NovelToon NovelToon
SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Ivy yang telah terlahir kembali ke-empat kalinya. Dimana disetiap kelahiran ia mati muda. Memilih untuk pasrah pada kehidupan kali ini.

Tapi kenapa kali ini dia kembali saat masih bayi?

[Eeehh, bayi.... Baiklah, aku hanya akan makan dan tidur dengan baik.] Pikir Ivy optimis.

Namun, hatinya tetap tak bisa menahan desahan setiap kali mengingat masalalu.

[Hahh, tak disangka ibukku begitu cantik aslinya. Sayangnya saat ulang tahunku yang setahun Dia akan mati. Hikshh.]

[Ah, ayah begitu tinggi dan gagah. Tapi setelah kecelakaan dia hanya akan duduk di kursi roda.]

[Kakak ketiga yang cantik, saking cantiknya membuat banyak pria jahat mempermainkan nya. Lalu kakak pertama dan kedua yang bodoh, kalian hanya akan berakhir menyedihkan karena jatuh hati pada pemeran utama wanita.]

Tanpa disadarinya, seluruh keluarga mendengar setiap fikiran nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 RAHASIA TAKDIR

Karena bayi Ivy berada dalam gendongannya. Ethan pun yang bergerak keluar dari kamar sendiri.

"Kita bisa duduk dulu sambil menunggu pak Ethan kembali," kata Felix lagi.

Ketiganya lantas duduk di sofa yang ada di kamar. Terdiam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

...----------------...

Di kamar lainnya, tiga bocah tengah berdebat.

"Ayolah kak, masa kakak pertama tidak penasaran bagaimana rupa adik bungsu kita," ucap si anak kedua.

"Hum, Lea belum pernah melihat bayi. Jadi ayo temui adik," sahut anak ketiga.

"Tidak boleh,.. Ayah dan ibu kan sudah melarang kita untuk bertemu adik. Adik bungsu terlahir prematur, berbeda dengan bayi lainnya, tubuhnya sedikit sensitif. Apalagi kalian dua orang pembuat onar. Tidak-tidak buang ide buruk kalian. Lagipula sebentar lagi kita juga akan melihat adik di pesta kan."

"Ihh, kakak kami janji tidak akan membuat keributan. Lea benar-benar ingin bertemu adik. Masa kita masih harus menunggu berhari-hari lagi sih."

"Betul, kita kan keluarganya, masa harus disamakan seperti orang lain, yang baru melihatnya saat pesta. Kita hanya akan melihatnya sebentar saja kok. Mumpung ayah dan ibu ada tamu, ayo kita melihat adik sebentar."

"Hum, hanya sebentar, janji."

"Kalian..."

...----------------...

Beberapa menit kemudian.

Udara dingin terasa berhembus di dalam kamar yang tertutup rapat. Temperatur AC tidak dirubah oleh siapapun. Namun, bayangan ketakutan akan takdir yang tak menentu. Memaksa tubuh mengeluarkan reaksi tanpa bisa mereka kendalikan. Hening tak ada yang berani bersuara. Mungkin terlalu takut atau bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Rahasia alam terlalu berbahaya untuk diarungi. Pada akhirnya Felix yang kembali berbicara.

"Tak perlu tegang, tidak semua yang takdirnya tak bisa dibaca itu berarti buruk. Beberapa orang yang memilikinya cukup sukses, entah itu menjadi seorang raja atau pemimpin yang gemilang, ada pula yang menjadi jenderal atau menteri yang sangat berjasa. Takdir orang-orang penting ini tak mudah untuk dilihat. Mereka memiliki garis takdir yang rumit. Karena berhubungan dengan banyak orang dan kelangsungan dunia."

Penjelasan pertama cukup menenangkan. Sayang sekali baik dan buruk selalu menjadi sahabat terbaik.

Felix kembali bicara masih dengan nada yang santai, seolah yang dikatakannya adalah hal yang biasa. "Walaupun sebagian yang lain berakhir pengkhianatan, kematian atau bahkan pemusnahan seluruh keluarga. Setidaknya yang pasti mereka memang orang dengan takdir penting. Jadi kalian harusnya senang anak kalian mungkin menjadi orang penting kedepannya."

Penjelasan Felix lebih lanjut hanya membuat seluruh keluarga menjadi pucat.

"Tidak-tidak-tidak. Aku tidak mau itu menjadi takdir putriku. Kak lakukan sesuatu," kata Disya. Dengan panik Dia meremas lengan suaminya. "Kak jangan biarkan itu terjadi," Raut mukanya sudah hampir menangis.

Kedua kakek nenek bayi Ivy pun tak kalah paniknya. Di usia yang lebih lanjut, yang mereka inginkan hanya kebahagiaan anak dan cucu-cucunya. Apalagi baru saja cucu bungsu mereka melewati petaka. Bagaimana mungkin mereka menginginkan masa depan yang buruk untuknya.

"Lakukan sesuatu nak, jangan biarkan sesuatu terjadi pada cucu kita. Kamu sangat berkuasa bukan."

"Aku tidak akan mengakui kamu sebagai menantuku lagi jika sesuatu terjadi pada cucuku."

"Sayang, lakukanlah sesuatu."

