NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan

Galen dan Lucyana masih berada di apartemen. Mereka makan malam bersama, tentunya makan masakan yang Lucyana masak. Detik itu juga gadis itu mulai bekerja pada Galen. Ia bersemangat karena Galen sudah membayarnya penuh. Bahkan uang yang Galen berikan bisa ia dapatkan jika bekerja di florist selama bertahun-tahun.

Selesai makan Lucyana membereskan meja makan, tetapi Galen melarang untuk mencuci piring. Bertepatan dengan itu ponsel Galen berdering. Ada nama sang ibu muncul di layar ponselnya. Tidak menunggu apapun lagi Galen menerima panggilan itu.

"Galen, kamu di apart?"

"Iya."

"Pulang ke rumah ya. Kita makan malam bersama. Sudah lama kita gak makan malam bersama. Ada oma sama opa juga."

"Hmmm, satu jam lagi aku sampai."

"Baiklah, Mama tunggu. Sampai jumpa, Sayang."

Setelah itu sambungan telepon pun berakhir.

"Kakak mau pergi?" tanya Lucyana.

"Hmmm, mama suruh gue pulang," jawab Galen. "Mau ikut?"

Eh?

Lucyana langsung menggeleng, "kalau gitu aku pulang sekarang."

Lucyana mengambil tas miliknya, menyilangkan ke pundak. Ia kembali berpamitan kepada Galen, tetapi ketika akan pergi Galen mencegahnya dengan mencekal pergelangan tangan gadis itu. Lucyana kembali menoleh, mendongak untuk mempertemukan pandangannya dengan Galen.

"Aku antar. Tunggu di sini!" ucap Galen.

"Baiklah." Lucyana mengangguk.

Galen mengayunkan langkah, kembali ke kamarnya. Tidak lama ia kembali dan sudah memakai hoodie berwarna hitam dengan brand D'Luna.

"Ayo."

Lucyana lantas melangkah mengikuti Galen seperti anak ayam mengikuti induknya. Dari lift sampai basement, bahkan sampai tiba di gedung apartemen yang Lucyana tinggali keduanya hanya diam. Hingga ketika Lucyana akan turun Galen lebih dulu bersuara.

"Yakin gak mau ikut?" tanya Galen.

Lucyana yang akan membuka pintu mengurungkan niatnya, ia menoleh ke arah Galen. "Lain kali saja. Salam buat keluarga Kakak ya."

"Hmmm."

"Aku turun ya. Makasih sudah mau anterin aku," ucap Lucyana dibalas anggukkan oleh Galen.

"Besok sekolah gue jemput," ucap Galen membuat Lucyana kembali menoleh je arah Galen.

"Tapi —"

Galen menoleh ke arah Lucyana, tatapan Galen seperti tidak ingin ada bantahan.

"Baiklah." Lucyana mengangguk pasrah.

Setelah berada di luar Lucyana melambaikan tangannya sebelum Galen pergi bersama dengan mobilnya. Untuk beberapa saat Lucyana masih berdiri di tempat yang sama, memerhatikan mobil yang Galen kendarai.

"Sebenarnya, dia anggap aku apa sih?" Lucyana mengaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Terkandang memang Lucyana merasa bingung dengan sikap Galen padanya. Ia juga tidak ingin salah mengartikan sikap Galen selama ini, takut membuat hatinya justru sakit.

Galen sendiri masih berada di jalan berkutat dengan jalanan yang amat padat. Hingga waktu satu jam yang dijanjikan oleh Galen pada Aluna mundur. Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam Galen sampai di mansion orangtuanya. Bersamaan dengan kedatangannya, Elgar pun juga baru sampai. Tidak seperti biasanya mansion itu sangat ramai.

Galen lantas keluar dari mobil yang langsung disambut oleh Elgar. "Hai, Boy. Apa kabar?" Elgar merentang kedua tangannya, memberi pelukan ala pria kepada Galen. "Semuanya baik, 'kan?"

"Ya," jawab Galen singkat.

