Tidak pernah ada yang mengetahui tentang hubungan Bos antara Karyawannya. Mereka benar-benar sangat hebat menutupi tentang hubungan itu.
Akankah semuanya berjalan lancar sampai nantinya hubungan antara Bos dan Karyawan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ada Pembelaan
Dimana Lara dan Laura sudah ada didalam ruangan Atlas, tatapan Atlas semakin tajam sekali dia tidak memandang didepannya adalah Istrinya.
Jika melakukan kesalahan tetap saja dia akan memberikan hukuman.
Brak!
" Kalian cek pemasukan dan pengeluaran bulan lalu" kata Atlas dengan nada dinginnya
Laura benar-benar menjadi patung dan ternganga melihat dokumen diatas meja Atlas yang diberikan oleh Asistennya.
" Itu terlalu banyak bagaimana bisa menyelesaikan dalam satu hari?" protes Laura
" Saya tidak perduli, jika merasa keberatan kamu bisa angkat kakimu dan keluar dari Perusahaan ini masih banyak orang yang ingin bekerja di Perusahaan ini" jawab Atlas dengan tegasnya
Lara hanya diam saja, lalu tanpa berkata apapun lagi Laura mengambil dokumen diatas meja tersebut dengan raut wajahnya yang cemberut.
Lalu dia berpamitan kepada Atlas, tetapi saat dia ingin melewati Lara dengan sengajanya menyenggol Lara sehingga membuatnya hampir jatuh.
Atlas yang melihat itu hanya menghelankan nafasnya saja. Setelah dia keluar dimana Lara melangkahkan kakinya kedepan dan mengambil dokumen tersebut.
" Apa kamu baik-baik saja Honey?" tanya Atlas dengan nada khawatirnya
Sebenarnya dia khawatir dengan Lara, tetapi dia tidak ingin merasa ada yang tidak adil makanya dari itu maupun Lara atau Laura mereka mendapatkan hukuman juga.
" Aku tidak apa-apa jangan khawatir" jawab Lara sambil mengambil dokumen tersebut
Namun Lara terhenti saat Atlas memegangi tangannya Lara, dia gak Lara benar-benar tidak baik-baik saja hari ini.
" Maafkan aku jika memberimu hukuman Honey"
" Tidak apa-apa, itu salahku juga"
" Aku serius Honey, aku sebenarnya tidak ingin memberikan hukuman kepadamu tapi-"
" Aku tidak apa-apa Hubby, aku pamit dulu nanti jika sudah waktunya pulang jangan tunggu aku pulanglah terlebih dahulu" kata Lara lalu pergi keluar dari ruangan Atlas
Atlas hanya menghelankan nafasnya dia merasa tidak tega, namun itu sudah aturannya di Perusahaannya.
*******
Setelah Lara keluar dari ruangan Atlas, tatapan mereka sangat tertuju kepada Lara yang membawa dokumen lebih banyak dari Laura.
Bagaimana bisa? Tentu saja Laura mencurangi Lara dia hanya mengambil seberapa saja namun Lara yang lebih banyak dibandingkan Laura.
Itulah membuat Atlas menggelengkan kepalanya saja melihat Laura yang begitu malas sekali bekerja, laporannya kemari saja banyak salahnya sehingga membuat Asistennya Atlas memperbaikinya.
" Lara, kamu baik-baik saja?" tanya Jessica yang begitu khawatir
" Aku tidak apa-apa Jessica" jawab Lara dengan wajahnya terpaksa tersenyum
" Padahal kamu istrinya, masa iya dia tega sih menghukum kamu seharusnyakan Laura saja yang dihukum" protes Jessica
Lara hanya tersenyum saja, dia memang sudah sangat tau sifat Atlas bagaimana tidak akan membedakan antar istri dan karyawan jika ditempat kerja.
Kecuali dirumah, pastinya dia akan selalu membela jika Istrinya tidak salah.
" Sudah selesai saja pekerjaanmu, nanti bos akan marah lagi"
Jessica hanya menghelankan nafasnya saja, dia merasa kasian sekali kepada Lara yang selalu kena batunya.
Jessica kembali mengerjakan pekerjaannya, begitu juga Lara yang mulai mengecek pemasukkan beberapa bulan lalu.
*******
Tanpa disadari mereka, waktu telah menunjukkan jam 4 sore dimana semuanya sedang bersiap-siap untuk pulang.
Begitu juga dengan Laura, sebenarnya dia belum selesai dengan pekerjaannya tetapi dia tengah sibuk mempersiapkan dirinya untuk pulang.
