Jerat Cinta Mantan Suami

Melihat bayangan seseorang berhenti tepat di hadapan nya, membuat Ishara langsung mengangkat pandangan nya.

“Apa aku boleh duduk disini?”Izin pria tersebut dengan nampan berisi makanan nya, tak lupa juga senyuman yang pria itu tujukan pada Ishara.

Terdiam sejenak kemudian Ishara ikut tersenyum singkat. “Hm, silahkan”

Melihat pria tersebut duduk lantas Ishara pun kembali melanjutkan makan siang nya. Karena saat ini wanita itu tengah berada di kantin perusahaan nya. Menikmati makan siang dari makanan yang ternyata cocok di lidah nya.

“Terima kasih” Pria itu tersenyum ramah menatap Ishara yang kini juga menatap nya dengan kepala mengangguk.

Mulai memakan makanan nya, pria di depan Ishara ini sesekali mencuri pandangan nya pada sosok di depan nya.

“Nona Ishara 'kan?” Pria itu bertanya dengan mata yang kini menatap fokus Ishara.

Ishara kembali mengangguk, membalas tatapan pria itu. “Benar Tuan Boyd”

Pria bernama lengkap Boyd Levart yang tak lain adalah seorang Direktur Keuangan di perusahaan raksasa tersebut terlihat terkekeh samar.

“Anda sudah mengenal saya rupanya”

“Tentu, semua ini berkat meeting tadi pagi” Balas ramah Ishara.

“Haha saya tidak menyangka kalau anda memiliki ingatan yang bagus, Nona”

“Jika aku pelupa, maka aku tidak bisa berada di posisi saat ini” Ishara terkekeh ringan sebagai candaan akan ucapan nya. “Dan tidak usah terlalu formal, cukup panggil nama saja”

Boyd menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu aku tidak akan segan, Ishara”

Percakapan ringan pun kembali kedua nya lanjutkan di sela makan siang nya. Sesaat Ishara mengusap tengkuk nya yang terasa merinding, pandangan nya pun sontak berkeliaran.

Disana.

Tepat di pintu masuk kantin tersebut terdapat sang pemilik perusahaan yang saat ini tengah menatap tajam ke arah nya dengan seorang pria di sebelahnya.

Ishara terdiam sesaat membuat Boyd yang semula tengah tertawa ringan karena candaan dari percakapan kedua nya ikut terdiam dan menoleh ke belakang tepat mengikuti arah tatapan Ishara.

“Astaga, pantas sekali terasa sepi. Ternyata ada Tuan Vincente” Seru pelan Boyd yang baru tersadar akan keheningan di kantin.

Ishara yang tersadar akan ucapan Boyd pun sontak menatap pria itu lalu sekitar nya. Benar semua nya diam, tidak ada yang bicara sedikit pun.

Ada juga yang sesekali mencuri pandangan pada sang CEO dan mengikuti arah tatapan nya.

“Apa-apaan sih dia?!” Batin Ishara mengusap wajah nya.

“Ini hanya perasaan aku saja atau memang Tuan Vincente menatap ke arah kita?”

“Emm entah lah” Ishara membereskan alat makan nya tanda ia telah selesai.

“Baru pertama kali Tuan Vincente muncul di sini, dan malah berdiam diri di sana” Ucap Boyd lagi membuat tangan Ishara menggenggam kuat alat makan nya.

“Mungkin Tuan Vincente ingin melihat suasana kantin” Jawab asal Ishara yang memang tidak tau tujuan pria itu. “Aku sudah selesai, aku tinggal duluan ya” Pamitnya seraya berdiri.

Boyd pun dengan cepat membereskan alat makan nya dan ikut berdiri. “Aku juga sudah selesai”

Keduanya jalan beriringan, lebih tepatnya Boyd yang berjalan di belakang Ishara karena tujuan keduanya sama-sama ke tempat untuk menaruh alat makan tersebut.

