NovelToon NovelToon
Milky Way : The Beginning

Milky Way : The Beginning

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Epik Petualangan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lovely

Kisah kali ini bergenre fantasy lokal, Ini bukan Milky way 4, ini adalah perjalan seorang Resi yang mereka sebut sebagai Maha Guru di cerita Milky Way

ini awal mula sebuah kisah Milky Way. Perjalanan Seorang Resi bernama Mpu Bharada untuk menemukan tanah impian. sebuah tempat dimana dia bisa mendirikan sebuah kebahagiaan dan kedamaian.

Seharusnya ini menjadi flashback tiap episode Milky Way. tetapi karena cerita Milky Way akan berkembang ke arah dataran legenda yang mereka sebut sebagai negara tersembunyi, dan juga Milky Way 4 nanti menceritakan tentang kelahiran kembali Mpu Bharada di era modern, maka saya putuskan untuk membawa kisah perjalanan sang Resi dalam bentuk cerita utuh.

note : cerita ini adalah awal mula. jadi tidak perlu baca Milky Way seri Vallena dulu

untuk nama tokoh, mungkin tidak terdengar asing, sebab saya mengambil nama tokoh tokoh terkenal, mitos mitos dalam sejarah jawa kuno beserta ilmu ilmu kanuragan pada masa lampau

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir Bencana

Langit di atas desa yang telah rata dengan tanah tampak gelap. Asap dan bara api dari reruntuhan menutupi pemandangan bulan yang pucat. Mpu Bharada, yang berdiri dengan tongkat kayunya, menatap lurus ke arah Raka. Tubuh pemuda itu kini tidak lagi terlihat seperti manusia. Api Brajamusti telah melahap tubuhnya, menciptakan retakan-retakan di kulitnya yang memancarkan cahaya merah jingga seperti magma yang siap meledak.

Setiap kali Raka bergerak, tanah di bawahnya meleleh. Udara di sekitar menjadi begitu panas hingga rumput yang tersisa langsung terbakar. Lidah-lidah api yang mencuat dari tubuhnya menari di udara, mengoyak apa saja yang tersentuh. Bahkan batu-batu besar meleleh seperti lilin di dekat bara tubuhnya. Jeritannya, bukan hanya suara manusia, melainkan seperti raungan makhluk yang terbakar dari dalam.

Disisi lain, Mpu Bharada merasakan kanuragannya mulai mengalir di sekujur tubuhnya. Waringin Sunsang, telah membuka segelnya.

Dari balik reruntuhan desa, Buto Ijo melangkah maju. Tubuh raksasa itu menyusut agar tidak di ketahui keberadaanya dan berdiri di pohon kelapa, dengan mata merahnya yang berkilau penuh kebencian. Setiap langkahnya membuat tanah berguncang, menciptakan getaran yang bisa dirasakan hingga jarak bermil-mil.

Ia menggeram, memperlihatkan gigi-giginya yang tajam seperti pisau. Tangan raksasanya, yang membesar sebesar pohon, mengepal kuat, siap untuk menghantam Raka. Namun, Buto Ijo tampak ragu. Lidah-lidah api yang menyembur dari tubuh Raka membuat raksasa itu berhenti sejenak, menimbang langkahnya.

Tiba tiba, Mpu Bharada muncul posisi di tengah-tengah, memisahkan kedua makhluk mengerikan itu. Tongkatnya, meskipun sederhana, kini bersinar dengan cahaya putih yang lembut. Aura yang terpancar darinya menciptakan kontras dengan api liar Brajamusti dan energi gelap Buto Ijo.

“Aku tidak punya pilihan,” pikir Mpu Bharada. “Ilmu Waringin Sunsang harus digunakan, meskipun aku tahu risikonya.”

Mpu Bharada menutup matanya, menarik napas panjang, dan menghentakkan kakinya ke tanah. Dengan suara lantang, ia mulai membaca mantra kuno yang hanya dikenal oleh sedikit orang di dunia ini.

“Waringin Sunsang, akarku yang membalik hukum alam. Bangkitlah, dan kendalikan kekacauan ini!”

Tanah di bawahnya mulai bergetar. Sebuah cahaya putih keemasan muncul dari tanah, merayap ke segala arah seperti akar pohon yang tumbuh dengan kecepatan luar biasa. Cahaya ini menyebar ke seluruh desa, membentuk pola-pola aneh di tanah. Pola-pola ini bersinar terang, menciptakan sebuah jaringan energi yang melingkupi seluruh medan pertempuran.

