Semoga kisah nikah dadakan Atun Kumal dekil, dan Abdul kere menang judi 200 juta ini menghibur para readers sekalian...🥰🥰🥰
Happy reading....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Satu Minggu sudah berlalu, Seperti kata Abdul ketika awal menikah, bahwa mereka hanya akan tinggal sementara di rumah emak Asih itu. Mereka hanya butuh kesiapan mental dan perasaan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi ketika mereka bertemu dengan para tetangga dan sanak saudara, terutama Mak Rodiah.
"Sebentar ya Dek, kita tunggu Emak dulu." ucap Abdul dengan panggilan mesra kepada Atun istrinya.
"Iya Mas, kita memang harus menunggu emak." jawab Atun, gadis polos nan lugu itu sungguh menghormati ibu mertuanya meskipun ibu mertuanya nampak tak suka kepada Atun.
"Maaf ya Dek, Emak sering marah-marah di depan kamu, sikapnya juga kurang baik." ungkap Abdul merasa tak enak hati kepada istrinya.
"Enggak apa-apa Mas, Emak enggak menyakiti aku kok. Mas Abdul kan tahu sendiri Emak ku seperti apa. Dia bahkan lebih parah dari ibu mu Mas. Emak tak segan memukuli aku." Atun berbicara dengan mata berkaca-kaca.
"Sudahlah, semuanya sudah berlalu. Sekarang tidak ada lagi yang akan menyakiti kamu. Karena kita akan pulang ke rumah kita, memulai hidup baru tanpa gangguan emak ku, juga emakmu."
Atun tersenyum mendengar penuturan Abdul. Wajah pria yang dulunya menjengkelkan itu kini tampak serius dan lebih berwibawa, semenjak ia menyandang gelar sebagai suami. Dalam hati, Atun berjanji akan membuat Abdul bahagia, walau apapun keadaan mereka nanti.
"Alamaaakk, apa iya ini yang dinamakan cinta?" gumamnya di dalam hati. Ia cengengesan sendiri. Namun kemudian terdengar panggilan Mak Asih yang baru saja datang tanpa salam.
"Dul...!" panggilnya lumayan kencang.
"Iya Mak." jawab Abdul beranjak dari duduknya, ia mengajak Atun keluar dari kamar mereka. "Ayo Dek!"
Atun mengangguk, meraih tas berukuran sedang yang berisikan pakaian yang di belikan Abdul beberapa hari lalu.
"Mak, kami mau pamit pulang." ucap Abdul dengan wajah serius, dia menampakkan sikap dewasanya yang selama ini tersembunyi bagi Atun.
"Iya." jawab Mak Asih datar.
"Mak, Atun pamit ya." ucap Atun mendekati perempuan paruh baya yang tampak acuh itu.
"Hem." jawab Mak Asih.
"Terimakasih, dan maaf sudah merepotkan emak." sambung Atun lagi. Tentu saja Abdul senang juga terkagum-kagum melihat istrinya begitu sopan kepada emaknya yang galak tersebut.
"Udah sana, cepet pulang." jawab Mak Asih tanpa melihat wajah Atun ataupun Abdul. Kata-katanya terdengar seperti mengusir, tapi tidak bagi Atun. Entah mengapa ia merasa jika mertuanya itu menyayanginya walaupun sedikit.
"Iya Mak." sahut Abdul kemudian merogoh kantong celananya. Segepok uang sudah ia persiapkan untuk di berikan kepada emaknya.
"Kirain kamu lupa sama emak setelah beristri." ucap perempuan itu mengambil uang dari tangan Abdul.
"Ya enggak Mak. Aku mencintai istriku dan menyayangi emak. Posisinya sama dengan status yang berbeda." Abdul tersenyum menggoda emaknya.
"Heleh, emak sudah tidak mempan dengan gombalan basimu itu." ucapnya sambil menghitung uang yang diberikan Abdul.
"Ya sudah, kami pamit ya Mak." ucap Abdul meraih tangan emaknya.
"Ya." jawabnya masih dengan sikap acuh.
"Atun juga Mak." Atun pun meraih tangan emak Asih, tanpa di sangka perempuan paruh baya nan galak itu mengulurkan tangannya.
"Jadilah istri yang bisa menghemat uang suami. Jangan lupa untuk menasehati dan membimbing suamimu. Biar gak kesasar di atas dunia yang penuh tipu daya ini." tuturnya membuat Atun mendongak wajah mertuanya.
"Iya Mak." jawab Atun mengangguk patuh.
Mereka meninggalkan rumah ibu mertuanya itu menaiki mobil Abdul. Mereka meluncur ke kampung sebelah, pulang ke rumah mereka.
"Kita ke rumah emakmu dulu atau langsung pulang Dek?" tanya Abdul.
"Pulang saja Mas, aku masih perlu menyusun kata-kata untuk menghadap emak." jawab Atun.
"Okeh." Abdul mengangguk setuju.
Keduanya terdiam ketika kendaraan roda empat itu mulai menapaki jalan di kampung halaman mereka. Lebih tepatnya sudah memasuki gang pertigaan antara rumah Abdul, Emak Rodiah, juga rumah Marina.
"Kita belanja dulu dek, soalnya di rumah tidak ada apa-apa." Abdul menghentikan mobilnya tepat di pertigaan, warung Mak Ijah.
