Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Seseorang mengetuk pintu apartemen Alana. Alana langsung membukanya, dia tidak terkejut melihat lelaki yang berdiri di depannya kini.
" Ada apa?" tanya Alana dengan wajah kesal melihat lelaki tersebut.
" Biarkan aku menyampaikan laporan." jawab lelaki tersebut yang merupakan anak suruhan Arthur.
" Cepat, sampaikan!"
" Baiklah.. pesan ini dari Bara dan Roni. katanya akan ada pesan dari bos Arthur." ucap lelaki tersebut.
" Maksudnya, pesan dari Arthur untuk ku?"tanya Alana.
" Iya. Bos Arthur berpesan jika dua hari lagi dia akan mengajak mu untuk makan malam bersama." jawab lelaki tersebut.
" Oh, baiklah." Alana menutup kembali pintu. Akan tetapi karena kaki lelaki tadi masih menahan pintu. Hampir saja kaki lelaki tersebut kejepit.
" Maaf, aku enggak sengaja." ucap Alana.
Saat Alana menutup pintu, tiba-tiba terdengar teriakan dari lelaki tersebut. Lelaki itu mengatakan jika Arthur sangat mencintai Alana. Alana yang mendengar terdiam, entah kenapa bibirnya menyungging senyuman. Namun dia kembali tersadar dan menggelengkan kepalanya.
" Jangan Alana, jangan kamu tergoda dengan seorang mafia." ucap Alana pada dirinya sendiri.
***
Arthur baru saja tiba di halaman rumahnya. Dia keluar dari mobil dan meminta Kevin untuk beristirahat sebab besok pekerjaan mereka akan lebih berat dari hari ini. Dia lalu masuk ke dalam rumah masih diikuti oleh Kevin.
Arthur tiba-tiba terkejut melihat pembantunya yang sudah menunggu dengan membawa segelas air putih.
" Tuan, ini untukmu." ucap pembantunya.
" Makasih ya bi Sinta." ucap Arthur.
" Maaf tuan. Ini.."
" Ada masalah apa, ceritakan padaku?" tanya Arthur.
" Mengenai keponakan saya, tuan."
" Apa dia ada disini? minta dia untuk bertemu denganku." perintah Arthur.
Arthur langsung bertanya kepada Kevin mengenai keponakan Sinta yang merupakan pembantunya di rumah. Sinta sudah bekerja lama dengan Arthur. Bahkan Arthur sudah menganggapnya sebagai keluarga. Namun baru kali ini, Sinta meminta bantuan padanya mengenai keponakan Sinta sendiri.
" Aku belum pernah bertemu dengan keponakan bibi sinta, bos." ucap Kevin.
Di ruang tamu, duduk Arthur yang menunggu kedatangan Sinta dan keponakannya.
" Intan, sapa lah tuan Arthur." ucap Sinta kepada keponakannya.
Arthur memandangi gadis tersebut. Dia terlihat masih muda, dan seperti masih anak remaja yang baru lulus sekolah.
" Tuan Arthur. saya intan, saya adalah keponakan bibi sinta." ucap gadis tersebut memperkenalkan dirinya.
" Duduklah. jadi, bibi meminta intan untuk tinggal bersama bibi disini?"
" Iya tuan, kebetulan orang tua intan sudah meninggal dan saya enggak tega melihat intan sendirian di desa. Jadi, saya meminta intan untuk tinggal disini jika tuan mengizinkan." ujar bibi sinta.
Arthur menatap gadis itu, namun dia tidak menemukan tindakan jahat yang ada di raut wajah gadis tersebut. " Baiklah bi, aku mengizinkan. dan untuk semua biaya kuliahnya bibi tidak usah khawatir. Aku yang akan mengatasinya."
" Astaga tuan. Dengan tinggal disini saja sudah cukup. Tuan enggak perlu sampai biayai sekolahnya."
" Bibi, apa yang bibi lakukan pada ku cukup besar. Biarkan ini sebagai bentuk balas budiku kepada bibi. Kevin, tolong urusi semuanya."
" Makasih tuan Arthur." ucap intan sangat senang mendengarnya.
" Kalau begitu, aku beristirahat dulu." pamit Arthur menuju ke kamar.
Intan juga berterima kasih kepada Kevin, namun tatapan matanya seolah tidak mau lepas memandangi Kevin. Bahkan saat Kevin pergi, intan terus memandangi kepergian Kevin. Intan tidak menyangka jika hidupnya akan diberi kejutan seperti ini. Benar apa yang dikatakan oleh bibinya, jika Arthur adalah pria yang baik.