Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 ( Memaksa Bella )
“Papa sudah bicara dengan Wiliam dia bersedia membantu perusahaan dan memberikan dana yang amat besar. Tinggal mencari keberadaan Teo lalu memasukkannya ke dalam penjara dan juga ia harus mengganti kerugian perusahaan,”
Daisy dan Stella sangat senang mendengarnya dan tidak perlu khawatir lagi kalau mereka akan jatuh miskin karena perusahaan suaminya tidak jadi bangkrut,”Berarti aku bisa beli mobil baru lagi kan pah?” ujar Stella antusias.
“Kamu bahkan bisa lebih dari sekedar membeli mobil, Stella,” balas Johan yang tidak dimengerti Stella dan mengira kalau Johan akan membelikan gadis itu lebih dari sekedar mobil.
“Maksud papa aku bisa membeli yang lainnya gitu? Seperti tas mahal, perhiasan dan …”
“Semuanya bisa kamu beli karena sebentar lagi kamu akan papa jodohkan dengan putra Wiliam ia merupakan pewaris tunggal di keluarga Mahendra.
Degh!
Stella langsung melongo lalu menatap ke arah Daisy. Mana mungkin ia menikah sekarang kuliahnya saja belum lulus dan cita-citanya belum tercapai. Walaupun putra dari keluarga Mahendra adalah seorang pewaris tunggal ia tidak ingin menikah muda, kecuali jika memang ia menyukai pria itu dan yang Stella tau putra Wiliam adalah pria culun dan sama sekali bukan tipe pria idamannya.
“Aku gak mau, pah. Kenapa papa menjodohkan ku dengan pria culun itu!” tolak Stella.
“Karena itu syarat yang diajukan Wiliam kalau tidak ia akan menarik bantuannya pada perusahaan papa! Kau mengerti Stella!” sentak Johan yang sudah habis kesabaran menghadapi putrinya yang tidak pernah mengerti Johan.
“Mah …” rengek Stella.
“Pah, bukannya Wiliam hanya mempunyai satu putri? Kenapa kamu bilang putra Wiliam? Atau jangan-jangan kau akan menjodohkan Stella dengan keponakannya yang culun itu? Yang selalu Wiliam bawa saat kita bertemu dengan sahabatmu itu?”
Johan mengangguk mengiyakan dan Daisy pun menolak mentah-mentah perjodohan itu. Daisy tidak ingin mempunyai menantu berwajah buruk rupa untuk dinikahkan pada putri kesayangannya walaupun pria itu kaya raya.
Stella merajuk dan memutuskan berangkat kuliah dengan hatinya yang sangat kesal.”Apa tidak ada syarat lain selain menjodohkan Stella dengan keponakannya Wiliam?” tanya Daisy.
“Tidak ada,” singkat Johan.
“Kalau begitu satu-satunya jalan keluar kau suruh Bella saja yang menggantikan Stella untuk menikah dengan keponakan sahabatmu itu!” perkataan Daisy menghentikan tangan Johan yang sedang memotong sehelai roti lalu beralih menatap sang istri.
“Kau tau kan keadaan Bella sekarang?” ujar Johan sembari memasukkan potongan roti tadi ke dalam mulutnya.
“Coba saja dulu, sepertinya mereka cocok pria culun dan gadis c4c4t menikah,” hina Daisy.
“Keterlaluan kamu, Mah!” geram Johan menggenggam erat garpu di tangannya.
“Terserah! Yang jelas aku tidak mau Stella menikah dengan pria itu!” tekan Daisy lalu bangkit dan melangkah menuju dapur meninggalkan Johan yang menatapnya kesal.
*
*
Toko Bella semakin ramai pengunjung, tetapi Bella seperti tidak merasa senang bahkan ia sering tidak fokus melayani para pembelinya. Nuri pun merasa heran dengan sikap Bella yang seperti sedang memikirkan sesuatu. Jam menunjukkan pukul enam sore tetapi stok bunga yang merupakan best seller di toko itu sudah kehabisan stok. Akhirnya Bella menyuruh Nuri untuk tutup lebih awal.
