Istri Sang Gubernur

"Pria itu adalah Alvin, pengusaha sekaligus anak pensiunan Brigjen pak, dia baru saja terjun di politik dengan masuk sebagai anggota partai kuning"

Johan menghadap Tantra memberi informasi soal pria yang sengaja membuat Amelia sebagai penyusup.

Tantra terdiam duduk di kursi kerjanya. tangannya memainkan gelas minuman yang sudah kosong.

"Jadi dia anak kemarin sore rupanya, beraninya dia mau melawanku" kata Tantra.

"Apa saya perlu berbuat sesuatu padanya pak?"

"Tidak Johan, biarkan saja aku ingin Amelia yang berbalik menghancurkan impian kekasihnya, ini akan menarik sekali"

"Baik pak"

"Johan intai terus pergerakan Alvin, oh ya beri celah Amelia bertemu dengannya aku ingin mendengar apa saja yang akan mereka bicarakan"

"Baik pak, saya akan pasang penyadap pada ponsel Bu Amelia"

"Johan...istriku itu wanita pandai dan licik ia pasti tahu jika kau menyadap ponselnya, ia tidak akan membawa benda itu saat menemui Alvin. cari benda lain yang bisa kau pasangi penyadap antingnya, jepit rambut atau apapun"

"Baik pak"

"Tunggu! jangan kau yang memasang penyadap itu biar Inka saja"

Johan tersenyum, ia lalu mengangguk sebelum beranjak pergi dari ruang kerja Tantra.

Malam ini Tantra akan menghadiri peresmian gedung kebudayaan di pusat kota. ia sudah rapi dengan stelan jas berwarna hitam. Johan sudah menyiapkan semua keperluannya hanya tinggal berangkat saja. Tantra sengaja tidak memberi tahu Amelia, ia yakin Amelia tidak akan mau ikut mendampinginya ke acara peresmian itu.

"Apa bapak yakin tidak akan mengajak Bu Amelia?" tanya Johan.

"Tidak, ayo kita berangkat"

Tantra berjalan menuruni anak tangga menuju ruang utama. ia menghentikan langkahnya begitu melihat Amelia berdiri disana lengkap dengan pakaian tradisional yang pas sekali dengannya. kebaya modern berwarna merah muda dipadu dengan selendang bermotif batik seperti kain bawahan yang di kenakan Amelia. rambutnya di sanggul rapi ke belakang. Amelia mengenakan sepasang giwang berlian yang membuatnya semakin nampak bersinar.

Sesaat dunia Tantra terasa berhenti berputar. ia menikmati keindahan di depan matanya. Amelia selalu berhasil membuatnya terpukau.

"Aku dapat undangan dari Inka untuk mendampingi mu ke peresmian" kata Amelia tanpa memandang Tantra.

Tantra hanya terdiam, ia berjalan menuju mobil mewahnya di ikuti Amelia yang berjalan di sisinya dan Johan serta Inka berjalan di belakang mereka.

Mobil yang di kendarai Johan tiba di tempat peresmian. suasana sangat ramai dengan kehadiran bintang tamu para artis dan tokoh penting lainnya. Tantra di sambut oleh walikota dan seluruh jajarannya. disana juga ada Maya yang nampak cantik dan elegan dengan kebaya berwarna krem. ia menyambut kedatangan Tantra dengan senyum sumringah membuat Amelia yang berdiri di sisi Tantra memandangnya dengan seksama. Amelia menatap Mata dari atas hingga bawah memperhatikan penampilan wanita itu. ia mengamati gerak gerik Maya yang akrab dengan Tantra.

"Hai Amelia" sapa Maya.

"Hai..." jawab Amelia canggung.

"Aku Maya teman sekolah suami mu dan kami masih berteman sampai sekarang aku harap kau tidak keberatan?"

"Tentu saja tidak" jawab Amelia tersenyum tipis melirik Tantra yang mengabaikan interaksi Amelia dengan Maya. pria itu sibuk dengan kolega politiknya.

Mengetahui Amelia ada di acara itu, wartawan segera berkerumun dan menyorot dirinya. selama ini Tantra di kenal sangat tertutup soal kehidupan pribadinya termasuk rumah tangganya. begitu ada kesempatan mendekati Amelia para pemburu berita itu segera mengadakan sesi wawancara dadakan dan mengambil gambar Amelia.

Paginya foto itu menjadi headline online dengan tag line, dokter Amelia istri cantik sang gubernur.