NovelToon NovelToon
Waffle Caramel

Waffle Caramel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:699
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.

Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu Yang Dijanjikan

Suara deru mesin dari mobil sedan hitam, berhenti saat tepat di pelantaran rumah yang megah. Sesosok gadis dengan setelan seragam sekolahnya keluar dari dalam mobil, berjalan mendekati pintu rumah.

"Bi ... mama mana?"

"Nyonya ada di teras belakang, Non."

"Kalau papa di mana?"

"Kalau tuan, sekarang beliau masih diruang kerjanya."

"Oh ya bi, ini untuk bibi dengan yang lainnya, dan yang ini tolong disiapkan dan bawa ke tempat mama ya, aku mau ganti pakaian habis itu manggil papa, tolong ya bi, jangan lupa pula minumannya."

"Baik Non ..."

Yang dipanggil Bibi itu segera pergi ke dapur saat nona mudanya itu pergi ke kamarnya. Dikeluarkannya isi yang ada di dalam kotak bungkusan yang dikasih Nona nya, diletakan di piring datar besar, dan dia meletakan juga beberapa piring kecil, beberapa sendok, beberapa gelas dan juga seteko minuman.

"Hemmp, ini apa Bi ...?"

"Ini kue sama minuman, Nya."

"Kalau itu saya tahu, maksud saya ini ada acara apa?"

"Kalau itu saya hanya di suruh sama non Thea. Saya permisi, Nya." tuturnya setelah selesai meletakan semuanya di atas meja.

Erika tak tahu apa yang di inginkan putrinya itu, menyiapkan kue dan minuman segala di meja belakang dekat dengan dirinya. Erika tak ambil pusing dengan hal itu, dia lanjut membaca sebuah novel untuk mengisi waktu sorenya dirumah. Tidak beberapa lama suaminya muncul.

"Lah kok cuma ada Mama dan Nila yang disini, Thea nya mana?" Salman bingung yang di temuinya hanya istri dengan suster yang merawat istrinya.

"Ini ada apa Ma?" tanya Salman lagi melihat kue dan minuman tersusun di atas meja.

"Mama nggak tahu Pa, Thea nya ada dimana. Oh ini, kata bi Ima, Thea yang nyiapinnya." jawab Erika atas pertanyaan dari suaminya itu.

"Ini semua Thea yang nyuruh bi Ima?"

"Yuph." jawab Erika singkat.

"Papa ... Mama ...." panggil Karin yang muncul di hadapan Salman dan Erika.

"Kamu dari mana sih sayang, tadi nyuruh Papa kesini, tapi pas Papa di sini, kamu nggak ada, hanya ada Mama dan Nila."

"Hehehehe, tadi aku habis ke dapur dulu Pa. Oh ya Mbak, Mbak Nila boleh istrahat, soalnya ada kue untuk Mbak dengan yang lainnya. Temui aja bi Ima." tutur Karin menyuruh Nila agar bergabung dengan yang lainnya, dan Nila pun izin pamit ke mereka bertiga.

Karin segera duduk di dekat Mamanya yang duduk di atas kursi roda, Erika segera menutup novel yang sedang dia baca tadi.

"Ini ada apa sayang." Erika mulai menanyai putrinya tentang kue yang ia bawa itu.

"Sebenarnya nggak ada apa-apa sih Ma. Thea hanya membelinya untuk Mama dan yang lainnya, siapa tahu Mama suka." tutur Karin sembari memberikan sepotong kue ke Mamanya.

Salman tengah asik menyantap kue itu sendirian dengan nikmatnya, sampai tak berkomentar apapun saking asiknya makan kuenya, melihat hal itu, Karin dan Erika hanya tersenyum geli melihat tingkah dari Salman.

Erika tertawa kecil ketika melihat suaminya dan berkata:

"Enak Pa kuenya, sampai lahap makan kuenya."

Erika masih tertawa apalagi ketika melihat ekspresi Salman. Karin pun juga tak kuasa untuk tidak tertawa melihat Papa nya itu.

"Benaran enak ya Pa kuenya, masih ada banyak tu Pa, Thea nggak usah, soalnya Thea sudah makannya tadi sama teman sekelas Thea, sisakan untuk Mama ya Papa." Karin menggoda Papa nya.

