JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
'Semua laki-laki sama saja, tidak cukup satu wanita'
Dengan cepat Gama berjalan di ikuti oleh Farell dan Febian. Ketiganya nampak panik.
"Wooiy, berhenti wooyy!!" Teriak Gama membuat para siswa yang berkerumun terkejut dan langsung menyingkir memberi jalan.
Suasana semakin menegang dengan kedatangan tiga cowok tampan itu.
"Astaga. Farell, Gama Febian datang!!"
"Anjirrr ganteng banget, kemarin seharian gak ketemu mereka kaya ada yang kurang!!"
"Farell tiap hari tambah ganteng aja gue rasaa!!"
"Gama kalau panik malah tambang ganteng!!"
"Febian kece banget wooy ganteng pula!!"
Di saat genting seperti ini mereka malah salfok dengan ketampanan tiga cowok itu.
Bukan saatnya tebat pesona, Febian menahan diri untuk tidak menyugar rambutnya.
"BUNGA, SUDAH BUNGA!!" Gama berusaha memisahkan Bunga dan Puput.
"Keyla." Gumam Farell melihat Keyla yang sedang berkelahi dengan Gladis.
Tatapan Farell menajam, cowok itu terlihat begitu marah. Dengan segera berjalan mendekati Keyla dan Gladis.
"Gara-gara lo, Gio masuk rumah sakit." Ucap Gladis dengan suara pelan namun penuh tekanan.
Mendengar itu Keyla langsung terkekeh, jadi ini alasan Gladis menyerangnya.
"Cowok sialan itu gue nggak perduli, Gladis" Gram Keyla yang juga menjambak rambut Gladis.
Mengingat Gio, seketika membuat emosi Keyla semakin meluap, apa lagi yang berhadapan dengannya ini selingkuhan Gio.
"Dasar cewek murahan!!"
Dengan sekuat tenaga Keyla melepas jambakan Gladis dari rambutnya, lalu mendorongnya dan.
Plak.
"Aakh"
Keyla kembali menampar wajah Gladis untuk meluapkan emosinya.
"Lu itu cewek murrahan Gladis." Tekan Keyla dengan nafas memburu.
Sejak mengetahui perselingkuhan Gio dan Gladis, Keyla ingin meluapkan emosi dan kecewanya, tapi entah kepada siapa, dan ini saatnya Keyla meluapkan semuanya.
Mata Gladis memerah penuh emosi. Tangannya terkepal kuat.
"Kira-kira apa maksud Keyla? kenapa ngatai Gladis cewek murahan?"
Mereka yang mendengar ucapan Keyla seketika merasa penasaran. Ingin tau apa maksud Keyla.
"Lu yang murahan Keyla."
Gladis tidak terima di Katai murahan, mendorong bahu Keyla, lalu tangannya terangkan ingin membalas.
"CUKUP GLADIS!!"
Farell mencekal kuat tangan Gladis yang terangkat di udara.
Keyla dan Gladis langsung menatap cowok itu.
"Farell" Ucap Keyla terkejut dengan kedatangan Farell.
"Lu keterlaluan." Gram Farell.
Di sisi lain Gama pun masih berusaha menghentikan Bunga dan Puput. Sementara Febian menghentikan Gaby dan Fipit.
Qilla? Gadis itu malah heboh sendiri menyemangati Gaby.
"Ayo Gab jambak lagi rambutnya" Heboh Qilla.
"Aaakh sakit kepala gue, lepasin" Teriak Fipit merasa sakit di kepalanya karena jambangan Gaby.
"Bodo amat gue nggak perduli, siapa suruh lu nyerang Keyla" Gaby tidak mau melepaskan jambakannya.
"Aaakh, sialan lu Gaby" Fipit pun membalas.
Febian berkacak pinggang menatap dua gadis di hadapannya yang sedang jambak-jambakan.
"Kalian ini udah gede masih aja ribut kaya anak SD" Heran Febian dan berusaha memisahkan.
"JAMBAK lagi Gaby yang kencang!!"
"COPOTIN AJA RAMBUTNYA sekalian Gab!!"
Plak.
"Aduuh!! Febiaan, sakit tau!!" Ringis Qilla mengelus keningnya yang di geplak Febian.
Cowok itu berdengkus sebal, bukannya melerai Qilla malah memanas-manasi.
"Lo itu bukannya di pisahkan malah di dukung" heran Febian jadinya.
Qilla menggembungkan pipinya kesal, tangannya masih mengelus-elus kening.
Febian yang melihat itu seketika mengerjap, lalu mengalihkan pandangannya dari Qilla.
"Sial, kok imut!!" Gumam Febian malah terpesona dengan keimutan seorang Qilla.
Pipinya yang mengembung membuat Qilla semakin imut, Febian jadi ingin mencubit pipinya.
"Bunga sayang udah berhenti!!"
