Menikah lagi bukanlah hal yang diinginkan Albert untuk saat ini. Namun apa daya, ia tak bisa menolak keinginan putri kecilnya yang terus meminta sosok ibu untuk dirinya.
Kanya, Albert terpaksa menawarkan sebuah pernikahan pada Kanya atas permintaan Lala yang menginginkan Kanya menjadi ibu sambungnya.
"Menikahlah denganku untuk Lala. Tapi jangan pernah berharap setelah menikah nanti aku bisa mencintaimu, karena cintaku sudah habis untuk mendiang istriku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Petuah David
Lala akhirnya mau dibujuk. Kini dia sudah kembali asik bercerita dengan Albert tentang kegiatannya di sekolah bersama Kanya dan Mama Liani. Puas bercerita, dia teringat pada Kanya yang sudah menunggu mereka di lantai bawah.
"Papa, Lala mau pulang ya. Kasian Tante Kanya dah lama nunggu Lala dan Nenek di bawah." Kata Lala.
Albert terkesiap. Ditatapnya wajah putrinya dengan dahi yang nampak mengkerut. "Kenapa Tante Kanya di bawah? Sedang apa dia di sini?"
Mama Liani yang mendengarnya segera bangkit dari posisi duduk dan menghampiri putranya itu. "Tadi Kanya yang anterin Mama dan Lala ke sini. Dia gak enak hati mau ikut ke sini karna takut dimarahin lagi sama kamu!" Sindir Mama Liani. Semoga saja sindirannya itu membuat Albert sadar diri.
Albert terdiam. Dia memilih tidak menjawab. Dia juga tidak peduli pada Kanya yang kini menunggu ibu dan anaknya di lantai bawah.
"Nenek, ayo kita pulang aja. Lala mau lanjut main sama Tante Kanya di rumah!" Ajak Lala. Nampaknya gadis kecil itu belum puas bermain dengan Kanya hingga mau melanjutkannya di rumah. Lagi pula Kanya juga udah berjanji mau menemaninya bermain hari itu.
Albert membiarkan saja anak dan ibunya itu pergi meninggalkan dirinya. Dan kini yang tertinggal di dalam ruangan kerjanya hanya dirinya dan David.
"Albert..." David mendekati sahabatnya itu dan duduh di hadapannya.
Albert menatap David yang sudah duduk di depannya dengan sebelah alis yang nampak terangkat ke atas. "Ada apa?" Tanya Albert seakan tidak paham dengan arti tatapan mata David saat ini.
David menatap wajah pria itu dengan tatapan intens kemudian berkata. "Apa kamu sadar jika sikapmu pada Kanya cukup keterlaluan?" Tanya David. Dia ingin tahu apa yang ada di dalam pemikiran Albert saat ini.
Albert mengangkat kedua bahu secara bersamaan. "Memangnya aku melakukan apa kepadanya. Aku gak ngelakuin apapun kepadanya." Balas Albert.
David mendengus. Ternyata benar dugaannya jika Albert tidak akan sadar dengan kesalahannya. "Sikapmu pada Kanya itu udah cukup keterlaluan, Al. Kamu perlakuin dia dengan ketus. Kamu juga seperti orang gak suka kalau dia dekat dengan anak kamu!"
Albert memilih diam. Malas menanggapi perkataan David.
"Al, kamu selalu saja bersikap seperti itu pada Kanya setiap kali bertemu dengan anak kamu. Apa kamu gak sadar kalau sikap kamu itu udah keterlaluan. Kanya dekat dengan anak kamu itu bukan karena dia mau dapatin kamu kok, dia itu dekat dengan Lala, atas keinginan Lala juga. Kalau kamu gak suka dengan kedekatan mereka, kamu cukup diam dan perhatiin aja. Jangan bersikap seperti itu, kamu seperti orang yang tidak suka melihat anak kamu bahagi aja. Setidaknya kalau kamu gak bisa kasih mama buat anak kamu, kamu jangan rusak kebahagiaannya!" Kata David panjang lebar. Jika dulunya Albert yang suka menasehati dirinya, kini sebaliknya, David yang bertugas menasehati Albert agar pria itu bisa sadar dengan kesalahannya.
Albert terdiam setelah mendengar perkataan David. Kenapa dia jadi merasa seperti orang tua yang tidak bahagia melihat anaknya bahagia? Albert seperti ayah yang tidak sayang saja pada anaknya.
"Kamu harus ingat, Al. Yang mau dekat dengan Kanya itu Lala, bukannya Kanya yang mau dekat dengan Lala!" Tegas David menyadarkan Albert tentang keinginan putrinya.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
smoga kecelakaan albert hikmahnya kanza menerima albert kembali