NovelToon NovelToon
Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Raina cantika gadis berusia 23 tahun harus menerima kenyataan jika adiknya sebelum meninggal telah memilihkannya seorang calon suami.
Namun tanpa Raina ketahui jika calon suaminya itu adalah seorang mafia yang pernah di tolong oleh adiknya.
Akankah Raina menerima laki-laki itu untuk menjadi suaminya?
Apakah Raina dapat bahagia bersama laki-laki yang tidak dia kenal?
Ikuti kisah mereka selanjutnya, ya!
Jangan lupa untuk follow, like dan komentarnya!
Terima kasih 🙏 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Berusaha meminta maaf

Morgan pun kembali menghampiri Raina, yang tertidur di sofa. namun seketika dia terkejut, saat melihat Raina sudah terbangun.

"Kamu sudah bangun?" tanya Morgan.

Raina yang merasa pusing pun, mengangguk pelan. "Apa dia sudah pulang?" Balik bertanya.

Morgan pun mengangguk pelan. "Dia baru saja pulang. Kenapa, kamu tidur di sini?"

"Tadi Aku ketiduran. Kalau begitu, Aku permisi dulu." jawab Raina, berlalu dari hadapan Morgan.

Morgan menatap kepergian Raina, dengan tatapan sulit di artikan. dia benar-benar tidak habis pikir, dengan sikap arsenio kepada Raina saat ini.

Dia juga menyayangkan kenapa almarhum fikri, membiarkan Raina menikah dengan laki-laki dingin seperti arsenio.

Morgan yang tidak ingin pusing pun, memutuskan untuk pergi ke kamarnya. saat ini tubuhnya sangat lelah, karena seharian menemani arsenio bertemu dengan para kliennya.

*

*

*

Raina melangkahkan kaki, menuju ke kamarnya. sekilas dia melirik ke arah pintu kamar arsenio. dia menghela nafas merasa ragu, jika bisa meminta maaf pada laki-laki dingin itu.

Raina pun segera masuk ke kamarnya. dia pun membaringkan tubuhnya. sebelum tidur kembali, raina pun mengambil ponsel milik Fikri dan melihat kembali video peninggalannya.

Seketika Raina menangis. dirinya merasa tidak sanggup saat berada di posisi seperti ini. kehilangan Fikri membuat hatinya sangat sedih. bahkan luka di hatinya semakin sakit, saat melihat sikap dingin arsenio kepadanya.

'Aku ingin kakak merasakan, apa yang aku rasakan, kak. Naik helikopter, Jalan-jalan bersama bang arsen. Aku harap kakak bisa melakukan, apa yang aku lakukan bersama bang arsen.'

Seketika perkataan Fikri terngiang-ngiang, di telinga Raina. dia pun menangis sejadi-jadinya, mengingat hal yang sangat menyakitkan hatinya.

*

*

*

Pagi ini, Raina bangun lebih awal. hal itu merupakan kebiasaannya, saat bekerja selama di kota.

"Nona! Apa yang sedang anda lakukan di sini?" Dila terkejut, melihat Raina sedang berkutat di dapur.

Raina melirik sekilas pada dila dan tersenyum. "Aku ingin membuat sarapan, dila. "

"Nona, biar saya saja. Nona tinggal bilang, mau makan apa?" Dila yang takut arsenio marah pun, mengambil pisau yang sedang di pegang oleh Raina.

Raina pun terdiam, melihat sikap Dila yang begitu takut saat ini. satu alasan di balik sikap Dila, yaitu dia takut jika arsenio memarahinya.

"Tidak apa-apa, Dila. Jika tuan mu marah, maka aku akan menghadapinya." Raina pun, kembali mengambil pisau itu. dia pun, melanjutkan aktivitasnya yang sedang memotong bawang.

Dila menghela nafas kasar. baru kali ini, dia di hadapkan dengan perempuan yang sangat keras kepala. tetapi Dila bangga, karena Raina tidak bersikap sombong seperti istri orang kaya pada umumnya.

Dila pun mendekati Raina. dia pun menatap bahan makanan, yang sudah berjejer di atas meja.

"Nona mau membuat makanan apa?" tanya Dila, menatap Raina.

"Aku akan membuat ayam goreng bawang putih, Dila. Apa kira-kira, tuan mu menyukainya?" tanya Raina balik.

Dila tersenyum tipis. "Tuan arsenio, tidak pernah pilih-pilih makanan, Nona. Tapi perlu Nona ketahui, jika tuan arsenio tidak menyukai makanan pedas."

Raina pun mengangguk pelan. dia pun semakin bersemangat, untuk membuat makanan untuk arsenio.

Satu jam berlalu, kini di meja makan sudah tersedia berbagai macam makanan.

Raina yang sudah selesai memasak pun, memutuskan untuk membersihkan diri. dia pun pamit pada Dila, untuk pergi ke kamarnya.

Di saat akan menaiki tangga, Raina pun berpapasan dengan arsenio yang terlihat tampan dengan memakai baju kemeja hitam, di sertai rambut yang masih basah.

Raina terlihat gugup, saat arsenio menatapnya tajam. Raina hanya mampu menundukkan kepalanya. namun siapa sangka, jika arsenio sama sekali tidak menyapanya.

Arsenio menuruni anak tangga begitu saja. hal itu pun, membuat Raina mematung dan terdiam di pertengahan anak tangga.

Dia merasa, jika arsenio sangat membatasi jarak antara dirinya dan Raina. kini Raina pun semakin ragu, jika dirinya bisa bertahan berdampingan dengan laki-laki seperti arsenio.

"Apa dia tidak normal?" gumam Raina pelan.