Begitu cahaya ini menyentuh kaki Buto Ijo, monster itu langsung meraung keras. Tubuhnya yang sebelumnya penuh energi gelap mulai melemah. Kekuatan besar yang mengalir di dalam dirinya tampak tersedot keluar oleh pola-pola cahaya tersebut.

“Apa ini?!” geram Buto Ijo, mencoba bergerak tetapi kakinya terasa seperti tertanam ke tanah. Merasa terjebak, tubuh Buto Ijo mulai membesar lagi hingga sebesar bukit agar mudah meloloskan diri dari ilmu Mpu Barada.

Di sisi lain, tubuh Raka yang dipenuhi api Brajamusti juga mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. Lidah-lidah api yang sebelumnya mencuat dengan liar kini meredup, meskipun bara panasnya masih terasa. Namun, kondisi tubuhnya yang mulai retak semakin memburuk. Raka tampak menggigil, tidak lagi mengendalikan dirinya sepenuhnya.

Mpu Bharada mendekati Raka perlahan. Tongkatnya yang bercahaya menciptakan jalan bersih di tengah medan yang berantakan. Ia berhenti tepat di depan pemuda itu, yang tubuhnya masih memancarkan cahaya merah jingga dari dalam retakan kulitnya.

“Raka, dengarkan aku!” seru Mpu Bharada. “Kau harus menyerahkan kendali ini sekarang. Api Brajamusti tidak bisa dipaksakan lebih dari ini. Jika kau melanjutkan, kau akan hancur!”

Namun, Raka tidak mendengar. Matanya yang merah menyala menunjukkan bahwa ia telah sepenuhnya dikuasai oleh kekuatan Brajamusti. Dengan raungan keras, ia melayangkan pukulan ke arah Mpu Bharada. Pukulan itu begitu kuat hingga tanah di sekitar mereka terbelah, menciptakan kawah besar.

Namun, Mpu Bharada tidak gentar. Dengan satu gerakan, ia menangkis serangan itu menggunakan tongkatnya, memancarkan kilauan cahaya putih keemasan yang menyelimuti tubuhnya.

“Maafkan aku, Raka. Tapi ini untuk menyelamatkanmu.”

Mpu Bharada menghentakkan tongkatnya ke tanah sekali lagi, menciptakan gelombang energi besar yang menyapu seluruh medan pertempuran. Cahaya putih keemasan itu menyelimuti tubuh Raka sepenuhnya, membuat lidah-lidah api Brajamusti memudar untuk sesaat. Namun, ini hanya sementara. Api itu kembali berkobar, kali ini lebih besar dari sebelumnya, dan tubuh Raka mulai memancarkan ledakan-ledakan kecil.

Ketika Mpu Bharada mengarahkan tongkatnya ke arah tubuh Raka, sebuah ledakan besar terjadi. Api Brajamusti yang terkunci di dalam tubuh pemuda itu meledak keluar, menciptakan gelombang panas yang menghancurkan apa pun di sekitarnya.

Tanah di bawah Raka pecah menjadi kawah besar. Pohon-pohon yang tersisa terbakar habis dalam sekejap, berubah menjadi abu yang terbang ke udara. Batu-batu besar terlempar ke segala arah seperti proyektil, menghancurkan apa pun yang mereka hantam. Reruntuhan desa yang sudah porak-poranda kini benar-benar rata dengan tanah.

Buto Ijo, meskipun sudah membesar dan mencoba melindungi dirinya, terkena dampak ledakan itu. Tubuh raksasa itu terpental jauh, menghantam sebuah bukit kecil di kejauhan dan membuatnya runtuh. Raungan Buto Ijo terdengar samar di kejauhan, tetapi makhluk itu tidak lagi bergerak.

Mpu Bharada sendiri terdorong mundur oleh ledakan itu, tetapi cahaya dari Waringin Sunsang melindunginya dari kerusakan serius. Ia berdiri dengan napas terengah-engah, menatap tubuh Raka yang kini tergeletak di tengah kawah besar. Api di tubuhnya mulai mereda, digantikan oleh asap dan bara yang masih menyala.

Mpu Bharada berjalan perlahan ke arah Raka, yang kini terbaring diam. Tubuh pemuda itu terlihat seperti batu vulkanik yang hampir padam, tetapi napasnya masih ada, meskipun sangat lemah.

“Kau telah melampaui batasmu, anak muda,” kata Mpu Bharada dengan nada lembut. “Tetapi kau berhasil. Kau telah menyelamatkan aku, meskipun semuanya harus dihancurkan untuk itu.”

Di kejauhan, matahari mulai terbit. Cahayanya yang lembut menyinari medan pertempuran yang kini tidak lagi bisa disebut sebagai desa. Hanya ada kawah-kawah besar, pohon-pohon hangus, dan tanah yang meleleh di mana-mana. Namun, di tengah kehancuran itu, ada harapan bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang baru.

