Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arda, Kamu Kenapa ?
Renata meminta ikut kepada Arda untuk ikutan ke perusahaan miliknya Arda, sedangkan Arda sebenarnya tidak mengizinkan Renata tapi karena tidak enak kepada Renata yang sudah menjadi sahabatnya dari dulu, membuat Arda mengizinkan Renata ikut ke perusahaan miliknya Arda.
Nawang saat ini sudah ada di ruang makan sedang sarapan bersama Aiden, Rafli, dan kedua mertua Nawang, sejak awal Rafli datang Nawang langsung menatap ke arah Rafli tanpa berkedip.
Bahkan Nawang tak menyadari kalau sejak tadi Aiden menatap ke arah Nawang, saking fokusnya Nawang menatap Rafli, jujur Aiden cemburu saat melihat Nawang yang menatap Rafli sejak tadi.
Rafli belum selesai sarapan langsung berpamitan berangkat ke kampus, dirinya sengaja menghindari Nawang yang sekarang statusnya sudah menjadi istri Aiden, Nawang sedih karena sejak tadi Rafli tak menatap ke arahnya.
"Rafli, kenapa setelah gue menikah sama Aiden lo jaga jarak sama gue, kalau tahu bakal kayak gini, mending gue dulu langsung pulang naik taksi atau ojeg online supaya gue ngga tidur satu ranjang sama Aiden, supaya lo ngga menjaga jarak dari gue" batin Nawang tersenyum getir sambil menatap ke luar jendela.
Aiden sejak tadi menatap ke arah Nawang sang istri yang menatap ke luar jendela, Aiden yakin pasti Nawang sedang memikirkan sikap Rafli yang cuek kepada Nawang, kini Aiden akan mengantar Nawang ke kampus.
Nawang sudah sampai di kampus, lalu Nawang melepaskan sabuk pengaman yang menempel di tubuhnya, tanpa mengucapkan sepatah kata, dan tanpa bersalaman dengan Aiden kini Nawang keluar dari mobil miliknya Aiden.
"Nawang, mau kemana bukannya masuk ke kampus malah menghentikan taksi, gue jadi penasaran jangan jangan Nawang naik taksi mau ke perusahaan miliknya Rafli, soalnya hari ini Rafli ngga masuk kuliah gara gara ngga ada mata kuliah di kampus, gue harus ikutin Nawang" batin Rafli yang mengendarai mobil miliknya untuk mengikuti taksi yang di tumpangi oleh Nawang.
Arda melambaikan tangan ke arah Nawang, saat Arda melihat sosok Nawang, bahkan Arda juga memanggil nama Nawang supaya Nawang bisa melihat Arda, mendengar namanya di panggil membuat Nawang langsung melangkah ke arah meja yang terdapat sosok Arda.
Renata menatap ke arah Nawang dari atas sampai bawah, sementara Nawang tersenyum kikuk melihat tatapan Renata yang seperti sedang mengulitinya, sedangkan Aiden melihat sosok Nawang yang menghampiri Arda sahabat Aiden.
Aiden penasaran mengapa Nawang bertemu dengan Arda sahabatnya, sehingga Aiden memutuskan mencari meja yang dekat dengan meja Arda, saat Nawang sudah ada di depan Arda, membuat Arda memperkenalkan Nawang kepada Renata, begitu juga sebaliknya Arda memperkenalkan Renata kepada Nawang.
Arda berpamitan akan ke toilet kepada Nawang dan Renata, sementara Renata langsung berpamitan kepada Nawang ke toilet, padahal sebenarnya Renata mengikuti jejak kakinya Arda tanpa sepengetahuan Arda.
Renata melihat Arda berjalan ke arah dapur, di sana Arda berbincang kepada pegawai restorant, bahkan Arda memasukkan sesuatu ke salah satu minuman yang akan di bawa ke mejanya Arda, Renata tahu betul kalau Arda memasukkan obat perangsang ke minuman tersebut.
Renata sudah menduga kalau Arda memasukkan obat perangsang tersebut ke minuman miliknya Nawang, Renata juga sudah bisa menebak bahwa Arda akan menjebak Nawang untuk melakukan hubungan intim dengannya.
