"Manusia tidak dapat dikalahkan selama ia masih percaya kepada dirinya sendiri"
Arya masih benar-benar tak percaya jika ia harus terseret ke dalam dunia berandal. Ia hanya ingin menjalankan kehidupannya dengan tenang dan damai di kota barunya.
Suatu hari ia mendapat masalah dengan salah satu pentolan Geng "Mandala" yang terkenal di sekolahnya. Namun karena bantuan dari seseorang, ia berhasil mengatasi pentolan Mandala yang mengakibatkan ia malah menjadi buronan kelompok-kelompok yang lebih besar. Lagi-lagi orang tersebut membantunya mengatasi gangster tersebut, merasa berhutang budi, ia akhirnya mengemban misi balas budi pada pemuda yang menolongnya membereskan permasalahan berandal di kota dan mengasah ilmu bela dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryuu Ajaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 : Invasi Mandala II
...Note : Mandala Gank, gangster yang berkuasa di sektor timur bagian utara meliputi seluruh Shouten dan bagian utara Houshen...
......................
..."Sialan...Kita benar-benar terkepung" Seru sang kapten....
...Keberaniannya perlahan sirna, rencana yang ia susun matang-matang bersama Ketua Mandala ternyata bisa terbaca semudah ini....
..."Kapten!! Bagaimana ini, lihat Ian dan orang bertopeng itu hampir menghancurkan setengah pasukan!! " Lapor anak buahnya....
...Ia berpikir sejenak, memikirkan rencana cadangan bila skenarionya gagal....
...Pria bertopeng badut terus mengamuk dengan membabi buta. Dari sorot matanya, ia sedang mengincar otak dari serangan tersebut....
..."Sebaiknya kau siapkan uang untuk biaya berobatmu!! sampah Mandala!!" Seru pria bertopeng terus merangsek mendekati kapten....
...Ia hanya berdiri mematung memandangi satu persatu anak buahnya yang roboh dihajar pria tersebut....
...Sementara di sisi lain Damian dan pria bermasker sudah selesai menghabisi para berandal yang tersisa....
...Wajah sang kapten pucat pasi, memikirkan keadaan yang berbalik bagi mereka. Raut penuh ketakutan tercetak di wajahnya....
..."Si... sial!! Rencana gagal... Ketua!! Michael, Billie!! Kumohon selamatkan aku!!"...
...Bakk!!!.......
..."Arkhhh!!!"...
...Pemimpin pasukan tersebut rebah ke tanah usai mendapat hantaman dari pria bertopeng, sementara anak buahnya yang tersisa berlutut memohon pengampunan....
...Sang pria bertopeng menjambak rambut sang kapten dan membenturkannya ke trotoar. Sang kapten hanya meraung sambil meronta-ronta menahan sakit....
...Sang pria bertopeng menarik masker milik sang kapten dan akhirnya identitas dari pemimpin kelompok tersebut terungkap....
...Ia terkekeh usai mengetahui jati diri dari pemimpin kelompok tersebut....
..."Oii Ian... kupikir orang orang Shouten itu berani menyebrang dan menyerang kemari, ternyata yang melakukan serangan adalah orang Houshen itu sendiri" Seru pria bertopeng dengan gigi bergemertak....
..."Iya kan... Nichole!!" Pria bertopeng juga ikut melepas topeng yang bertaut di wajahnya....
..."Ka... kau... Bang Leon?"...
...****************...
...Bugg!!......
..."Arkhh.... Kumohon maafkan aku!! Aku hanya disuruh oleh Yudha" Pinta Nichole mengerang kesakitan....
...Ian semakin mengencangkan pegangannya, sementara Leon terus melepaskan bogem mentahnya ke wajah Nichole yang terlihat lebam....
..."Leon, dia sudah pingsan beberapa kali. Mau sampai kapan kau menghajarnya" Ariz menghampiri mereka berdua yang tengah bersenang-senang....
..."Aku akan menghajarnya sampai ia lumpuh" Tukas Leon seakan tak peduli....