“Apa yang dia lakukan disini?” Batin bertanya-tanya Ishara.

Baru saja dirinya merasa tenang karena pagi ini hingga jam makan siang datang Agaskara tidak menganggu nya. Bersikap layaknya seorang atasan dengan benar, namun tiba-tiba saja pria itu berada di pintu masuk kantin dan entah sejak kapan menatap tajam ke arah nya.

“Apa yang akan kau lakukan setelah ini?” Boyd bertanya seraya berjalan menyamai langkah Ishara.

Sedangkan yang di tanya terlihat menghela napas saat melihat ke arah pintu sana sosok Agaskara sudah tidak terlihat.

“Ishara?” Panggil Boyd karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

“Eh maaf, sepertinya aku akan kembali keruangan” Ishara tersadar dan lantas menatap sekilas Boyd sebelum kembali meluruskan fokusnya pada jalan.

“Sepertinya kau terlihat lelah. Padahal aku ingin menunjukkan beberapa ruangan untuk menyegarkan otak”

“Lain kali saja Boyd, aku pasti akan meminta bantuan mu untuk itu”

Boyd tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya kedua nya berhenti.

“Baiklah aku tunggu permintaan pertolongan mu itu” Kekeh Boyd.

Kedua nya berpisah dimana Boyd melanjutkan langkah nya untuk pergi ke ruangan yang pria itu maksud, tepat berada di lantai yang sama dengan kantin.

Sedangkan Ishara memasuki lift untuk kembali ke ruangan nya dengan jantung yang berdetak tidak karuan.

“Haishh, menyebalkan!” Ishara menghentakkan kakinya saat merasakan rasa seperti ini. Sungguh ia tidak suka.

Ting!

Pintu lift pun terbuka dan kini ia kembali ke lantai delapan puluh empat tepat di ruangan paling atas dari gedung pencakar langit itu.

Langkah nya memberat saat keluar dari lift, Ishara menyesal karena seharusnya tadi ia berkeliling sama bersama Boyd bukan nya malah kembali ke ruangan nya.

Bagaimana jika nanti ternyata Agaskara si mantan suami nya ada di dalam ruangan nya? Pria itu 'kan sering bertingkah seenaknya!.

Mundur pun percuma karena pada akhirnya Ishara menghela napasnya sebelum membuka pintu ruangan milik nya.

Kosong, ternyata tidak ada Agaskara di sana!.

“Huh.. Syukurlah..” Hela lega Ishara setelah meneliti ruangan nya yang tidak ada siapapun.

Dengan perasaan senang Ishara pun memasuki ruangan nya dan kembali menutup pintu tersebut. Namun tiba-tiba matanya teralihkan pada sesuatu yang berada di sebelah pintu ruangan nya.

Tempat sampah.

Mendekat lalu mengangkat paperbag berlogo yang tak asing di mata nya kemudian melihat ke dalam nya.

Benar saja, paperbag tersebut berisi makanan yang ada di dalam kotak khusus nya.

Ishara di buat terdiam saat melihat itu, otak cerdasnya mulai berpikir karena sebelumnya ia tidak membuang ataupun memesan makanan dari restoran favoritnya tersebut.

“Aa-pa Agas ke sini tadi?” Gugupnya mulai memikirkan hal yang terjadi.

**

“Tuan, anda belum makan sejak pagi--”

“Buatkan kopi dan jangan biarkan siapapun menganggu ku” Potong Agaskara dingin.

“Baik Tuan” Zeo hanya bisa menurut saat ini melihat serta merasakan aura mencengkram dari sang bos.

Tanpa banyak basa-basi Zeo pun langsung keluar dari ruangan milik Agaskara kemudian menghela napas dan menatap ke arah pintu ruangan Ishara.

“Kenapa anda selalu berulah, Nyonya?”

...****************...

Hallo semuaaaa, maaf yaaa aku jarang banget update nya.

❤️‍🩹❤️‍🩹