"Apaan sih awas, dia udah ngebully Keyla" Bunga terus menyerang, begitupun dengan Fipit yang tidak mau kalah.
Gama gelagapan di tempatnya tidak tau harus berbuat apa.
"Ya elaah, ada masalah apa sih cewek?? Mana jambak-jambakan lagi, kalau mau berkelahi itu minimal saling tonjok cooy!!"
Gama jadi kesal sendiri karena kesusahan memisahkan mereka.
Dengan kesadaran penuh Gama menyerobok berdiri di tengah-tengah dua gadis itu untuk menghalangi agar tidak terus berkelahi.
Plak, plak.
"Aaakh, anjiiir "
Pekik Gama, matanya melotot syok mendapatkan tamparan di pipi kanan dan kirinya.
"Anjir pipi tampan gue!!" Gama menyentuh kedua pipi yang terasa perih dan memerah.
Sementara dua pelaku itu pun nampak terkejut, menatap Gama yang berdiri di tengah-tengah mereka.
Sungguh mereka tidak sengaja melakukannya karena tiba-tiba sekali Gama berdiri di tengah-tengah.
"Ya ampun, Lu gapapa?" Tanya Puput khawatir sambil menyentuh bahu Gama.
Sementara Bunga hanya menatap datar tidak merasa bersalah, sedikit terkejut. Siapa suruh berdiri di tengah-tengah, terima saja akibatnya.
Gama berdengkus sebal lalu menatap Puput.
"Cek. Lo pikir setelah mendapatkan tamparan gue bakal baik-baik aja? Ini sakit tau."
Sebenarnya yang lebih sakit itu tamparan dari Bunga.
Puput terlihat cemas dan merasa bersalah.
"Maaf Gama, gue nggak sengaja." Lirih Puput sambil menyentuh tangan Gama yang masih mengelus-elus pipinya.
Gama menghela nafas. "Ya, gapapa" Jawab Gama karena itu juga bukan salah mereka.
"Cih" Bunga berdecih melihat interaksi Gama dan Puput.
Ini alasan mengapa Bunga selalu menolak Gama, karena cowok itu terlalu friendly dan Playboy. Ya walaupun Gama selalu menegaskan bahwa cintanya hanya untuk Bunga.
Tapi Bunga tidak percaya dengan omong kosong buaya darat seperti Gama.
Mengalihkan pandangannya dari dua sejoli itu merasa risih juga melihat kelakuan Puput yang so imut dan so baik.
Gama yang mendengar decihan Bunga langsung menatapnya. Gama tersenyum miring. Apa Bungan cemburu? Wajahnya terlihat kesal.
"Cek, apa-apaan sih Lo!" Sewot Gama sambil menghempaskan tangan Puput dari tangannya membuat gadis itu terkejut. Gama tidak mau Bunga salah paham.
Puput menekuk wajahnya kesal. Padahal dirinya khawatir tapi Gama malah bereaksi seperti ini.
"Bunga!!" Panggil Gama dengan wajah memelas, ingin di kasihani oleh gadis yang di cintainya.
Tapi Bunga tidak merespon, tangannya terlipat di depan dada, penampilannya begitu berantakan. Rambutnya yang di urai cantik sudah tidak berbentuk lagi.
"Bunga!!" Kembali Gama memanggil.
Bunga menghela nafas kasar. Dengan malas menatap Gama.
Mata Gama tiba-tiba membulat terkejut, raut wajahnya berubah cemas.
"Ya ampun Bu, wajah cantik kamu!!" Gama menyentuh wajah Bunga, lalu mengelus sudut bibirnya yang pecah mengeluarkan darah.
Bunga sedikit meringis mendapatkan sentuhan di bibirnya.
"Cek, sakit anjir" Bunga menyingkirkan tangan Gama yang masih mengelus-elus sudut bibirnya.
Wajah Puput semakin di tekuk ketika melihat perhatian Gama kepada Bunga. Puput merasa kesal, padahal dirinya juga terluka tapi Gama tidak perduli.
Sorot mata Gama menajam rahangnya mengeras, tatapannya beralih menatap Puput.
Puput yang di tatap pun langsung tersenyum. Kelihatannya Gama akan perhatian kepadanya, karena wajahnya juga luka-luka.
"Gama---"
"Sialan Lo, udah bikin Bunga gue luka."
Bentak Gama membuat Puput terlonjak kaget, bukan Puput saja yang terkejut tapi beberapa siswa yang memperhatikan mereka pun ikut terkejut.
Wajah Puput memucat melihat tatapan nyalang Gama. Cowok itu terlihat begitu marah, nyalinya langsung menciut.
"Anjirr, Gama marah. Habis si Puput di tangan Gama." Ujar salah satu siswa.
Puput yang mendengar ucapan siswa itu seketika menelan ludahnya susah payah, mundur satu langkah tidak berani menatap Gama.