..."Kau sudah selesaikan pekerjaanmu??" Tanya Leon tanpa ekspresi....
..."Aku sudah mengikat mereka semua. Temannya Arya yang pingsan tadi juga sudah siuman" Jelas Ariz....
..."Kalau begitu, sebaiknya kau pergi ke toserba Unimag. Ryan sudah menunggumu" Leon kembali melayangkan tinjunya, kali ini lebih bertenaga....
..."Ada sekumpulan kecoa Shouten yang minta untuk dibereskan, kau pasti akan bersenang-senang" Leon berbalik, menampilkan seringai kejam yang jarang ia perlihatkan....
..."Benarkah... wahh, kalau begitu aku tidak boleh terlambat" Ariz membalasnya dengan senyuman....
..."Hadehh, gini amat punya temen ga beres" Rutuk damian dalam hati....
...Ariz Berbalik badan, dan mengambil salah satu motor yang terparkir, entah siapa pemiliknya....
...Brumm!!...
...Ia melaju pergi meninggalkan TKP, menuju depan supermarket yang dimaksud oleh Leon....
...Flashback selesai......
...****************...
...Note : Ilustrasi Toserba...
..."Kau lambat seperti biasanya... riz"...
..."Sepertinya kau sudah bersenang-senang duluan, Ryan" Ariz datang menghampiri Ryan....
..."Seperti yang kau lihat, 30 orang ini tak akan selesai bila hanya lima orang yang bertindak" Ryan mengeluarkan kuda-kuda....
..."Terserah mau 30, 50, atau 100.. aku akan menghabisinya" Tak mau ketinggalan, Ariz mengeluarkan pasangannya....
..."oii oii, Ryan dan Ariz. dua dari empat pilar... akulah yang akan membawa kepalamu di hadapan ketua!!" Arga tampak kesetanan....
...Alfian dan kedua pemuda bertopeng bersiaga dengan para berandal yang semakin memojokkan mereka. Sementara Ryan dan Ariz terlihat tenang seperti tak terjadi apa-apa....
..."Ayo semuanya!! Serang!!" Seru Arga pada seluruh bawahannya....
..."Ayoo!! Hajarr"...
..."Bantaii mereka!!"...
..."Uraaa"...
...Seluruh berandal tersebut mengeroyok mereka berlima. Pelataran toserba menjadi riuh, penuh hiruk pikuk para berandal....
...Alfian dan kedua pemuda bertopeng membuka jalan bagi Ariz dan Ryan untuk mencapai Arga. satu persatu berhasil dijatuhkan, namun kembali bangkit....
..."Sial tekad mereka kuat sekali" Alfian mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan....
..."Jangan lengah, sesuai intruksi yang kuberikan. Yang terpenting aku atau Ariz bisa mencapai orang itu" Ryan melirik tajam kearah Arga yang mematung menampilkan seringainya....
...Bakk!!!......
...Bruakk!!!.......
...Ariz dan dua pemuda dengan tenaganya melibas para gangster tersebut. Tak mau ketinggalan, Ryan dan Alfian kembali menerjang kearah mereka....
..."Hemat lebih banyak tenaga!! Serang titik vital mereka, jatuhkan secara cepat!!" Ariz memberi instruksi sembari membanting salah seorang lawannya....
...Kedua pemuda bertopeng tersebut dengan kompaknya menghantam kepala milik lawan. Dengan gerakan akrobatik dan terstruktur mereka berhasil mendesak kelompok tersebut....
..."Keparat, jadi ini kekuatan empat pilar??" Arga yang sedari tadi diam mengamati mulai resah akan keadaan....
...Ia memberanikan diri untuk terjun kedalam kumpulan, sasarannya adalah dua pemuda tersebut yang tengah asyik menghajar anak buah arga....
...Buakk!!!...
...Sebuah tinju mendarat di pipi salah satu pemuda, membuatnya terpelanting cukup keras ke tanah....
..."Rasakan itu bodoh!!" pekik Arga....