"Kamu sedang melihat apa?"

Raina tiba-tiba saja terkejut, ketika Morgan sudah berdiri di sampingnya.

"A-aku tidak melihat apa-apa. Maaf, aku permisi dulu." Raina yang merasa malu pun, segera pergi dari hadapan Morgan.

Hal itu membuat Morgan mengangkat bahu acuh. dia pun melanjutkan langkahnya, mengikuti arsenio yang sudah pergi duluan.

Raina pun segera membersihkan badannya. dia tidak mau, membuat arsenio dan yang lainnya menunggu dirinya.

*

*

*

Arsenio duduk di kursi sambil menatap makanan, yang tersedia di meja makan. dia merasa ada aneh, dengan menu sarapan kali ini.

"Siapa yang menyuruh mu, membuat makanan sebanyak ini?" Arsenio menatap tajam Dila, yang menunduk ketakutan.

"Maaf tuan. Sebenarnya saya sudah memberitahu Nona Raina, supaya tidak usah memasak. Tapi Nona Raina sendiri, tetap memaksa ingin memasak untuk semua orang yang berada di sini." Dila memberitahu arsenio, yang sebenarnya. dia berharap tuannya itu, benar-benar tidak marah kepadanya.

Arsenio mengeraskan rahangnya, saat tahu Raina sudah mulai berani melakukan hal apapun tanpa perintahnya. dia pun menatap semua makanan itu, dengan tatapan sulit di artikan.

"Kenapa dengan diri mu, arsen?" Morgan yang baru datang pun, berdiri di samping arsenio.

"Tanyakan saja pada dia." jawab arsenio, dingin.

Morgan yang mengerti akan perkataan arsenio pun, langsung menanyakan hal membuat arsenio bisa marah.

Dila pun segera memberitahukan semuanya tentang Raina, pada Morgan.

"Jadi, semua masakan ini dia yang buat. Hebat! Zaman sekarang, jarang sekali ada perempuan cantik yang bisa memasak seperti ini." ujar Morgan, tegas.

Arsenio hanya terdiam. dia sama sekali tidak berniat, untuk memakan masakan yang di buat Raina.

"Selamat pagi." Raina yang selesai mandi pun, menghampiri meja makan. dia pun melirik sekilas pada arsenio, yang terdiam dengan aura dinginnya.

Arsenio pun mengambil piring dan mengisinya dengan nasi.

"B-biar Aku saja yang mengisi piringnya." ucap Raina, bangkit dari duduknya.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri!" balas arsenio dingin.

Raina yang sedikit kecewa, kembali duduk. dia pun melanjutkan kembali sarapannya, dengan keadaan sangat canggung di antara mereka.

Morgan dan dila hanya saling tatap, melihat interaksi kedua orang di hadapan mereka. sesekali mereka merasa gemas pada sikap arsenio, yang sangat dingin kepada Raina.

Raina hanya melirik sekilas pada arsenio, yang mulai menyuapkan makanannya. dia berharap, arsenio menyukai masakannya itu.

"Maaf, jika masakan ku tidak enak." Dengan suara pelan, Raina memberanikan diri membuka suaranya.

Arsenio tiba-tiba menghentikan pergerakannya. dia melirik sekilas pada Raina, yang menatapnya.

Raina menghela nafas kasar, saat melihat sikap arsenio. "Maafkan, sikap ku selama ini. Sekarang aku tahu semuanya, jika memang kamu bukanlah yang membunuh adik ku."

Arsenio mengeratkan tangannya, pada sendok. dia pun beranjak dari duduknya, dan meninggalkan meja makan.

Raina menatap kepergian arsenio. dia pun merutuki dirinya sendiri, karena sudah berbicara hal yang sensitif saat arsenio masih makan.

"Nona, apa anda baik-baik saja?" Dila yang khawatir pun, menghampiri Raina.

Raina melihat ke arah Dila. "Aku baik-baik saja. Tapi saat ini, aku juga harus berbicara dengan dia."

Setelah mengatakan keinginannya, Raina pun segera menyusul arsenio yang sudah pergi menjauh.

Dila menatap kepergian Raina. dia merasa khawatir dan takut, jika arsenio akan bersikap kasar pada Raina.

"Kamu jangan khawatir. Dia pasti tahu, apa yang harus di lakukan untuk menghadapi, tuan arsenio." Morgan yang tahu akan kekhawatiran Dila pun, memberikan penjelasan.

*

*

*

"Tunggu!" Raina berlari kecil, menyusul arsenio yang sudah pergi menjauh.

Arsenio menghentikan langkahnya. dia pun menatap tajam Raina yang sedang mengatur nafas.

1
Putri Hardhita Kasih
lanjut,,,,
PengGeng EN SifHa
es balok mulai mencair
Lestari End
kereeen
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
wah wah siapa tu fero kah...
PengGeng EN SifHa
sangat rapi dalam setiap baitnya & mudah untuk dicerna
PengGeng EN SifHa
cerita yang sangat bagus & tertata rapi dalam setiap baitnya...lanjut thooooorrrr...selamat berpuasa🙏
mommy jay: Terima kasih atas supportnya 🙏💕.
total 1 replies
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
lanjut thooooorrrr
PengGeng EN SifHa
lanjuuut thoooorrrr✊️✊️✊️
Uswatun Kasanah
lanjut Thor
Rosa Lina
tdk up sdh kha ni
Rosa Lina
mana sdh kelanjutan nya kka
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
BENER² SI ADRENALIN. MAUJADI SI SARAS 008 KALI YA...BERGELANTUNGAN
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
cerita yang ku tunggu tentang MAFIA💞
hai
baru mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!