Mpu Bharada menatap ke arah langit, berharap bahwa apa yang telah mereka lakukan hari ini akan membawa kedamaian di masa depan.

1
Tahu Lontong
bagus
KacangArab
api brajamusti ada berapa tingkatan warna?
Lovely: sementara merah, jingga, kuning dulu
total 1 replies
KacangArab
ga di kasih nafas, berantem mulu. saran kasih beberapa bagian yang nyantai. minimal kasih tahu tujuan bharada mengembara 😰
Lovely: siap 😆
total 1 replies
Lovely
siap !
Tahu Lontong
lanjut!
Tahu Lontong
bang, klo boleh saran, jangan banyak matiin orang bang. kesanya kayak cerita pembunuhan tokoh saja hehehe
Lovely: wkkwkw
KacangArab: jangan harap, ini author paling demen nyiksa hidup tokohnya 😏
total 4 replies
Tahu Lontong
asli keren bang
Chie💕
thor, ini Raka masuk tokoh penting atau cuma mampir kayak biasa kau buat tokoh?
Lovely: biasalah wkwkwk kayak ga tau aja 😁😁
Chie💕: mampir untuk jadi bangkai maksudku 😁😁
total 2 replies
KacangArab
mirip cerita asal usul banyuwangi klo ga salah 🤔
Tahu Lontong: hahaha benar, ini kayak banyuwangi
total 1 replies
KacangArab
di bab ini ketemu benang merahnya, itu roh mawar hitam yang di cari mbah semi di milky way 2. roh yang hinggap di tubuh Vall tokoh di milky way 1. masih penasaran apa kemampuan roh ini hingga di sebut sebagai biang bencana? 😁
Lovely: betul om, itu adalah modal awal vall menuju petualangan nantinya di era modern
total 1 replies
KacangArab
terlalu op untuk tokoh utama jika punya kemampuan mengambil kekuatan musuh. apalagi masi awal awal cerita
Lovely: tenang, perjalanan masih jauh. lawan lawan akan terlihat lebih menakutkan nanti. apalagi ini era dimana batu adaman belum turun ke bumi. semua lawan masih bisa di katakan musuh biasa
total 1 replies
KacangArab
waringin sunsang yg ada di pemuda misterius di pertengahan milky way vallena?
Lovely: ya, kan emg di ceritakan klo si Juli itu reinkarnasi dari sang maha guru ini
total 1 replies
KacangArab
segila ini pertarungannya bahkan masi bisa di anggap awal awal bab. jauh beda dengan milky way lain yg bercerita tentang percintaan meskipun tetap ada pertempuran
Lovely: untuk cerita seri ini memang fokus ke pertempuran saja. tidak ada percintaan. bayangin aja itu mpu bharada udh tua, masa cocok klo di buat cerita asmara 😆😆
total 1 replies
KacangArab
dsini aku menemukan kesamaan dari tulisanmu yang lain. cara kmu menuliskan penderitaan benar benar buatku puas. kern, semoga ga terlalu kejam seperti milky way lain
Lovely: maaf, masih sama seperti kisah yang lain. untuk milky way memang saya desain lebih banyak penderitaan dan kematian. bahkan tidak ada yg beralhir happy end
total 1 replies
KacangArab
yg ini juga, gaya percakapan kayak bukan buatanmu. saya paham betul caramu nulis setiap gaya bicara masing masing tokoh di milky way.
tapi untuk penulisan udah lebih bagus. deskripsi lingkungan juga udah meningkat 👍
Lovely: mkasih🙏
total 1 replies
KacangArab
thor, knp dialog kayak beda dengan tokoh tokoh di milky way yg lain? di sini kayak gmn gtu.. sperti dialog dialog mainstream pada umunya. biasanya kau buat gaya bicara yg cool dan singkat tapi bahasanya nusuk 🤔
Chie💕: bener bang, ini kayak beda. apa jangan jangan author ini udah merasa klo gaya penulisanya dulu jelek? padahal kern menurutku
Lovely: mungkin di karenakan selama ini sering bikin cerita biasa, jadi lupa ciri khas penulisan di cerita milky way. nanti kedepanya seiring perkembangan cerita akan saya buat lebih cool lagi itu mpu bharada 😆
total 2 replies
KacangArab
kern thor, saya pengagum karya karyamu dari dulu. jarang ada cerita yang mengisahkan tentang mitos dan legenda lokal. tidak kalah menarik dari versi luar jika di tulis dengan bagus
Lovely: first koment, bang thx
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!