..."Sialan, beraninya menyerang dari belakang" Alfian berlari sekuat tenaga dan melepaskan tendangannya....
...Klakk!!......
...Kaki Alfian beradu dengan tumit dari Arga yang secara komposisi lebih besar dan berisi dari milik Alfian....
...Alfian mundur beberapa langkah sembari meringis menahan sakit. Arga berjalan santai menghampiri Alfian dan kedua pemuda bertopeng tersebut....
..."Ayolahh, kurang menghibur sekali. Apa hanya ini kemampuan dari kelompok Ashura?? Yang katanya kelompok paling..."...
..."Apa... apa yang terjadi??"...
...Arga merasa badannya seperti melayang, berputar seperti kapas yang tertiup angin. Kepalanya dan kakinya berputar bertukar posisi....
...Ia mengedarkan pandangannya, sontak terkejut lah ia saat mendapati lawan yang ia incar sedang mengangkat tubuhnya....
..."Sialan... ariz?? beneran tenaganya sebesar ini??" Seru arga dalam hati....
...Ia meronta-ronta sekuat tenaga, namun tetap saja tak ada hasilnya. Ariz sudah berhasil mendapat pijakan dan posisi yang lebih menguntungkan....
...Ariz tersenyum saat mendapati mangsanya yang tak berdaya melirik kearahnya. Pandangannya seperti sedang memohon untuk dilepaskan....
..."Bagaimana mungkin, badanku lebih besar... sangat, diatas dirinya... kenapaa?? kenapaa??"...
...Buakk!!!...
..."Uhkk!!!"...
...Suasana menjadi hening, walaupun terlihat suasana pelataran tersebut dipenuhi oleh para gangster. Namun tak ada satupun yang mengeluarkan suara, bahkan sepatah kata pun....
...Pandangan mereka tertuju pada satu orang, Ariz yang kini berdiri tanpa ekspresi. Dibawah kakinya, seseorang berbadan gempal dalam keadaan tersungkur....
..."Ba... bang Arga??"...
..."Bagaimana bisa??"...
..."Orang nomor tiga di Mandala?? Dikalahkan semudah ini??"...
...Kecemasan menyelimuti hati mereka, mentalnya anjlok seketika usai mendapati pimpinan mereka dapat dikalahkan semudah itu....
..."Semuanya.... sekarang tergantung kalian, ia menyerah atau... pertarungan kita lanjutkan!!" Seru Ryan....
...Para gangster tersebut sontak mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah kalah. Semuanya menundukan pandangannya, bersimpuh tetap dengan tangan terangkat....
..."Kembalilah ke Shouten, setidaknya kami masih punya hati nurani. Katakan pada pemimpin kalian, jikalau ingin berkunjung kembali ke houshen, lain kali bawa kepala dan wajahnya itu kemari!!"...
...Ryan, Ariz dan kawan kawan segera menghampiri motornya dan segera pergi meninggalkan kawanan berandal tersebut yang masih sibuk mengurusi rekannya yang terluka....
...****************...
..."Matilah kau!!"...
...Buakk!!!...
...Leon kembali mendaratkan tendangannya ke wajah Rey yang tengah bersimpuh, tetap dengan wajah dingin khasnya....
..."Kecoa Kecoa Shouten yang merepotkan... beraninya menyelinap kemari" Leon kembali melepas pukulan tepat di dagu Rey....
..."Ukhh!!!"...
...Reyy hanya meringis, sementara para Nichole beserta anak buahnya hanya bisa memandangi sekutu mereka yang dianiaya tersebut....
..."Kau tak mau menjawab pertanyaanku tadi. Apa aku harus mematahkan rahangmu dulu??" Leon mengangkat dagu Rey yang tertunduk lemas....
...Brumm!!!...
...Tiga buah motor berhenti tepat di jalanan dekat lokasi awal kejadian. Sang pemilik kendaraan segera turun dari motornya yang sudah terparkir....
..."Sudah Leon, biarkan dia menghela nafas" Ariz menghampiri Leon yang masih kesetanan....
