocah kecil itu.
"Itu sudah menjadi tugas ibu Sayang," sahut Aya.
"Ibu, kemarin aku mempergoki Daddy sedang ngelihatin Ibu, sepertinya Daddy Gista suka dengan Ibu," adu anak itu yang membuat mulut Aya tercekat tidak tahu harus bicara seperti apa.
"Ah Sayang, itu pasti kamunya yang salah lihat setiap manusia itu kan diberi penglihatan oleh Tuhan jadi mereka berhak melihat siapapun itu termasuk Daddy mu, mungkin dia tidak sengaja melihat ibu," jelas Aya.
"Oh begitu. Iya deh, nanti Gista akan cerita sama nenek siapa tahu saja tanggapan nenek berbeda," sahut Gista yang membuat Aya terkejut, ternyata anak didiknya yang murung aslinya seceria itu dan tidak mudah menyerah.
"Gista ayo pulang Nak," ajak Ratna. "Dari tadi nenek cari-cari ternyata kamu ada di sini bersama ibu Aya," ucap Ratna sedang Gista membalasnya dengan senyuman khasnya.
"He he ... Maaf Nek," sahut Gista.
"Baiklah sekarang ayo kita pulang," ajak Retno.
"Ibu, Aya pulang ya," pamit anak itu.
"Iya Sayang hati-hati di jalan," sahut Aya.
******
Retno mulai menyadari kedekatan antara Gista dan juga Ayana, bahkan sedikit timbul penyesalan kalau dulu dirinya egois main menjodohkan saja anaknya, namum di sisi lain dia tidak boleh menyesali semua yang sudah menjadi takdir berkat perjodohan itu dirinya mempunyai seorang cucu yang begitu cantik dan imut, meskipun dirinya harus kehilangan menantu kesayangannya, karena memang Mariah memiliki riwayat penyakit jantung.
"Mariah, kau pasti sekarang bangga dengan anakmu yang kembali ceria seperti dulu lagi, maafkan kita ya, hampir kecolongan menjaga Gista," ucap Retno, yang menyesali kejadian kemarin.
*****
Aya sudah sampai di depan rumahnya, namun gadis itu di kejutkan dengan kedatangan pak RT dan juga para tetangganya yang datang berbondong-bondong ke rumahnya.
"Permisi, Pak RT ada apa datang kemari," ucap Aya.
"Maaf Neng Aya, kedatangan kami ke sini karena laporan beberapa warga tentang kekerasan yang terjadi dengan Nak Yusuf, menurut laporan yang ada, Neng Aya di duga menjadi penyebab atas kegaduhan itu, maka dari itu saya selaku RT di sini, ingin menanyakan kebenarannya dari kedua belah pihak, karena pihak Yusuf tidak terima dan sudah melayangkan kasus yang menimpa anaknya ke pihak yang berwajib," terang Pak RT.
Degh!!!!
Catatan penulis.
selamat pagi menjelang siang, semoga kakak-kakak suka dengan kelanjutan dari kisah ini.🙏🙏🙏❤️❤️❤️
siapa ya yg coba memeras Bu Retno