seorang wanita cantik berusia 28 tahun telah di terima sebagai polisi lalu lintas, ia bernama Yashfi. Namun, ia sangat ingin menjadi seorang detektif kepolisian. Saking besar kemauannya, ia selalu ingin mencari tahu dan membongkar pelaku dari kasus besar yang ditangani oleh para detektif kepolisian. Disaat yang sama, ia harus berpatroli mengawasi jalanan. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan pencuri yang selalu berhasil lolos dari kejaran masa. Pencuri itu bernama Topan, ia dijuluki si tangan tak terlihat karena berhasil merampas harta korban tanpa ada yang menyadarinya. Yashfi yang sangat benci kejahatan berusaha menangkap para penjahat termasuk Topan. Sampai dimana, Yashfi mendengar tentang psikopat dan ia bertekad menangkap penjahat itu dan karena suatu hal ia bekerja sama dengan Topan si pencuri yang sangat ingin ia tangkap. Dalam pencarian itu, mulai tumbuh rasa diantara dua orang yang berbeda jalan dan tujuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabrina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Analisis Buntu Polisi dan Pencuri
"Ada Ada, cantik? Kamu kangen, ya.." ucap Topan sambil menatap mata Yashfi.
"Sudah, diam. Ayo kita pergi!" ajak Yashfi dengan sangat terburu-buru.
Saat diperjalanan, Yashfi menjelaskan apa yang ia dengar.
"Apa? Korban kecelakaan waktu itu meninggal. Semuanya?" tanya Topan dengan sangat terkejut.
"Benar, dari semua kejadian yang aku dengar dan alami sendiri sungguh terasa aneh. Awalnya, keadaan mereka bertiga cukup baik hingga memberikan keterangan kepadaku. Tapi tadi pagi aku mendapat kabar bahwa mereka telah mati sejak 2 hari yang lalu. Lalu, para korban psikopat itu semuanya ditemukan di tkp yang sama padahal biasanya jika terjadi pembunuhan pasti di tempat yang berbeda. Terakhir, kejadian semalam saat aku datang ke toko makanan hewan itu. Tiba-tiba psikopat itu menyerang padahal masih ada 2 pria di toko itu seolah tidak takut menghadapi orang selain aku dan merasa tidak akan tertangkap." jawab Yashfi dengan berusaha memikirkan semua yang terjadi.
"Benar juga, Dan selalu ditemukan kamper di setiap kejadian itu." ungkap Topan sambil memikirkan pola dan pelaku kejahatan tersebut.
"Kamper? Memangnya semalam kamu menemukan kamper? Bukankah kita hanya menemukan sepucuk surat dari psikopat itu?" tanya Yashfi dengan merasa aneh.
"Kita memang hanya menemukan sepucuk surat tapi aku melihat jika toko itu menjual kamper." jawab Topan sambil berpikir sesuatu.
"Apa? Toko itu menjual kamper? Tapi memang tidak aneh jika pemilik toko memasukkan kamper di tokonya. Tapi yang terasa aneh bagiku adalah topi yang dipakai pemilik toko itu." ucap Yashfi.
"Topi? Ada apa dengan topinya?" tanya Topan dengan merasa heran.
"Itu topi yang biasa dokter gunakan saat sedang melakukan operasi. Jika pemilik topi ingin memakai topi, kenapa tidak pakai topi lain saja?" tanya Yashfi sambil memikirkan sesuatu.
"Lalu, kenapa semalam kamu tidak menanyakan hal itu kepada pemilik toko itu?" tanya Topan.
"Jika aku menanyakan hal itu juga percuma karena semua orang memiliki kebebasan untuk memakai barang apapun selagi tidak ilegal atau melanggar hukum." jawab Yashfi.
"Benar juga, tapi aku juga merasa aneh terhadap pria pembeli setelah kamu. Kalau tidak salah namanya adalah Hengky. Dia diminta untuk membeli makanan kucing." ujar Topan.
"Lalu, apa yang aneh dengan membeli makanan kucing?" tanya Yashfi dengan menatap Topan seperti merasa percuma karena tidak mendapatkan apapun.
"Iya... kalau diingat kembali, pria itu juga sangat aneh. Tapi aku tidak bisa mengatakan keanehan dari orang itu." jawab Topan.
"Tapi jika dipikirkan kembali, aku juga memang merasa aneh kepada pria itu karena gerak geriknya seakan menunggu sesuatu." ucap Yashfi dengan penuh tanya dibenaknya.
"Menunggu sesuatu? Apa itu? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti dengan yang kamu bicarakan." ujar Topan.
"Bagaimana menjelaskannya, ya? Tapi dia seperti menunggu perintah atau bertindak sesuai arahan seseorang. Saat berbicara denganku, tatapan matanya seakan takut jika salah bicara. Tapi juga terlihat seperti tidak ditekan seseorang. Ini sungguh membingungkan." ungkap Yashfi.