..."Benar, sudah sedari tadi kau memukulinya" Sahut Ian yang sedang memberi air putih pada Novan....
..."Minumlah Van, nanti biar kami yang menghantarmu pulang" Ian menenangkan Novan yang masih lemas....
...Leon melepas ikatan yang membelenggu pergelangan Rey, kemudian berbalik menghampiri Nichole dan anak buahnya yang masih jongkok di trotoar....
...Leon mengabsen wajah para berandal yang berjumlah kurang lebih 50 an orang tersebut, lalu pandangannya teralihkan pada Damian dan Ryan....
..."Ian, kau sudah memeriksa ikatan mereka??" cecar Leon....
..."Yups, santai gak akan bisa dilepas itu mah. Ariz pinter juga ngiket-ngiket gitu, harus belajar ke dia lain kali" Jawab Ian dengan santai....
..."belajar ngiket buat apa??" Sahut Ariz....
..."hehehe, enggak kok riz" Ian nyengir kuda....
..."Ryan... tolong hubungi pihak kepolisian, orang-orang seperti mereka memang layak menjadi penghuni sel" Perintah Leon....
...Ryan hanya mengangguk kemudian merogoh Handphone miliknya, menghubungi nomor milik institusi pengayom masyarakat tersebut....
..."Sudah, lantas kita ngapain??" tanya Ryan dengan ekspresi polosnya....
..."Ya kabur dong, kamu mau ditangkap juga??" Mereka semua kabur menuju motor masing-masing meninggalkan Ryan yang masih mematung di tempat bersama Alfian....
..."Ehh... Oii tungguin dong, Fian gantian kamu yang nyetir"...
..."Ba... baik"...
...****************...
...Dari lantai atas bangunan kosong tersebut, terlihat prosesi bagaimana para berandal tersebut digiring oleh para petugas kepolisian....
...Tak luput juga massa yang tadinya amburadul ketakutan, kembali ke TKP hanya untuk menyaksikan kelompok tersebut digiring menuju mobil polisi....
..."Tepat waktu... untung kita segera pergi tadi" Cetus Leon....
..."Benar, telat sedikit saja kita juga pasti ikutan digiring" Timpal Ariz....
..."Sial kalian malah meninggalkanku, kawan macam apa itu" protes Ryan...
...mereka semua hanya tertawa kecil, termasuk Alfian yang juga ikutan ditinggal....
...Terlihat disana dua pria bertopeng yang ikut berpartisipasi dalam penghancuran kelompok Arga, salah seorang diantara mereka yang terluka tengah diobati oleh rekannya dan juga Novan....
..."Sudah tidak sakit??" Novan mengompres pipi pemuda tersebut....
..."Terimakasih, aku terlalu lengah tadi" Pemuda tersebut mengambil pijakan untuk duduk....
..."Terimakasih bantuannya ya van, padahal kau juga menderita luka-luka saat dihajar kelompok Nichole tadi" ucap Alfian dengan senyum tersirat....
..."Hehe tak apa kok, Bang Ian tadi sudah mengompres luka lebam di perutku, sudah agak mendingan. Air es ini juga ada karena dia yang membelinya di toserba tadi" Jelas Novan....
..."Apa yang terjadi pada kalian?? Kevin?? Melvin??" Leon menawarkan minum pada keduanya....
..."Kak kevin terkena pukulan lawan sehingga memar seperti ini" Jawab Melvin, Kevin hanya meringis menahan sakit, sembari meneguk air pemberian Leon....
..."Emm, Novan..."...
..."Ya Bang Leon?? ada apa??" Sahut Novan....
..."Tak kusangka kau jago merawat orang yang sakit, apa aku boleh meminta bantuan darimu" Leon tersenyum kecil....
..."Bantuan apa??" Novan merasa keheranan....
..."Tolong obati orang yang disana itu" tunjuk Leon kearah Rey yang terbaring mengatur nafas....
..."A... apa?? kenapa dia bisa di sini??" pekik Novan....
...****************...