Salman hanya tersenyum, mendengar penuturan dari anak dan istrinya itu. Dan kemudian mereka tertawa lepas menghangatkan suasana saat di terpa sinar mentari senja.

Erika mencoba untuk memakan kue itu, sampai terpancar rona merah di pipinya.

"Hemm, enak sayang kuenya, dimana kamu belinya." tanya Erika mengomentari kue yang dibeli oleh Karin.

"Di Papillon Noir Ma."

"Papillon Noir, dimana itu sayang?"

"Itu Ma, kafe baru yang ada di dekat sekolah Thea."

"Oh, kafe itu ya." Salman ngikut nimbrung di obrolan mereka.

"Bicara soal itu, Thea mau nanya sesuatu ke Papa?"

"Thea mau nanya apa sayang?" jawab Salman penasaran apa yang ingin putrinya tanyakan.

"Papa kenal dengan orang yang bekerja di kafe itu."

"Yang mana ya, Papa nggak ingat."

"Itu loh Pa, yang dua orang, yang kemarin datang ke sekolah dan katanya mau nemuin Papa."

Salman memijat keningnya mencoba mengingat-ingat siapa saja yang ditemuinya kemarin. Erika pun ikut bertanya ke putrinya, kenapa dia sangat begitu penasaran.

"Kenapa kamu ingin tahu tentang mereka sayang?"

"Sebenarnya Thea ingin tanya aja, soalnya tadi, Ami temanya Thea, dia bersikap nggak seperti biasanya yang selalu tenang dan juga nggak terlalu ikut campur dengan urusan orang lain, tapi saat di kafe itu sikapnya berubah Ma, apa lagi saat dia ketemu mereka berdua. Tahu nggak Ma dia bilang apa ke pegawai itu yang bikin Thea pingin nanya sama Papa." Erika menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya.

"Dia bilang, siapa kalian sebenarnya."

"Terus yang ditanyai itu bilang apa sayang." tanya Salman yang mendengarkan cerita Karin.

"Kalau tentang itu saya tidak bisa memberitahukannya, kamu hanya boleh tahu kami adalah pegawai disini." Karin menirukan gaya bicaranya Nana dengan ekspresi serius

Salman dan Erika hanya tersenyum melihat tingkah Karin yang menirukan cara bicara seseorang.

"Jadi gimana Pa?"

"Kemarin memang ada yang datang, cewek dan cowok, kan."

"Nah, iya benar Pa, mereka ngapain Pa, nemuin Papa kemarin."

"Kalau soal itu Papa nggak bisa bilang ke kamu sayang, soalnya mereka tidak mau untuk diberitahu ke orang lain tentang urusan mereka nemuin Papa." Salman mencoba memberitahukannya ke Karin

Karin menggembungkan pipinya merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan Salman ke dia.

"Kalau soal anak baru itu gimana Pa?" Karin bertanya lagi ke Papanya itu.

"Anak baru?" Salman terlihat sedikit bingung dengan pertanyaan dari putrinya hari ini.

"Iya Pa, anak baru yang sekelas dengan Thea. Rin Astav apalah itu namanya."

"Memangnya ada apa sayang dengan siswa baru itu?" tanya Erika penasaran.

"Nggak ada apa-apa sih Ma, Thea Cuma pengen tahu aja."

"Murid pindahan itu cowok kan, apa mungkin anak Mama ini –" ucapan Erika langsung dipotong dengan Karin.

"Nggak lah Ma, mana mungkin Thea suka sama dia." jawab Karin membantah ucapan Mamanya yang belum diselesaikan.

"Eh ... memangnya Mama ada bilang kata suka tadi." Erika mencoba menggoda putrinya.

"Bukannya Mama tadi bermaksud mau bilang begitu, kan." jawab Karin yang merasa bingung dengan apa yang diucapkan oleh Mamanya.

"Nggak ah, kan ucapan Mama tadi langsung Thea potong." Erika menggoda Karin lagi.

"Cowok itu tampan ya, kenalin ke Mama dong." canda Erika.

"Mama ... kan masih ada Papa disini." tutur Salman mendengar ucapan Erika tadi.

"Nggak ah, Mama sudah bosan lihat muka Papa, Mama lagi ingin lihat yang brondong-brondong." jawab Erika dengan mengalihkan mukanya kearah lain sambil menahan tawa.

