Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Mau Saja di Usilin
Dika merasa sedih yang teramat sangat ketika ingat mimpinya kalau Putri menjauhi dirinya hingga tidak terasa dia kembali tidur di tempat tidur yang ada di kamar tidurnya hingga hari minggu ini dia bermalas-malasan kecuali makan tidur seperti tidak ada niat untuk keluar karena tidak ada yang mau di jumpai Dika karena belum ada kabar dari Putri hingga hari Minggu yang di jalani seharusnya hari gembira jadi hari bermalas-malasan sampai hari berganti menjadi hari Senin
"Semangat, aku harus semangat"
Tiba-tiba Dika menyemangati dirinya untuk melupakan yang ada dengan suasana sekolah dan gadis-gadis cantik di sekolahnya hingga Dika tetap sekolah walaupun kegiatan pembelajaran sudah selesai karena disekolah diadakan Class meeting yang berlangsung selama lima hari dengan pertandingan antar kelas dari lomba voli, takraw, basket, Futsal ataupun sepak bola. Kelas Dika mengikuti semua lomba walaupun mereka mengalami kekalahan tapi mereka tetap semangat sampai pada hari sabtu seluruh siswa dikumpulkan dilapangan untuk menerima Hadiah dari pertandingan tapi tidak semua siswa tetap semangat untuk sekolah karena sudah mulai banyak yang tidak datang, khususnya hari ini.
Sementara itu, Dika yang kelasnya kemarin kalah dalam pertandingan melawan siswa kelas 9 hanya berdiri dibelakang barisan dari kawan kawanya dan sepertinya bahkan banyak kawannya yang sudah tidak mau masuk hari karena sudah hari terakhir sekolah sehingga barisan kelas 10 IPA-1 lebih sedikit walaupun hari ini diberikan informasi pengumuman untuk tata cara menerima raport pada hari senin.
"Berarti hari senin ya jam 9 pagi"
Teman-teman Dika yang datang menyimpulkan informasi dari Kepala sekolah yang akan mereka sampaikan pada orang tua termasuk melunasi SPP sampai bulan Desember
Sementara itu dibarisan paling belakang, Diyo merasa bosan karena kakinya mulai terasa pegal karena terlalu lama berbaris apalagi menerima informasi libur yang membuat dia tidak bisa jumpa dengan gadis-gadis.cantik.di sekolah sedangkan kalau dirumah, pujaan hatinya sepertinya pulang kampung hingga tidak bisa jumpa dengannya hingga terlihat dia bicara sendiri
"Senin terima Raport, setelah itu liburan dan tidak bisa melihat cewek cantik yang ada disampingku saat ini"
Dika bicara pelan tapi terdengar oleh Silvi dan Sekar Ayu.
"Kan bisa Dika datang kerumah kami, kebetulan rumah Sekar dekat dengan rumahku, hanya jarak jarak 1 rumah,"
Silvi sepertinya coba menghibur Dika dan memberi solusi kepada Dika dengan suara pelan
"Emangnya boleh, nanti ada cowok yang marah lagi."
"Siapa?, aku belum ada"
Silvi langsung membantah kata-kata Dika begitu juga dengan Sekar
"Aku juga belum ada"
"Jadi kalian berdua mau jadi sayang aku"
Dika pura pura terkejut mendengar kata-kata Silvi dan Sekar
"Enak saja, kamu ya harus pilihlah, jangan dua-duanya dipilih"
Sekar langsung protes dengan kata-kata Dika hingga Dika menjawab
"Kalau pilih Silvi, nanti Sekar marah atau kalau saya pilih Silvi maka Sekar yang marah, jadi lebih dua-duanya saja"
"Emangnya Dika mau sama aku"
Silvi menjawab dengan langsung menatap Dika yang tersenyum pada dirinya
"Mau dong, kamu kan cantik, baik, pintar, rajin menabung dan tidak sombong jadi laki-laki mana yang bisa menolak gadis secantik kamu"
Dika memuji Silvi setinggi langit yang membuat Silvi jadi tersipu malu
"Kalau sama aku"
Tiba-tiba Sekar menyela karena dia ingin di puji juga sama laki-laki tampan di dekat mereka ini sambil menatap Dika yang mulai bicara kepadanya
"Kalau Sekar seperti wanita keibuan, sabar, penyayang, pengertian dan tidak gampang marah"
Mendengar pujian dari Dika apalagi melihat senyuman manis dari Dika yang menghanyutkan hati mereka berdua hingga kedua kedua gadis cantik ini jadi malu malu dan merasa berbunga bunga perasaannya sampai mereka berdua tetap berbaris walau barisan sudah bubar sedangkan Dika sudah pergi meninggalkan mereka dan masuk ke kelas mengambil tasnya serta membiarkan dua gadis ini masih berdiri dilapangan sekolah sambil tersenyum-senyum sendiri
"Mereka banyak temannya pasti akan ada yang menyadarkan mereka berdua atau akan ku tunggu bila tidak ada yang menyadarkan mereka"
Dika tertawa sendiri sambil berjalan dengan santai untuk bisa berada di satu tempat sambil tersenyum-senyum sendiri
Sementara itu Irda, Farisa dan Zaheera bingung kenapa mereka masih berbaris berdua dan melihat kedua wajah sahabatnya ini masing masing tersenyum seperti dalam lamunan hingga mereka mendekatinya
"Hei kalian kenapa"
Irda coba menyadarkan mereka begitu juga dengan Zaheera
"Hallo..........'"
