Memaksa Berjodoh

Setelah ujian nasional selesai, sekarang Kebebasan itu sungguh membuat Nafla sangat bahagia.

Seakan mendapatkan durian runtuh, karena hampir dua bulan belakangan ini dia benar-benar berjuang untuk Lulus dan di terima di kampus keinginan nya.

" Kak, Bagaimana sekarang kan kamu masa tenang dua hari, Baru ujian sekolah, apa kamu mau liburan dulu?? Mami Arisa duduk di samping putrinya yang tengah menonton kartu si botak kembar yang enggak besar-besar.

Mendengar ucapan sang Mami, membuat Senyum di wajah cantik Lala terbit. " Emang boleh Mi?? Tanya Lala kemudian.

Arisa tersenyum dan mengangguk. Sejak tidak bekerja lagi di perusahaan, membuat Arisa fokus dengan usaha Butik dan Restoran nya saja. Sehingga waktu untuk keluarga lebih banyak sekarang dari pada dulu.

" Adik-adik ikut juga apa kita aja Mi?? Tanya Lala kepada Mami nya.

Arisa mengangguk pelan. " Kita akan pergi bersama, Besok kan libur tanggal merah dan jum'at sabtu minggu juga libur kan, jadi kita bisa pergi empat hari, Ungkap Risa.

Nafla tersenyum bahagia sekali dan memeluk sang Mami. Mami nya itu sangat tau apa yang di butuhkan Lala, sebelum hari Senin nanti dia kembali Ujian dan berteman dengan soal di sekolah.

" Oke Mi, Puncak ya" Ajak Lala dan di angguki oleh Risa.

Waktu berlalu cepat, Keesokannya Keluarga Ibrahim itu benar-benar pergi ke Puncak. Si Kembar pun nampak happy selama di perjalanan.

Namun Lala pun sangat bahagia, karena Sang Pujaan hati memutuskan ikut serta karena Arisa pun mengajak seluruh keluarga besar mereka, terlebih teman-teman sang Papi.

Satu persatu mobil keluarga memasuki Villa keluarga Ibrahim yang sangat besar.

Kebetulan Mami dan Papi Ibra tidak bisa ikut karena lagi di Singapura, sehingga hanya bisa melihat lewat Video Call saja keseruan keluarga nya.

" Akhirnya sampai juga, Lala keluar mobil di susul Kembar dan kedua orang tuanya.

Di mobil sebelah Lala, Keluar lah Denis dan adiknya serta kedua orang tuanya pula.

Om Maikel tersenyum kepada Lala dan kembar. Mona pun tersenyum melihat Lala dan kembar lalu memeluk Arisa sahabat nya.

Semua orang telah memasuki ruangan Villa yang besar dan megah.

" Kalian pilih saja kamar kalian, Dan untuk Nafla sayang, kamu jangan nakal karena Papi akan selalu memantau kamu!! Ultimatum Dari sang Papi membuat Lala mendengus kesal, sementara Denis tertawa lucu.

Jam sudah waktunya makan siang, mereka semua menuju meja makan.

Semua berbincang hangat sambil makan siang.

Para orang tua mengenang masa muda mereka sementara yang muda hanya mendengarkan ucapan Para Orang tua.

Selesai makan, mereka menuju halaman belakang, dimana Kolam renang dan tempat santai terletak, dan mereka berbincang di sana.

" Bra, kapan Lala Lulus?? Maikel melihat sahabatnya itu.

" Mungkin dua minggu lagi. Dia mau kuliah di kampus Denis mengajar, Ungkap Ibra.

Semua teman nya tertawa melihat Ibra yang menarik dalam nafasnya.

" Bra, Siap-siap saja menikahkan Lala sebentar lagi, goda Rangga membuat Ibrahim menatap Horor kepada Rangga, namun yang di tatap malah tertawa lucu.

Miko hanya tersenyum lucu. " Tapi jika Lala nikah sama Denis lucu juga Bra, Lanjut Miko membuat Ibra terdiam, namun menggeleng membuat Maikel dan semua tertawa.

Bagaimana tidak, Mereka semua tau jika Nafla sejak kecil sangat menyukai Denis. Bahkan Lala itu sangat ganjen dalam mendekati Denis.

" Bra jangan gitu kamu, enggak ingat dulu Arisa kecil pun sama dengan Lala ke Denis bagitu juga Risa ke Lu dulu kan. Selalu ingin dekat tapi Lu tolak mulu hingga Risa kabur ke Jepang beruntung tu anak mau nikah sama Lu Coba dia nikah sama teman nya Yang sekarang nikah sama Orang Inggris itu, apa Lu bisa punya keluarga bahagia kek sekarang dan anak-anak yang baik dan cerdas.

Ucapan Rangga membuat Ibra teringat masa lalu nya dan Risa dulu.

" Sekarang Gue masih memikirkan sekolah Lala. Dia masih sangat kecil untuk menikah, Jika memang berjodoh dengan Denis gue dan Risa enggak pernah menghalangi jawab Ibrahim berlapang dada.