Salman merasa kesal dengan penuturan istrinya itu, diambilnya kue yang ada dimeja dan dimakannya dengan terburu-buru, membuat tingkahnya persis seperti anak kecil yang tidak di kasih mainan baru oleh orang tuanya.

"Nggak ah Ma, Penampilannya kayak orang yang nggak bisa untuk bersosialisasi, anak kelas bilangnya si Cupu." tutur Karin ke Mamanya.

"Mama, kasihan Papa tu."

"Papa, maafin Mama ya ...." Erika mencoba merayu suaminya.

"Tapi kalau nggak ada Papa disini bolehkan." canda Erika yang menggoda Salman lagi.

"Ya, itu terserah Mama aja." tutur Salman yang masih ngambek

"Papa, maaf ya, Mama kan Cuma bercanda."

Erika mencoba untuk merayu Salman dengan pandangan yang memelas

Melihat ekspresi dari Erika, Salman tersenyum melihat istrinya yang membuat wajah lucu itu.

"Jadi Pa, gimana yang Thea tanyain tadi."

"Oh, yang masalah anak pindahan itu ya."

"Iya Papa ku sayang."

"Memangnya apanya yang ingin Thea ketahui?"

"Tentang dirinya lah Pa ...."

Salman berpikir-pikir apa yang harus dia katakan ke putrinya itu tentang siswa pindahan yang di tanyakan putrinya.

"Yah dia pindahan dari SMA 1 Permata, dia pindah karena masalah pribadinya, itu aja yang bisa Papa bilang."

"Hemm, hanya itu aja ya Pa." tutur Karin merasa masih belum cukup puas dengan apa yang didapatnya.

"Kita kembali kedalam yuk, dah mau malam." ajak Erika kepada anak dan suaminya.

"Bi Ima ...." Salman memanggil Bi Ima untuk membersihkan dan merapikan kue dan minuman mereka.

Bi Ima segera menanggapi panggilan itu, dia segera membersihkan meja di angkut semua dan di bawanya ke dapur, sedangkan majikannya, Salman, Erika dan Karin masuk kedalam. Karin mendorong kursi roda Mama nya.

"Mama besok kerumah sakit?" tanya Karin.

"Iya sayang, besok kan jadwal Mama cek up nya, ada apa?"

"Boleh nggak Thea temani Mama." pinta Karin untuk menemani Erika.

"Nggak usah, lebih baik Thea belajar disekolah, Mama ngak mau kalau anak Mama ini bolos sekolah hanya karena Mama."

"Benar kata Mama mu, lebih baik kamu ke sekolah, nanti Papa yang akan temani Mama."

"Iya, Ma, Pa."

Sembari menunggu waktu untuk makan malam, mereka berbincang di ruang keluarga. Setelah makan malam, Thea kembali ke kamarnya begitu pula dengan Salman dan Erika. Bi Ima membersihkan dan merapikan meja makan, Nila setalah makan malam dia pulang ke rumahnya, begitupun dengan supir yang menjemput Karin tadi sudah pulang kerumahnya.

Setelah di kamarnya, Salman mengangkat istrinya ke atas kasur dan setelah itu Salman duduk di sebelahnya di pinggir ranjang.

"Pa, Mama mau nanya?"

"Mama mau nanya apa?"

"Mama ingin tahu tentang yang Thea tanya tadi sore."

"Soal pegawai itu dan anak baru?"

"Iya Pa, nama anak baru itu Rin, kan, apa mungkin dia itu ...."

"Iya Ma, seperti yang Mama pikirkan, dia memang anaknya mereka, dan juga orang yang datang ke Papa yang ditanyain oleh Thea tadi adalah orang yang sama."

"Benaran Pa, terus kenapa saat Thea nanya tadi Papa bilangnya seperti itu." Erika merasa bingung

"Seperti yang Papa bilang tadi sore, dia yang menginginkannya, soalnya saat di sekolah dan di luar dia bagaikan siang dan malam." tutur Salman menjelaskan.

"Begitu ya Pa." Erika memahami alasan suaminya itu.

"Oh ya Pa, bagaimana janji kita dengan mereka." tanya Erika ke suaminya.

"Papa nggak tahu Ma, tapi janjinya kan saat nanti mereka dewasa." jawab Salman.

Mereka berdua terus berbincang sampai Erika merasa kantuk menyerang matanya.