"Sekali lagi gue liat Lo lukai Bunga. Habis Lo di tangan gue." Ucap Gama penuh ancaman sambil menunjuk tepat di hadapan wajah Puput membuat gadis itu semakin gemetar takut.
Bunga menghela nafas panjang di hembuskannya secara kasar. Sebenarnya Gama tidak perlu mengancam Puput seperti itu, karena tanpa belaan dari Gama pun Bunga bisa menjaga dirinya sendiri.
Puput tidak berani bicara satu patah katapun.
"UDAH BERHENTI." Teriak Febian murka kesabarannya sudah benar-benar menipis.
Seketika membuat Gaby dan Fipit berhenti. Nafas kedua memburu, masih di liputi oleh amarah.
Qilla meringis menyentuh telinganya yang berdengung mendengar teriakan Febian.
"Kalian apa-apaan sih kenapa bertengkar?"
Omel Febian tidak habis fikir
Gaby dan Fipit hanya mendelik tidak menanggapi Febian.
"Syukurnya para guru belum datang. Tapi gue nggak yakin kalian akan terhindari dari hukuman" Febian mengingatkan mereka akan hukuman yang berlaku.
Mereka semua seketika terdiam. Benar apa kata Febian, pasti akan mendapatkan hukuman.
"Ini semua gara-gara Gladis dan teman-temannya mereka yang harus di hukum." Ujar Gaby sambil menatap Fipit tajam.
Jika saja Gladis dan teman-temannya tidak berulah, mereka pun tidak akan menyerang.
Fipit tersenyum sinis mendengar ucapan Gaby, nampak tidak terima.
"Enak aja, kalian lah yang harus di hukum."
Febian menghela nafas kasar, berdiri di tengah-tengah Gaby dan Fipit, jika di biarkan mereka akan kembali bertengkar.
"Sudah cukup." Tegas Febian membuat kedua gadis itu berdengkus memalingkan wajah.
"Apaan sih, lepasin" Gladis menghempaskan tangan Farell yang masih mencekal tangannya.
"Lu jangan ikut campur urusan gue"
Sungguh Gladis tidak suka Farell ikut campur urusannya. Mau jadi pahlawan ke siangan untuk Keyla?. Cih menyebalkan memang.
"Berani nyerang Keyla lagi, video lu gue sebarkan." Ancam Farell serius membuat Gladis makin tersulut emosi.
Menatap Farell tajam. Sebagai sepupu seharusnya Farell membelanya bukan malah menyudutkannya.
Keyla tersenyum miring. Tau video apa yang Farell maksud.
Mengingat video itu membuat hati Keyla sakit. Masih tidak menyangka Gio tega selingkuh.
Keyla tidak pernah berfikir Gio akan setega itu kepadanya. Cowok yang selalu berkata manis dan juga romantis ternyata tidak cukup satu wanita.
'Semua laki-laki sama saja, tidak cukup satu wanita' Batin Keyla di liputi amarah.
'Nyesel gue percaya sama yang namanya cowok kalau ujungnya sama saja'
Terselip rasa sesal di hati Keyla karena sudah menaruh kepercayaan kepada Gio. Cowok yang berhasil membuat Keyla percaya akan cinta.
Mengingat perlakuan Gio membuat Keyla terpikirkan seseorang.
Seseorang yang sudah menorehkan luka di hatinya, sampai membuat Keyla tidak percaya yang namanya cinta dan laki-laki. Luka hati itu sangat sulit di sembuhkan. Keyla membenci orang itu.
Terlihat di depan sana ada Putri bersama dengan beberapa siswa berjalan mendekati kerumunan.
Ya, Putri memanggil OSIS untuk menghentikan keributan itu. Putri juga menjelaskan apa yang sudah terjadi.
Siswa yang berkerumun menyadari kedatangan osis mereka segera menyingkir memberi jalan.
"Mampuss, Keenan datang!!"
"Waah, tatapan Ketos serem banget jiir!!"
Kembali siswa berbisik-bisik dengan kedatangan osis.
"Kalian keterlaluan, bisa-bisanya membuat keributan di sekolah." Ucap sang ketos dengan nada tegas.
Terlihat dari nama tagnya, Ketos itu bernama Keenan Al firdaus. Tubuhnya tegap tinggi, wajahnya tidak kalah tampan dari Inti Scary Tiger.
Penampilannya begitu rapih jauh berbeda dengan Farell, Febian dan Gama yang urak-urakan.
Bahkan baju mereka tidak di masukan dengan dua kancing yang sengaja di buka memperlihatkan baju hitam yang mereka pakai, selain itu mereka juga memakai jaket, di jaket itu ada lambang harimau. Dasi memang terpasang namun jauh dari kata rapih. Jangan lupakan pernak pernik yang mereka pakai, seperti kalung anting dan cincin.