Tiba tiba Sekar dan Silvi terkejut karena tidak ada lagi orang yang berbaris dilapangan kecuali mereka berdua dan ketiga sahabatnya Irda, Zaheera dan Farisa sedang menatap mereka berdua.
"Ya, apa yang terjadi dengan kami"
Silvi jadi garuk-garuk kepala karena merasa dirinya aneh sendiri karena bisa-bisanya dia dan Sekar masih berada di lapangan
"Pasti ini ula usilnya Dika yang memuji orang setinggi langit sehingga cewek yang dipujinya jadi terbuai"
Irda menyimpulkan apa yang terjadi dengan kedua temannya hingga Farisa mengiyakannya
"Bisa jadi ya dan kalian mau saja di usilin sama Dika"
"Iya ya bisa jadi kalau Dika suka memuji kita yang gadis-gadis cantik ini dikelas sampai terbuai"
Zaheera juga setuju dengan kesimpulan Irda dan Farisa
Mereka jadi yakin kalau kata kata Dika bisa membuat banyak gadis terbuai seperti mampu mempengaruhi pikirannya namun tiba tiba Dika menjumpai mereka tanpa ada rasa bersalah namun mereka seperti melupakan keusilan yang baru dilakukan oleh Dika
"Pantas saja hari ini begitu ceria, ternyata disini berkumpul para Bidadari ya"
Kelimanya terdiam dan tersipu malu kalau di puji sama Dika hingga mereka saling pandang dan sama-sama memandang Dika
"Dika mau kemana?"
Tiba-tiba Irda bicara mendahului teman-temannya yang lain
"Mau pulang, hari senin kita jumpa lagi ya cantik " Dika bicara sambil melambaikan tangan
"Jumpa lagi ya Dika, bawah mama mertua ya"
Silvi langsung spontan menjawab kata-kata Dika yang di iyakan oleh kawan-kawannya yang lain
"Iya kita bakalan bertemu dengan mertua ni"
Semuanya tersenyum-senyum tanpa tahu tiba tiba Dika melakukan gerakan seperti melempar sesuatu lalu lari sekencang kencang dan membuat kelima gadis itu pun berlari kembali kekelas sementara Dika lari ke gerbang sekolah untuk pulang.
Kelima cewek cantik ini pun jadi heran sendiri setelah mereka sampai ke kelas
"Apa yang dilempar Dika tadi ya"
Irda bicara sambil berpikir-pikir dan mulai tersadar dengan apa yang terjadi begitu juga dengan Farisa
"Gak ada"
"Lalu kenapa kita berlari ya"
Zaheera bertanya kepada kelima temannya yang juga bingung
"Ya kalian juga berlari, ane!"
Silvi bicara sambil ngomel-ngomel sendiri
Sementara Sekar Ayu tertawa terpingkal pingkal sambil memegang perutnya sedangkan yang lain ikut tertawa
"Mau saja kita di Usilin Dika Ya"
Sekar bicara sambil terus tertawa sedangkan Irda jadi kesal sambil melontarkan kata-kata ancamannya
"Awas kau ya Dika!"