Saat Nuri sedang beres-beres sebuah mobil mewah yang terlihat baru berwarna pink berhenti di depan toko. Terlihat wanita paru baya dan seorang gadis berpakaian modis dengan tas kecil harga ratusan juta turun berbarengan dan melangkah bersama masuk ke dalam toko.
Nuri bergegas menghampiri kedua wanita itu,”Maaf, toko sudah tutup. Ke sini lagi saja besok,” ujar Nuri.
Wanita itu terdiam memperhatikan Nuri dengan intens, membuat gadis itu merasa risih. Tidak lama Bella yang baru saja dari dalam keluar dan melihat siapa yang datang ke tokonya.
“Mamah, Stella,” gumam Bella merasa senang karena mama dan adiknya datang mengunjunginya setelah sekian lama saat Bella memutuskan untuk keluar dari rumah itu.
Nuri menoleh ke arah belakang di mana Bella sedang melangkah menghampirinya, lalu ia menoleh kembali ke arah Daisy dan Stella,”Jadi, kalian kerabat Nona Bella?” ujar Nuri tidak mengenal mereka yang dia tau hanya Johan karena dialah yang meminta Nuri untuk bekerja di toko Bella.
“Kamu siapa? Nona? Apa kamu karyawan di sini?” tanya Daisy sedikit ketus.
“Dia Nuri, Mah. Papa yang memperkerjakan Nuri di sini,” ujar Bella memberitahu.
“Duduk dulu, Mah. Aku akan buatkan minum untuk mama dan Stella,” lanjut Bella.
“Gak perlu. Aku dan Mama kesini ingin memberitahumu kalau papa menjodohkan mu dengan keponakan temannya dan kau tidak boleh menolak,” celetuk Stella.
Bella terkejut mendengarnya lalu dia dengan tegas menolak karena tidak mungkin ia menerima perjodohan itu karena Bella sudah mempunyai kekasih. Daisy memaksa dan mengatakan kalau Bella tidak mau maka perusahaan papanya akan bangkrut sontak Bella dibuat terkejut untuk kedua kalinya.
“Tadinya papa menyuruhku untuk menerima perjodohan itu tapi kau tahu kan aku masih kuliah. Lagipula pria yang ingin dijodohkan itu bukan tipe ku dia sangat cocok denganmu pria culun menikah dengan gadis …”
Stella tidak meneruskan perkataannya, tetapi Bella tau apa yang ingin dikatakan adiknya itu. Mereka malah menertawakan Bella dan Nuri hanya menatap sendu majikannya yang dihina ibu dan adiknya sendiri. Sungguh teganya mereka dan tidak ada puasnya membuat Bella menderita.
Bella tetap diam dan tidak tau harus menjawab apa, menolak pun percuma karena ini menyangkut perusahaan papanya. Tidak mungkin Bella melihat papa yang disayanginya jatuh miskin hanya karena dirinya yang menolak di jodohkan.
Akan tetapi, bagaimana dengan Arrayan yang dia kenal sebagai Riyan sang kekasih jika tau kalau Bella ingin dinikahkan dengan pria lain? Pasti kekasihnya sangat kecewa dan apakah ia harus jujur padanya walaupun ujungnya pasti akan menyakiti Arrayan juga.
Melihat Bella hanya diam dan tertunduk dengan air mata yang sudah membasahi pipinya Daisy sedikit geram lalu ia mendekat ke arah Bella dengan kasar Daisy mencengkram lengan kanan gadis itu.”Aku tidak mau tau pokonya kau harus menerima perjodohan itu, Bella. Setidaknya suamiku sudah tidak mempunyai tanggung jawab lagi terhadapmu ketika kau sudah menikah nanti dan kau tidak membawa sial lagi di keluarga ku. Cukup kecelakaan malam itu yang di sebabkan olehmu, dasar anak pembawa sial!” tekan Daisy.
Degh!
“Ternyata benar kalau dialah penyebab kecelakaan itu. Aku berjanji akan membalas kematian kedua orang tua ku, Bella. Maaf, mah, pah, aku mencintai gadis yang salah dan sekarang tidak lagi aku akan membuat dia menderita seperti apa yang aku rasakan selama ini!” lirih Arrayan mendengar semuanya dari balik pintu ia mengurungkan niatnya masuk ke dalam dan memilih pergi.
*
*
Bersambung
😅