" Lo bukannya belum selesai Laura?" tanya Chika yang satu tim bersamanya
" Serah-serah gue dong kenapa lo yang repot" jawab Laura dengan ketusnya
Chika hanya menggelengkan kepalanya saja dia benar-benar merasa Laura semaunya saja, namun semuanya belum pulang tetapi Laura terlebih dahulu pulang.
Semua tatapan heran menuju Laura padahal dia sedang kena hukuman, berbeda dengan Lara dia masih mengerjakannya tidak tau kapan selesainya tetapi dia masih setia dengan hukumannya.
" Lara, masih banyak?" tanya Jessica
" Lumayan sih ini, jangan tunggu aku kalau mau pulang silahkan saja Jessica"
Jessica menghelankan nafasnya dalam-dalam ingin sekali rasanya dia membantu Lara, namun jarak rumahnya dari Perusahaan lumayan jauh.
" Jangan masang wajah begitu, aku tidak apa-apa Jessica, kamu hati-hati ya diperjalanan pulang"
" Haaaa punya teman yang selalu mengatakan baik-baik saja namun sebenarnya dia tidak baik-baik, kalau begitu aku pamit duluan ya"
Lara menganggukkan kepalanya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Semakin lama semakin menjadi sepi ruangannya itu, dimana Lara yang masih tengah fokus dengan pekerjaannya.
Dimana Gabriel yang baru saja keluar dari ruangannya, kini melihat Lara yang masih ada didepan komputernya.
" Lembur?" tanya Gabriel
Lara langsung menoleh kearah suaranya" Iya lembur" jawab Lara dengan cepatnya
Gabriel menarik kursi disampingnya Lara, dia masih sangat tidak percaya apa yang ada disiaran itu.
Lara yang sangat fokus dengan komputernya dia tidak menghiraukan Gabriel sedang duduk disebelahnya.
" Lara, tentang siaran itu apakah benar?" tanya Gabriel dengan nada serius
" Jika benar lalu kenapa?"
Gabriel menghelankan nafasnya dalam-dalam.
" Sudah berapa lama menikah?"
" 3 tahun" jawab Lara dengan singkat
" Apa saat dia menjadi bos disini kalian sudah menikah?"
" Sebelum dia mengambil alih Perusahaan ini aku sudah satu tahun menikah dengannya dan aku juga sudah bekerja disini"
Gabriel hanya terdiam saat mendengar jawabannya Lara, betapa ketusnya jawaban Lara kepada Gabriel.
" Mengapa kamu tidak mengatakannya dari awal?"
Brak!
Lara menggebrak mejanya dengan kasar sehingga membuat Gabriel terkejut.
" Sedari awal aku sudah menolakmu Gabriel, aku sudah mengatakan bahwa aku sudah mempunyai pasangan namun kamu yang tidak pernah menghiraukan apapun yang aku katakan kepadamu"
" T-tapi aku pikir itu hanyalah sepasang kekasih bukannya memiliki suami"
" Cukup Gabriel, mau aku punya kekasih ataupun suami itu sudah membuktikan bahwa aku menolakmu bukannya kamu malah semakin berharap"
Gabriel terdiam kembali, mungkin apa yang dikatakan Lara adalah benar bahwa dia yang selalu tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Lara.
" Jika tidak ada lagi yang kamu bicarakan, tolong pergilah aku sedang sibuk"
Lara kembali duduk dan mulai mengotak-atik komputernya,.dimana Gabriel menghelankan nafasnya lalu bangun dari duduknya dan pergi.
Dari arah jendela, Atlas memerhatikan Lara dan Gabriel dia tersenyum melihat Lara yang selalu menolak Gabriel.
Itulah mengapa dia sangat suka kepada Lara dia akan selalu menolaknya jika memang tidak suka seperti Laura yang sering menyuruhnya.
Hanya saja Laura selalu maksa untuk melakukannya itulah yang membuat Lara tidak tahan dengan pemaksaannya Laura sehingga membuat mereka harus berdebat atau bertengkar terus.
Atlas berharap dengan hukuman ini Laura akan berhenti mencari masalah kepada Lara, karena jika dia selalu mencari masalah kepada Lara maka Lara akan selalu mendapatkan hukuman atas perilaku yang dibuat Laura.
Itu yang membuat Atlas tidak ingin, tetapi mau harus bagaimana lagi kalok sudah aturan di Perusahaannya.
semangat up lagi thor