Jangan Berharap Bisa Lari Dariku

Setelah ditangani kini Elara yang sudah dibawa keruangan VVIP dengan setianya Damian yang masih menunggunya..

" Bangunlah sayang ku mohon".. Ucap Damian dengan nada yang benar-benar sangat sedih

Damian yang benar-benar tidak habis pikir bahwa Elara akan disiksa oleh Sinta, namun pembalasan yang diberikan oleh Damian sepertinya sangat belum puas untuk dirinya..

Damian berharap agar Elara cepat sadar dari tidurnya..

***

Disisi Sinta, tentu saja masih tergeletak dilantai yang penuh darah tidak ada satupun yang membantu dirinya..

Betapa malangnya nasibmu Sinta..

Kini Joni lewat didepannya Sinta namun tiba-tiba..

" J-joni".. Panggil Sinta dengan nada yang benar-benar sangat kelelahan

Karena Joni mendengarnya kini dia mendekat kearah Sinta dengan wajah yang sangat datar..

" Apa? Ingin meminta bantuku".. Tanya Joni diangguki oleh Sinta

Joni hanya menyeringai, disaat seperti ini baru ingin meminta tolong kemarin-kemarin Joni selalu mengingatkan jangan terlalu mencari masalah dengan Damian namun dia tetap saja..

" Nikmati saja hidupmu antara mati dan hidup, karena semua orang tidak akan ada yang mau membantumu".. Ucap Joni dan langsung pergi begitu saja

Sinta ingin berteriak kepada Joni namun dia sudah benar-benar sangat kelelahan karena sepertinya dia akan kehabisan darah..

Iya itu hukuman untuk orang yang selalu mencari masalah kepada Elara sudah diperingatkan namun masih saja tetap mencari masalah..

***

Keesokkan paginya dimana Elara yang belum juga membuka matanya membuat Damian benar-benar sangat khawatir hal itu..

Dengan setianya Damian masih memegangi tangannya Elara berharap dia bangun dari menutup matanya..

Kini Damian menangkup wajahnya dengan kedua tangannya setelah itu menutup matanya..

Tiba-tiba..

" Damian".. Panggil Elara dengan nada kecilnya

Seketika Damian terkejut saat mendengar suaranya Elara kini Damian langsung berdiri bangun dari duduknya dan mendekat kearah Elara..

" Kamu sudah bangun sayang ?".. Tanya Damian dengan nada senangnya" Sebentar aku akan memanggil Suster".. Sambung Damian

Kini Damian berlari kearah pintu ruangan setelah itu dia keluar dan mengatakan kepada Suster yang berjagaan disana tak beberapa detik kemudian baliklah Damian..

Sebenarnya hanya tinggal tekan tombol Suster akan pergi namun karena sangat senangnya bahwa Elara sudah bangun jadi tidak teringat tentang tombol darurat itu..

Tibalah Dokter dan Suster, melihat Elara sudah membuka matanya Dokter itu tersenyum..

" Bagaimana keadaannya Nona Elara?".. Tanya Dokter saat tiba disana

" Masih terasa pusing dan nyeri Dok".. Jawab Elara dengan nada kecilnya

Dokter itu tersenyum sambil memeriksa keadaannya Elara, setelah beberapa menit Dokter itu telah selesai memeriksa kondisinya Elara..

" Kondisi kamu sangat baik-baik saja sekarang ini, banyak'in istirahatnya ya jangan terlalu banyak bergerak dulu karena luka dikedua pahamu itu sangatlah parah".. Ucap Dokter memberitahukan kepada Elara

" Baik Dokter terima kasih".. Jawab Elara dengan masih nada yang kecil

Dokter itu berpamitan kepada Damian dan Elara, kini hanya tinggal mereka berdua saja didalam ruangan itu..

Damian duduk ditepi brankar Elara membuat dia merasa kebingungan tiba-tiba...

Cuppp!!!...

Damian mencium keningnya Elara dengan sangat lama membuat Elara benar-benar sangat terkejut dan hanya terdiam saja..

Entah sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Damian?..

Damian pun melepaskan ciuman kini dia memegangi tangannya Elara sangat erat..

" Aku senang kamu bangun kembali, aku sangat takut bahwa aku tidak bisa melihat kecerewetanmu, maafkan aku seharusnya dari Sinta yang selalu mengganggumu aku sudah memecatnya sehingga tidak membuatmu seperti ini".. Ucap Damian dengan nada tulusnya

Elara hanya tersenyum manis sambil mengelus-elus pipinya Damian, kini Damian juga langsung memegangi tangannya Elara yang ada dipipinya..

" Terima kasih, karena kamu aku bisa melihat dunia lagi aku kira aku bakalan mati karena dia benar-benar sangat gila menyiksaku".. Jawab Elara membuat Damian tersenyum

" Kamu tidak perlu berterima kasih itu sudah tanggung jawabku, dan dia tidak akan pernah bisa lagi mengganggumu".. Ucap Damian membuat Elara bingung

" Kenapa?".. Tanya Elara membuat Damian mengerutkan keningnya

" Kau bertanya kenapa? Serius?".. Pekik Damian diangguki oleh Elara

Damian benar-benar heran dengan wanita satu yang didepannya ini masih saja bertanya tentang wanita gila itu..

" Dia sudah mati, pagi ini aku mendapatkan notif dari Ben dia mati karena kehabisan darah".. Ucap Damian membuat Elara membelalakkan matanya

" Jangan bilang kamu yang melakukannya?".. Tanya Elara dengan penuh penasaran

" Kalau bukan aku siapa lagi sayang hm?".. Jawab Damian dengan lembutnya sambil merapikan anak rambut Elara".. Sebelumnya aku sudah memperingatkan dirinya bukan? Bahwa jangan pernah mencari masalah denganmu namun dia masih saja tidak mendengarkan hal itu".. Sambung Damian

Sebenarnya apa yang dikatakan Damian adalah benar, sebelumnya Damian sudah mengatakan jangan pernah mencari masalah kepada Elara namun Sinta masih tetap saja tidak mendengarkan apapun perkataan Damian..

Dan akhirnya, berujunglah kehidupannya berakhir dengan sangat malangnya..

Namun Elara tidak merasakan sangat ngeri tetapi dia sangat senang berkat Damian dia hidup kembali..

Tiba-tiba...

Cuppp!!!...

Elara mencium pipinya Damian sehingga menbuat Damian menjadi terdiam dan salah tingkah dibuat Elara..

" Aku sangat berterima kasih, jika bukan berkat kamu aku tidak akan selamat dari siksaannya Sinta".. Ucap Elara dengan wajah senyumnya

Tanpa menjawab apapun, Damian langsung mencium bibirnya Elara hal itu membuat Elara terkejut namun lama-kelamaan Elara membalas ciumannya Damian..

Mungkin kali ini Elara sudah mempunyai perasaan kepada Damian.. Begitu juga Damian yang sudah sangat menyukai Elara bahkan saat pertama kali bertemu dengan Elara..

Damian sudah mempunya perasaan yang dalam kepada Elara..

Jadi itulah Alasannya Damian untuk menikahi Elara..