"Jangan terlalu banyak merokok," peringat Elgar disambut anggukkan kecil oleh Galen.

Galen lantas masuk ke dalam mansion, berjalan beriringan dengan Elgar, membiarkan tangan sang ayah melingkar di pundaknya. Kedatangan mereka disambut oleh para pelayan yang berjejer di pintu masuk mansion.

"Ah itu dia, mereka sudah datang," ucap Aluna.

Aluna berjalan menghampiri suami dan juga anaknya, menyambut kedatangan mereka dengan pelukan.

"Kamu mau makan dulu atau mandi?" tanya Aluna pada Elgar.

"Makan saja dulu," jawab Elgar.

Galen memilih untuk lebih dulu ke ruangan makan bergabung dengan yang lainnya. Rupanya semua keluarganya datang.

"Ini dia kesayangan aunty." Elsa menyambut kedatangan keponakannya. Begitu juga dengan Sandra, Arleta dan juga Adrian. Ada juga sepupunya Eliza, anak dari Elsa dan Zaiyan , juga Alzer, anak Sandra dan Daren.

"Kamu tidak meminta mainan padaku lagi?" tawar Zaiyan.

"Aku mau ini." Galen menunjukkan gambar mobil sport yang ada di layar ponselnya. Mobil sport keluaran terbaru yang jelas harganya tidak main-main.

"Oh my god!" Mata Zaiyan terbelalak membuat siapa yang melihat tertawa.

"Putraku sudah bukan anak kecil lagi, Zaiyan. Dia tidak akan meminta mainan biasa," ucap Elgar seraya menepuk pundak putranya beberapa kali.

"Dia sama sepertimu," ucap Zaiyan.

"Dia putraku," balas Elgar.

"Ada satu yang berbeda," ucap Aluna.

"Apanya?" tanya Elgar pada Aluna.

"Dia irit bicara," jawab Aluna. "Padahal waktu aku mengandungnya aku banyak bicara. Juga waktu dia kecil. Bibir kecilnya selalu bilang. Ma ayen mau tutu," sambungnya.

"Ma …."

"Iya, Sayang. Mama tidak akan membicarakan ini lagi," ucap Aluna seraya melipat bibir untuk menahan tawanya. "Ayo sebaiknya kita makan malam," ajak Aluna di sambut anggukkan setuju oleh semua orang.

Semua orang lantas menarik kursi dan duduk di tempat masing-masing.

Susana di ruangan itu berbeda dari biasanya ramai dan terasa hangat. Sudah lama mereka tidak berkumpul.

"Kak Rania dan Kak Farel tidak datang?" tanya Elsa pada Aluna sembari mengambil makanan untuk sang suami.

"Aku sudah mengundangnya, tapi rupanya mereka ada di luar negeri. Safira sakit dan harus dirawat di rumah sakit," jawab Aluna.

Galen mendongak, melihat ke arah mamanya. Arabella yang duduk berseberangan langsung dengan Galen memerhatikan perubahan mimik wajah sang kakak. Galen yang minim ekspresi membuat Arabella tidak bisa menebak apa yang sedang dipikiran oleh sang kakak.

Tidak ada lagi pertanyaan, mereka fokus dengan makanan masing-masing. Kecuali Galen dan juga Arabella. Galen hanya mengaduk-aduk makanannya, sedangkan Arabella fokus memerhatikan sang kakak yang sepertinya sedang melamun.

"Galen, kenapa makanannya hanya diaduk-aduk?" tanya Aluna membuat lamunan Galen buyar. "Kamu sakit, Sayang?" tanya lagi Aluna.

Galen menggelengkan kepalanya, "aku sudah kenyang."

"Kenyang?" Kening Aluna mengernyit.

"Aku sudah makan tadi di apart?" jawab Galen.

"Lucyana yang masak?" tebak Elgar langsung tanpa basa-basi.

"Pa …."

Elgar terkekeh pelan melihat ekspresi putranya. Galen sendiri mendengkus menanggapi kekehan papanya.