"Mungkin saja salah satu dari mereka adalah psikopat itu, ah... tapi tidak mungkin karena mereka bersembunyi di belakang dan terlihat sangat ketakutan. Lagipula, mereka memakai baju yang berbeda dengan si brengsek yang menyerang kita." ucap Topan.
"Itu memang benar tapi jika masalah pakaian bisa diganti, kan? Suara kedua orang itu juga terdengar seperti terengah-engah seakan takut atau merasa lelah." ujar Yashfi.
"Berarti memang kedua orang itu mencurigakan, kita harus laporkan kepada detektif." ungkap Topan.
"Tidak bisa, kita tidak memiliki apapun dan belum tentu mereka adalah penjahat. Kemungkinan lain bisa saja terjadi. Aku juga mencurigai orang lain." ucap Yashfi.
"Orang lain? Siapa? Siapa yang kamu curigai, cantik?" tanya Topan dengan sangat penasaran.
"Dokter yang sebelumnya memeriksa para korban kecelakaan itu sama dengan dokter yang terakhir mengatakan bahwa mereka bertiga baik-baik saja. Aku curiga karena dia berbohong, faktanya ketiga korban kecelakaan itu sudah mati sejak 2 hari yang lalu." jawab Yashfi.
"Berarti orang itu?" tanya Topan dengan sangat yakin.
"Oleh karena itu, sekarang aku akan datang ke rumah sakit itu." jawab Yashfi dengan melajukan mobil polisinya.
"Sebaiknya kamu turunin kecepatan, cantik. Kamu ini polisi, tidak mungkin ngebut di jalanan." ucap Topan sambil merasa sedikit khawatir dan takut.
Kecepatan mobil Yashfi sangat cepat karena ia jago mengebut di jalanan. Namun, dia juga memikirkan perkataan Topan yang ada benarnya. Seorang polisi tidak boleh ngebut di jalan. Akhirnya, Yashfi menurunkan kecepatan mobilnya. Topan yang semula takut, akhirnya bisa tenang.
"Hah... akhirnya pelan juga." ucap Topan dengan merasa lega.
Saat di rumah sakit, Yashfi ditanyakan oleh pihak administrasi dan beberapa suster disana.
"Ada yang bisa kami bantu?" tanya pihak administrasi itu.
"Saya ingin bertemu dokter.. aduh... siapa namanya, ya?" tanya Yashfi dengan sangat bingung.
"Dokter siapa? Spesialis apa kalau boleh tahu?" tanya para suster.
"Spesialis apa, cantik?" tanya Topan yang melihat ke arah Yashfi.
"Hmm... Saya tidak tahu nama dan bagiannya tapi ia adalah dokter yang memeriksa korban kecelakaan yang bernama Yanto, Hedi, dan Hartono." jawab Yashfi dengan tergesa-gesa.
"Oh... dokter Wira." jawab para suster.
Dokter Wira dibawa Dan ternyata dokter itu sudah tua.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter Wira.
"Apa? Maaf, bukan dokter ini yang saya maksud." jawab Yashfi dengan sangat ragu.
"Maaf, tapi hanya dokter Wira yang menangani pasien itu. Kejadian kecelakaan di jalan dekat mall Gemilang, bukan? Dokter lain sedang sibuk mengurus pasien pada tanggal 12 Juni. Apa ibu masih mengingat dengan jelas wajah dokter yang dimaksud?" tanya pihak administrasi itu.
"Pada tanggal 12 Juni saya yakin itu karena memiliki catatan kejadian tapi saya ingat bahwa dokter waktu itu masih muda dan tinggi. Hanya saja saya tidak dapat memberitahukan seperti apa wajahnya karena dokter itu memakai topi, kacamata, masker. Jadi, says tidak bisa menjelaskan ciri-ciri dokter itu tapi dokter pria itu berbadan tinggi dan kurus. Suara dokter itu terdengar sedikit serak tapi artikulasinya jelas hanya saja tidak bisa berbicara huruf R." jawab Yashfi dengan sangat bingung.
"Maaf, tapi di rumah sakit ini tidak ada dokter pria muda berkacamata yang tinggi dan kurus. Jika dokter itu berbadan tinggi dan cukup berisi tapi dokter pria muda disini tidak ada yang tidak bisa berbicara huruf R." ucap para suster.
"Bagaimana ini, cantik? Apa kita tetap mencari di rumah sakit ini? Atau kita pergi saja?" tanya Topan dengan sangat bingung.
Yashfi yang kebingungan dan tidak ingin kejadian ini sampai ke telinga Tedi memutuskan untuk pergi dari rumah sakit itu.
salken
yu gabung d Cbm...
caranya follow akun ak dl ya
nnti ak masukin kaka ke gc Cbm
d sn kita belajar bareng
yu gabung...