...***...

 

Tok... tok... tok...

Tok... tok... tok...

 

Suara ketukan pintu kamar terus di gedor-gedor, sampai yang ada di dalam membuka pintunya.

"Ami nya mana?" tanya Olive ke teman sekamarnya Ami.

"Kak Ami, Mimi nggak tahu Kak Ami kemana."

"Nggak tahu ya Ami nya ke mana."

"Kak Tia tahu nggak Ami kemana?" tanya Tania yang melihat kakak kelasnya ada disana.

"Ami, kalau nggak salah dia bilang mau ke kamarnya Dinda." balas Tia atas pertanyaan Tania.

"Memangnya ada apa?"

"Nggak ada apa-apa Kak, hanya ada yang mau ditanyain ke Ami nya, kalau begitu kami permisi Kak." jawab Olive

"Maaf ya tadi gedor-gedor pintunya." tutur Tania meminta maaf ke Mimi dan Tia.

"Iya nggak apa Kak." tutur Mimi tersenyum begitupun dengan Tia.

Tania dan Olive segera pergi ke kamar Dinda yang ada di lantai atasnya. Mereka berdua mempercepat langkah mereka menuju ke kamar Dinda.

Ami mencoba bertanya sesuatu ke Dinda, mengenai Dinda yang bekerja di Papillon Noir. Ami bertanya apakah Dinda bisa meminta no hpnya cowok yang ada di kasir (Rin) atau nomornya Nana.

Dinda tak tahu apa yang ingin Ami lakukan saat dia mendapatkan nomornya Rin ataupun Nana, Dinda mencoba untuk bertanya tujuan Ami meminta nomor ponselnya mereka.

"Untuk apa nomor mereka?" tanya Dinda.

"Aku nggak mau macam-macam kok, aku Cuma mau nanya sesuatu ke salah satu dari mereka." tutur Ami, mencoba menjelaskan kenapa dia ingin nomornya Nana ataupun Rin.

"Nanya sesuatu, prihal tentang siapa mereka lagi?" tanya Dinda ke Ami dengan nada mencurigai Ami.

"Nggak lah Dinda, aku cuma mau tanya apakah aku bisa kerja disana juga ngak, cuma itu aja kok." ujar Ami menjelaskan ke Dinda atas kecurigaannya.

"Kalau itu kenapa minta nomor ponselnya mereka, kenapa tidak langsung minta nomor ponselnya pemilik kafe itu aja sekalian."

"Ya, karena dari yang aku lihat bahwa mereka itu orang penting disana, mungkin paling dekat dengan pemilik kafe, itu sih alasannya aku minta nomornya mereka, aku nggak mungkin langsung bertanya ke pemilik kafenya." tutur Ami.

"Ya sudah deh, aku aja yang nanya langsung sama pemilik kafenya gimana?" tanya Dinda ke Ami, dan Ami mengangguk menyetujuinya.

Dinda menelpon pemilik kafe yang tak lain adalah Rin. Setelah terhubung Dinda menyetel ke pengeras suara agar Ami juga bisa mendengarnya. Dinda menjelaskan dan menanyakan segala sesuatunya ke pemilik kafe (Rin).

"Maaf, saat ini saya belum membutuhkan tambahan karyawan baru, mungkin suatu saat nanti jika saya membutuhkan, saya akan menghubungi anda." jawab Rin dengan sedikit mengubah suaranya.

Ami memahami penjelasan dari pemilik kafe dan dia meminta agar nomor ponselnya bisa untuk disimpan.

Tok... tok... tok...

Tok... tok... tok...

 

"Din, tolong cek siapa tu." tutur Nia yang merupakan teman sekamar dan kakak kelasnya Dinda, dari meja belajarnya.

Dinda segera mengakhiri panggilan mereka tadi dan segera mengecek siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Dinda membuka lebar pintu kamarnya, sehingga yang di dalam dapat melihat yang ada di depan pintu itu.

"Kalian berdua ngapain kesini?" tanya Ami melihat Olive dan Tania yang mengetuk pintu kamarnya Dinda.

°

°

 

1
Hafin lubi
eh kukira berpenampilan coolkids
Mary_maki
Cerdik dan mengejutkan
Shinn Asuka
Gak nyangka! 😱
Dwi Rhea: apa nih yang nggak disangka?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!