"Siapa Lucyana?" tanya Arleta.

"Dia anaknya mendiang Ivy Erlangga, Mam," jawab Aluna.

"Oh." Semua orang manggut-manggut menanggapi jawaban Aluna.

"Kalian pacaran?" tanya Adrian pada Galen.

"Baru pendekatan, Opa." Bukan Galen yang menjawab melainkan Arabella.

Galen mendongak ke arah Arabella, memandang adiknya dengan tatapan seolah sedang mengintimidasi. Namun adiknya justru terkekeh geli, merasa senang telah berhasil menggoda sang kakak.

"Benarkah?" Aluna melihat ke arah Galen.

"Ma, ck." Galen berdecak karena semua orang meledeknya.

"Ma, Pa, menurut kalian antara kak Safira dan Lucyana lebih cantik yang mana?" tanya Arabella bermaksud kembali menggoda Galen.

Galen kembali melihat ke arah sang adik dengan tatapan horor. Ia mengumpat dalam hati, tahu arah pembicaraan Arabella.

"Emm, menurut Mama keduannya sama-sama cantik. Hanya saja Safira terlihat lebih dewasa," jawab Aluna. "Dan Lucyana … dia sangat imut. Wajahnya tidak bosan untuk dipandang."

"Oma jadi penasaran seperti apa Lucyana itu," ucap Arleta.

"Tenang Oma, aku punya fotonya." Arabella menunjukkan foto Lucyana yang ada di ponselnya kepada semua orang.

"Dia imut sekali," puji Arleta.

Arabella menoleh ke arah Galen, mereka saling beradu pandang dengan tatapan berbeda. Galen menatap Arabella dengan tatapan horor, sedangkan Arabella justru sebaliknya. Gadis itu tersenyum, menggoda sang kakak dengan menaikturunkan kedua alisnya.

"Aku ke kamar dulu." Galen mendorong kursinya ke belakang, berdiri sebelum pergi dari meja makan.

"Dia sepertinya malu," ucap Elsa dibalas dengkusan oleh Galen.

Galen berjalan ke arah lift meninggalkan keluarganya yang masih saja menggodanya. Sampai di kamar Galen membuka hoodie yang langsung menampakkan otot perutnya. Galen lebih dulu menyalakan rokok sebelum mengayunkan langkah ke arah balkon.

BRAK

Galen menoleh lantas mendengkus melihat siapa yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Kak Safira sakit loh, Kak," ucap Arabella.

"I don't care," balas Galen seraya menghisap rokok yang terselip di sela jarinya. Setelah itu mengepulkan asap rokok yang langsung lenyap di udara.

"Semudah itu Kakak lupain kak Safira?" tanya Arabella.

"Dia hanya masalalu."

"Lalu Ana?"

Galen menoleh ke arah Arabella menatap sang adik sekilas sebelum kembali melihat ke depan. "Perlu gue jawab?"

Arabella mendengkus, terkadang ia juga kesal dengan sikap sang kakak yang terlampau dingin.

"Aku akan marah sama Kakak jika Kakak cuma mainin perasaan Ana."

Galen terdiam, memberikan jeda untuk merespon perkataan sang adik. Rokok di tangannya kembali dihisap sebelum membuang sisanya ke lantai lalu menginjaknya. Galen lantas menoleh ke arah Arabella.

"Lo tahu siapa gue, bukan?"

1
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
Neng Saripah
walah...ternyata ulah shafira ini
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
Alevin
ya ampun tiap episode 3x baca sembari nunggu update 🫣🫣
Echa: Terima kasih kakak😍😍😍😍
total 1 replies
Alevin
selalu sy tunggu tiap mnit update nya
tiap chapter minim 3x baca
soale nagih bgt
Echa: trima kasih Kakan 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alevin
setiap menit setiap jam ku buka agar segera up
Echa: Terima kasih Kakak 😍🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Shelvie Pandoju
sepertinya Ana slah paham mengenai Galen menduga Galen masih punya hubungan dengan Safira.
Echa: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!