NovelToon NovelToon
Menuai Rindu

Menuai Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:51.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

maaf

Buk Parni menaruh segelas kopi dan susu di meja,

" silahkan diminum, dan silahkan melanjutkan perbincangan nya mas Wira dan mbak Mega.." buk Parni tersenyum manis, perempuan itu tampak senang sekali melihat kedekatan Wira dan Mega.

Setelah mengatakan itu buk Parni pergi, ia kembali masuk ke dalam rumah, meninggalkan Mega dan Wira.

Lagi lagi suasana menjadi hening.

Angin malam ini entah kenapa terasa begitu menusuk,

Mega menarik turun roknya agar menutupi kakinya.

Wira melihat itu, ia tau kalau perempuan itu kedinginan.

" Masuklah," kata Wira,

" percuma saja kita bicara, toh kau tidak mau menjawab ku sama sekali." imbuh Wira.

Mendengar itu Mega memberanikan dirinya,

" apa yang harus ku katakan mas..

sementara kau terlihat begitu membenciku.." ucap Mega, masih tertunduk.

" kenapa aku harus membencimu?" Wira menatap Mega, tatapan yang masih sama,

" karena aku pergi dan tidak menepati janji.." jawab Mega dengan suara mulai bergetar kembali,

" Janji? Janji apa Mega?

Apa yang pernah kau janjikan kepadaku?" Wira menatap Mega lebih teliti sekarang, laki laki itu seperti sengaja membuat Mega merasa lebih bersalah.

" Apa kau sengaja bertanya seperti itu mas? Rasanya, dalam setiap kata katamu, kau selalu berusaha menyakitiku.." tidak bisa di tahan lagi, air mata Mega menetes.

" Aku yang salah mas, aku bahkan tidak pantas untuk memohon maafmu..

Tapi aku sungguh tidak punya pilihan.." air mata Mega pun jatuh lebih deras.

Wira terdiam,

ia melihat air mata Mega yang jatuh,

Perasaan yang sudah lama ia buang jauh jauh kini menjalarinya kembali.

Sungguh ia marah, sungguh ia tidak ingin bersikap baik lagi pada perempuan yang sudah meninggalkannya itu, namun ternyata hatinya tidak selaras dengan keinginannya.

Di buang pandangannya ke arah lain, agar ia tidak lagi iba melihat perempuan disampingnya itu menangis.

" Sungguh.. Maafkan aku mas.." suara Mega begitu menyayat hati Wira,

" bagaimana aku bisa memaafkanmu Mega,

tidak hanya pergi tanpa pamit, kau bahkan menikahi orang lain." jawab Wira dengan suara dalam, sorot mata laki laki itu terlihat sedih dan terluka.

Kenangan menyakitkan saat awal awal Mega pergi dan menghilang tanpa kabar kembali hadir.

" Kukira kau akan kembali setelah kau lulus kuliah,

setelah kau dewasa dan mampu mengambil keputusan sendiri atas hidupmu.

karena itu aku dengan serius mencari pekerjaan yang baik, meski hatiku di selimuti rasa sakit hati dan nelangsa karena kau tinggalkan.

Aku berharap dan selalu berharap, kau akan kembali dan menepati janjimu menikah denganku,

Tapi..

aku malah mendengar kabar dari kakung bahwa kau sudah menikah dengan laki laki lain." Wira mengepalkan tangannya, menahan perasaan sakit hati yang kembali menyerbunya.

Mega tidak menjawab, namun air matanya mengalir semakin deras,

Perempuan itu bahkan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan bahunya berguncang begitu hebat.

" Jangan menangis seperti itu Mega, orang akan menyangka aku yang sudah jahat dan menyakitimu," ucap Wira sembari menyandarkan punggungnya kembali ke kursi.

" Padahal kau lah yang sudah bersikap kejam terhadapku." lanjut Wira.

Di biarkan Mega menangis, sampai tangis perempuan sedikit lebih reda.

" Dengan apa yang sudah terjadi,

Dengan apa yang sudah kau lakukan,

Aku sudah tidak mungkin seperti dulu Mega.

Perasaanku sudah kau gerus habis,

Yang tersisa dariku hanyalah penyesalan.