Atun segera turun, meskipun agak sedikit ragu namun ia juga tidak mau membuat suaminya kelaparan siang ini. "Sungguh, kelaparan itu sangat enggak enak." pikir Atun.
"Mak." panggil Atun dengan suara lembutnya.
"Iya." sahut Mak Ijah yang sedang sibuk menata tempe dan sayur mayur lainnya.
"Beli telur, bayem, cabai sama tempenya Mak." ucap Atun menunjuk jenis belanjaan yang diinginkannya.
"Atun?" tanya Mak Ijah, setengah melongok perempuan itu melihat Atun berbelanja di warungnya. Tak hanya itu, perempuan itu memindai seluruh tubuh Atun dari ujung rambut hingga kaki, semuanya nampak berbeda, tidak terlalu Kumal dekil seperti beberapa waktu lalu. Tapi lebih terlihat cantik dengan pakaian yang bagus dan sandal yang bagus pula.
"Iya Mak." jawab Atun meyakinkan Mak Ijah.
"Kamu pulang Tun? Sama siapa?" tanya Mak Ijah sedikit heboh, melihat keluar warungnya. Jelas terlihat sebuah mobil yang cukup di kenali Mak Ijah. "Kalian...?" Mak Ijah menyatukan dua telunjuknya sambil menatap Atun juga Abdul yang menunggu di mobil dengan kaca terbuka.
"Alhamdulillah Mak, Atun dan mas Abdul sudah menikah, dan akan tinggal di rumah Mas Abdul." jelas Atun tidak mau menutup-nutupi kebenaran atau pernikahannya dengan Abdul.
"Nikah dimana?" tanya Mak Ijah kepo.
"Di rumah emak mertuaku." jawab Atun lagi.
"Oooo....!" perempuan itu ber oh panjang. Dasarnya ia memiliki jiwa kepo yang luar binasa, semua gosip dan berita hangat dikampung itu pastinya Mak Ijah lebih tahu. Bahkan lebih paham daripada pihak yang bersangkutan.
"Berapa Mak?" tanya Atun ingin segera pergi dari warung gosip itu, sudah cukup baginya menjelaskan posisinya kepada Mak Ijah. Itupun Atun lakukan agar perempuan bergigi tongos itu segera menyebarkan kabar pernikahannya dengan Abdul. Tentunya agar tak ada orang yang bertanya-tanya jika Mak Ijah sudah berbicara nantinya. Dan yang paling penting tak butuh waktu lama bagi Mak Ijah, dapat dipastikan semua orang akan mengetahui kabarnya.
"Lima puluh ribu Tun?" jawabnya tanpa menghitung.
"Lho, kok mahal Mak, biasanya enggak segitu?" ucap Atun.
"Halah, suamimu banyak duitnya toh. Kembalian yang sedikit itu akan bermanfaat sekali kalau kalian berikan padaku. Lagian aku enggak ada uang receh." ucapnya, sambil memasukkan uang yang di berikan Atun ke dalam dompetnya yang tampak tebal.
"Ya sudah lah Dek, biarkan saja." Abdul yang sejak tadi hanya mendengarkan kini angkat bicara.
Atun masih terbengong-bengong, namun ia mendengarkan ucapan suaminya, Atun mengangguk dalam kebingungan.
"Besok belanja lagi ya." ucap Mak Ijah, menyembulkan kepalanya, ia tersenyum sumringah menatap Atun yang masuk ke dalam mobil.
"Kok Mak Ijah bisa tahu uangmu banyak Mas?" tanya Atun masih terheran-heran dengan sikap Mak Ijah.
"Ya, mungkin karena sekarang aku punya mobil." jawab Abdul sekenanya.
"Tapi memang uangmu sangat banyak Mas, tadi pagi itu kamu ngasih emak begitu banyak." Atun menoleh suaminya yang mulai mematikan mesin. Mereka sudah sampai di halaman rumah Abdul.
"Harusnya kamu senang kalau uangku banyak Tun. Kamu bisa hidup bahagia tanpa bekerja keras lagi. Kamu juga tidak akan di hina teman-teman sekolahmu karena selalu memakai pakaian bekas Rara dan Ajeng." jawab Abdul.
"Iya, aku tahu Mas. Dan aku bahagia. Tapi kok rasanya ada yang mengganjal gitu." Atun berpikir dan mencari-cari sesuatu yang ada dipikirannya, tapi entah apa.
kasian tp mo ketawa, ketawa aja ahh
emak..emak cepet sembuh yah supaya bisa marah2 lg ..
dan kau Atun jgn plin plan gitu lah sama si Abdul..marah boleh tp logika jln terus../Shy//Shy/
seumur hidup itu terlalu lama untuk mendampingi org yg kecanduan judi ..sudah dihancurkan kenyataan jgn lah meninggikan harapan mu Tun 😌😌
Dibalik lelaki yg sukses ,ada wanita yg terkedjoet dibelakang nya..sukses dah si Abdul bikin kejutan buat emak nya sama kamu Tun..dan tunggu aja akan ada kejutan lain nya /Pooh-pooh//Pooh-pooh/
judul nya ganti Istri Ayahku ternyata Ibuku,dan Ayahku ternyata Laki Laki 🙀😿
orang kaya emang suka begitu, lagunya tengil..kek duit nya halal aja ( kasino warkop )