Setelah Arda pergi dari dapur, kini Renata berjalan ke arah dapur, lalu menghampiri pegawai restorant yang tadi berbicara dengan Arda, pegawai restorant sempat syok karena Renata mengetahui kalau Arda memasukkan obat perangsang ke sebuah minuman.
Renata menyuruh kepada pegawai restorant tersebut untuk memberikan minuman yang sudah di beri obat perangsang kepada Arda, bahkan Renata akan membayar sepuluh kali lipat, kalau pegawai restorant tersebut mau menuruti perintahnya.
Tentu saja tawaran yang di keluarkan dari Renata membuat pegawai restorant tersebut tergiur oleh uang yang di tawarkan oleh Renata sehingga dirinya menyanggupi perintah dari Renata.
"Renata, kamu habis dari mana ?" tanya Arda saat Renata baru menjatuhkan tubuhnya ke kursi yang terletak di sebelah Arda, sedangkan Renata yang mendapat pertanyaan dari Arda membuat Renata menoleh ke arah Arda.
"Aku habis dari toilet Arda" sahut Renata sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, sedangkan Arda tak menaruh curiga apapun kepada Renata, karena Arda tak bertanya lagi kepada Renata.
Arda tersenyum licik saat melihat sosok pegawai restorant yang tadi sudah di suruh meletakkan minuman yang sudah di beri obat perangsang ke depan Nawang, sedangkan Renata menatap ke arah Arda dengan tatapan rasa bersalah.
Renata terpaksa menukar minuman yang sudah di beri obat perangsang supaya Arda tak melakukan hubungan intim dengan Nawang, setelah pegawai restorant tersebut pergi kini Arda menyuruh Nawang meminum minuman yang di pesan Arda.
Tanpa ragu Nawang meminum minuman tersebut sampai tandas, sementara Arda juga meminum minuman miliknya sampai habis, Arda sudah membayangkan reaksi Nawang yang sudah meminum minuman yang sudah di taburi obat perangsang.
Beberapa menit kemudian Arda merasakan panas dan merasakan gairah yang memuncak efek minuman yang di beri obat perangsang, Arda melirik ke Nawang yang masih diam dan tak gelisah, berbeda dengan dirinya yang sangat gelisah.
Obat perangsang tersebut mulai bereaksi, raut wajah Arda kini terlihat memerah, menahan segala perasaan aneh.
Beberapa kali Arda merenggangkan kerah kemeja yang sedang di pakai, seluruh tubuhnya Arda terasa panas, bahkan menjalar hingga ke kepala Arda.
"Arda, kamu kenapa ?" tanya Renata sambil memegang tangan Arda, sedangkan gairah Arda langsung memuncak merasakan tangan Renata yang memegang tangannya.
Arda merasakan gejolak hasrat yang tak bisa di bendung, Renata tersenyum menggoda ke arah Arda, hal itu membuat Arda menelan salivanya berkali kali, entah mengapa Renata saat ini menurutnya sangat menggoda dan menggairahkan.
Padahal biasanya Arda tak pernah tertarik kepada Renata, karena Arda mencintai Nawang bukan Renata, sentuhan lembut tangan Renata membuat gejolak nafsu birahinya semakin tinggi, hingga badannya ikut merinding merasakan lembutnya tangan Renata.
''Aku mau pulang Renata'' ucap Arda berusaha menahan perasaan aneh itu dan segera bangkit berdiri dari posisi duduknya, namun Renata ikut berdiri sambil tersenyum menggoda pria tersebut.
"Arda sepertinya kamu sedang tidak baik baik saja, mending aku saja yang menyetir mobil kamu" tawar Renata kepada Arda, sementara Nawang hanya diam sejak tadi mendengar pembicaraan antara Renata dan Arda.
"Arda, mending kamu pulang bareng Renata soalnya keadaan kamu kayak sedang sakit jadi jangan memaksa mengendarai mobil sendiri" saran Nawang yang membuat Arda tersenyum getir.
Arda baru menyadari bahwa minuman yang seharusnya di minum Nawang, malah di minum oleh Arda sendiri, sehingga Arda yang kini harus merasakan efek dari obat perangsang yang ada di minumannya.
Renata berpamitan kepada Nawang, lalu Renata memapah tubuh besar Arda ke mobil miliknya Arda, Renata berencana membawa Arda ke apartment miliknya Renata.