Aku menyesal karena begitu percaya pada janjimu,

Aku menyesal karena begitu percaya bahwa kau akan setia kepadaku." suara Wira terdengar begitu tegas saat mengucapkan itu, membuat air mata Mega yang sudah berkurang kini penuh kembali.

" Tapi asal kau tau, meski kau tidak disini aku tetap menjaga hubungan baikku dengan Kakung dan uti,

Tidak mungkin setelah kehilangan sosokmu aku tega membiarkan mereka kesepian.

Aku akan tetap sering kesini Mega,

Akan tetap memberi makan burung burung di depan sana.

Jadi janganlah kau nanti salah paham dengan kehadiranku disini dan menganggap ku sudah melupakan apa yang telah kau perbuat padaku.

Aku bukan orang yang lupa akan kebaikan Kakung dan uti padaku,

Meski tidak bersamamu, aku tetap akan menjaga mereka.

Jadi kuharap kau menjaga sikapmu padaku Mega,

mari menyapa seperti biasanya, tapi tanpa melupakan bahwa diantara kita sudah berdiri dinding yang tinggi,

Dan kaulah sendiri yang menciptakan itu." Wira bangkit,

" masuklah Mega, sampaikan pada kakung aku pulang." Wira berjalan begitu saja, meninggalkan Mega yang masih menangis di tempatnya.

Kata kata Wira begitu menyakitkan untuknya, ia bahkan tidak sanggup menatap laki laki itu.

memang benar apa yang di katakan Wira ,

Dirinya sungguh kejam,

harusnya dulu ia berani menentang orang tuanya,

Tapi Mega tidak seberani itu,

Ia di penuhi dengan ketakutan.

1
indy
semangat kakak. semoga wira n yuda baik baik saja
Murni Zain
Kasihan Yudha semoga sehat kembali
Mika Saja
trimakasih mba ayu,,,sehat selalu,,,,,semoga akan baik2 SJ entah itu Wira maupun Yudha,,
Isda Wardati K
karya dg alur cerita yang bagus
ayuningdianti: terimakasih kak.. ☺️🙏
total 1 replies
Nene Juan
Thor aku baca nya sampai gx bisa napas saking tegang nya..
margareta nababan
harus happy ending yaaa kakkk, jangan sampai tamat dulu
Murni Zain
Serius Handoko menangis 🤔🤔
msh ada hati dn perasaan sedih lihat anknya bersimpuh.. menyelamatkan dirinya. 🙄
indy
Pak handoko ke anak sendiri saja tega apalagi ke orang lain
Mika Saja
bisa nangis kau pak Handoko, penyesalan mu SDH TDK berguna lg, tinggal menunggu semua yg kau pnya akan hilang sekejap mata,,,mba ayu minta up 1x LG ya 🤭🥰
Mika Saja: siap mba ayu👍🥰🥰
ayuningdianti: besok ya kak.. matanya udah berat..😁🙏🙏
total 2 replies
margareta nababan
AYO UP LAGI KAKKKK PLIS KAMI NUNGGUIN MEGA D BAWA WIRA
Mika Saja
dah Wira ayo bw pergi aja Mega,, pelayan nya SJ sampai blng bgtu,tentunya mrk tau apa yg terjadi dirumah itu,,,
Nene Juan
Sampai ketinggalan tiga part, kenapa gx ada notip, di hpku yah..
Lyna Elza
hadehhhh HANDOKO dipelintir tangan nya Uda kesakitan kayak gitu..... sok pahlawan
Iyee Kah
suksess slalu thorr
ayuningdianti: amin kak...
total 1 replies
Sitti Ramadan
aku nangis lo thor, sedih, terharu wira dtg untuk mega, trus yudha ikhlasin mega buat wira walaupun dia juga harus babak belur
Murni Zain
Alhamdulillah akhirnya pertolongan dtg tepat waktu.. mas Wira ❤😍🥰
mbk Ayu the best ❤❤❤
Wiwik Roviyantini
kok ada y orang tua macam Handoko 😶😶😶
margareta nababan
kakkkkk, ayo up lagiiii saya ga sabarr nii
ayuningdianti: agak malam kak..🙏
total 1 replies
evi Lusi
makash upnya mbak Ayu
evi Lusi
wuih tepat waktu maz wiraa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!