Ethan menghembuskan nafas, "Tenang dulu ayah ibu, Ethan pasti tak akan membiarkan apapun yang buruk terjadi," Lalu Dia beralih menggenggam tangan istrinya yang telah mencengkram lengannya. Dengan bekas yang ditinggalkan jelas cengkeramannya tak ringan sama sekali. Tapi Dia tak memperdulikannya, hanya memberi tatapan penuh keyakinan. "Sayang, gak ada yang terjadi sama bayi kita. Percaya sama aku. Kita hadapi ini bersama, okey."

"Iya," Disya mengangguk dengan patuh.

Setelah menenangkan anggota keluarganya, Ethan kembali menghadap ke depan, "Tuan, katakan pada kami, apa yang harus kami lakukan untuk bayi kami, agar takdirnya tak seburuk itu. Berapapun biayanya akan saya berikan."

"Jangan panggil Tuan, panggil saja saya Felix. Jika itu bisa dilakukan, tentu saja saya tak akan menolak untuk membantu, sayangnya saya tidak bisa, perkara takdir bukan kita yang mengendalikan."

"Ini-"

"Tapi bukan berarti kita tak bisa berusaha. Mungkin tak bisa sepenuhnya merubah. Namun, bisa jadi mengurangi dampaknya. Hanya saja itu pasti butuh banyak upaya, entah dari segi tenaga maupun biaya, dengan hasil yang belum pasti, apa kalian yakin..." Felix menggantung ucapannya.

"Kami akan melakukan apapun," jawab Ethan tegas. Tak perlu meminta pertimbangan yang lain. Nyatanya semua sepemikiran dengannya.

Dengan muka serius, Felix kembali berkata, "Termasuk mengorbankan nyawa salah satu dari kalian?" Itu bukan pertanyaan bercanda, faktanya nyawa seseorang akan remeh di hadapan takdir.

Seluruh keluarga yang ditanya menjadi terdiam.

Melihat semua orang menjadi terdiam, Felix mencibir remeh.

Meski jawabannya pastilah sudah sangat jelas. Tidak ada yang akan mau menyerahkan nyawanya. Apalagi hanya untuk seorang bayi perempuan. Tapi Dia selalu tertarik melihat muka panik dan cemas orang-orang kaya ini.

Dalam hatinya sekarang Dia tertawa lucu, saat membayangkan bagaimana jika topeng penuh kasih sayang keluarga itu hancur, dan berganti menjadi frustasi, ketidak pedulian, hingga kekejaman. Lihat saja satu persatu akan mulai membuat alasan.

"Aku akan melakukannya," suara saling tumpang tindih, membuat Felix mendongakkan kepala.

"Aku yang harusnya berkorban, lagipula aku hanya ibu rumah tangga. Tak masalah jika aku tak ada."

"Tidak sayang, kehadiran kamulah yang paling penting di keluarga ini. Terutama untuk baby yang masih kecil. Anak -anak sangat membutuhkanmu, sedakan aku yang paling jarang ada di rumah, tak ada bedanya jika nyawaku yang dikorbankan."

"Omong kosong, kalian ini orang tua anak-anak. Mereka masih membutuhkan kalian untuk tumbuh. Sedangkan kami sudah tua, tak masalah jika hidup kami dikorbankan."

"Hmm, ibumu benar anak-anak masih membutuhkan kalian. Biarkan kami saja yang sudah menghabiskan separuh kehidupan."

"..."

Dan seterusnya...

Kini giliran Felix yang dibuat terdiam. Apa yang didengarnya terasa tak bisa dipercaya. Ini bukan hal aneh di keluarga miskin. Tapi di keluarga kaya, kasih sayang keluarga adalah hal paling remeh, dan dia sangat memahami itu karena keluarganya pun begitu.

Fikiran nya lantas memikirkan bayi mungil yang sudah sangat menarik perhatiannya di kali pertama Dia melihatnya. Tak ada keraguan bayi itu memang lucu.

"Keluarga Theodore ya," sudut bibirnya mengulas senyum tulus, bukan senyum ejekan seperti yang biasa Dia lakukan.

Jika bayi Ivy ada di sini, Dia pasti akan sangat memahaminya, karena senyuman ini adalah saat dimana Felix pertama kali tertarik pada protagonis wanita, dan mengakuinya sebagai seorang murid. Sayangnya dirinya sudah masuk ke alam mimpi tanpa bisa menonton adegan legendaris itu. Tapi bahkan jika Dia melihatnya, Dia tak akan menyangka seseorang sudah mengakuinya sebagai seorang murid, Dan sampai memikirkan berapa banyak warisan yang akan diberikan untuknya.

Tanpa menyadari niat itu tawa cekikikan larut dalam gumaman tidurnya.

1
Nursanti Ani
lanjut Thor jgn lm2/Drool/
cerry: Nanti dulu /Grievance//Grievance/
total 1 replies
Nursanti Ani
lanjut
cerry
Akhirnya setelah seminggu/Sob//Facepalm/
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
total 1 replies
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
Wah, baru kali ini niat membaca tulisan fiksi orhir lain kembali hadir. lucu, menarik, mengandung ajakan untuk kembali menjadi bayi.🥴
otomatis bepikir, "Seandainya aku bisa mengingat memori saat aku masih bayi."🥴
Tulisannya rapih kk Thor. Ceritanya santai, menghibur.😂😏😏
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
cerry: Jangan lanjut ya kak, authornya up sesuai mood/Facepalm/
total 2 replies
Miea™
lanjut
Arietyy
aku mampir, jangan lupa mampir dikaryaku
cerry: Maaf ya kak, belum bisa mampir/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!