Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
Sarah hanya tersenyum dan kemudian menyalami kedua orangtuanya Abimanyu seraya menyebutkan namanya. Nova dan kawannya yang lain pun mengikuti perbuatan Sarah, ikut menyalami kedua orangtuanya Abimanyu dan menyebutkan nama mereka masing-masing.
Setelah dipersilahkan masuk oleh Inggit, Sarah duduk di ruang tamu bersama tiga pengawal setianya. Sedangkan pengawal yang lainnya berjaga di luar. Abimanyu duduk di samping Sarah yang kemudian berpindah ke samping orangtuanya karena di pelototi oleh ketiga "sepupu" Sarah.
"Nak Sarah, terimakasih telah meluangkan waktunya untuk datang ke rumah kami. Membantu kami membujuk Bagas yang belakangan ini tampak berbeda dan sangat sulit untuk dibujuk melakukan hal-hal yang biasanya dia suka lakukan." ucap Arjuna dengan wajah sedih.
"Tidak apa-apa, saya senang bisa membantu Om Juna dan Tante Inggit. Saya akan berusaha mencari tau penyebab mengapa Bagas menjadi berubah seperti itu."jawab Sarah sambil tersenyum manis.
Tanpa di perintah, kepala asisten rumah tangga menyajikan bergelas-gelas jus dan kopi juga beberapa macam cemilan untuk para tamu majikannya.
"Sekarang ayo kita ke kamarnya Bagas, sejak pulang sekolah dia mengurung diri di kamarnya. Tak mau keluar, bahkan makan pun dia tak mau." lapor Inggit. Dia sangat cemas dengan keadaan Bagas.
"Sabar Ma, Sarah baru saja datang masa sudah langsung kita minta membantu kita. Biarkan Sarah duduk dan minum dulu." ucap Arjuna merasa tak enak pada Sarah yang langsung di ajak menemui Bagas oleh istrinya.
"Tidak apa-apa Om, semakin cepat kita mengetahui apa penyebabnya semakin cepat kita mengetahui jalan keluarnya. Ayo Tante, kita ke kamar Bagas." ucap Sarah seraya bangkit dan mengikuti Inggit.
Mereka kemudian berjalan menuju kamar Bagas yang berada di lantai dua. Pintu kamar Bagas tertutup rapat dan perlahan di buka oleh Abimanyu. Tampak oleh mereka Bagas tengah duduk di tepi jendela kamarnya sambil memandang ke arah luar. Ditemani oleh susternya.
Abimanyu pun menghampiri Bagas dan menyapanya. "Hai keponakan Om Abi yang paling ganteng. Coba lihat siapa yang datang !"sapa Abimanyu. Bagas mengalihkan pandangannya dan langsung berlari menghampiri Sarah kemudian memeluk Sarah.
"Miss Sarah.... hiks.. hiks... huaaaaaaa... hiks... huaa" tangis sedih Bagas tumpah dipelukan Sarah.
"Hei.. Hei.. Hei.. anak pintar kenapa menangis dan bersedih ? Coba bilang sama Miss.." tanya Sarah sambil memeluk Bagas.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Teman-teman Bagas.. hiks.. bilang.. kalau.. Bagas.. hiks.. penyebab.. hiks.. mama dan papa Bagas.. meninggal.. hiks.. mereka.. hiks .. bilang.. hiks.. gara-gara Bagas.. mama.. meninggal.. hiks.. mereka.. hiks.. berkata.. papa marah sama Bagas.. hiks.. papa engga sayang sama Bagas.. hiks.. jadi papa juga meninggalkan Bagas.. hiks.. papa pergi menyusul mama .. hiks.. huaaa... huaaaaaaa " tangis Bagas pecah. Bagas menangis tersedu-sedu dipelukan Sarah yang telah membawa Bagas duduk di tepi tempat tidurnya.
"Ssstt.. sayangnya Miss Sarah, bisa bilang pada Miss Sarah siapa yang berkata seperti itu ?"tanya Sarah lembut sambil mengelus pelan punggung Bagas.
"Hiks.. ja.. hiks.. far.. hiks.." ucap Bagas disela-sela tangisnya.
Abimanyu dan kedua orangtuanya yang mendengar penjelasan Bagas saling tatap dan sedih. Apalagi Abimanyu, sekuat tenaga menahan gejolak amarah dihatinya ketika mendengar jika ternyata keponakannya dikata-katai seperti itu oleh Jafar yang merupakan keponakan dari Dias.
'Dasar keturunan gendeng, anak sekecil itu mulutnya sudah jahat dan berani berkata-kata seperti itu. Entah bagaimana kedua orangtuanya mendidik dia, jika saja aku mengetahui sejak awal, akan aku beri pelajaran anak itu.' ucap Abimanyu kesal dalam hatinya.
"Bagas ingin seperti teman-teman Bagas, setiap hari di antar jemput oleh papa dan mama nya. Bagas hanya di antar atau di jemput sama suster atau sama mbak. Atau Om Abi yang antar itu pun jarang banget. Om Abi malah sibuk sama tante Annabelle dan tante-tante lampir. Kalau pun menjemput atau mengantar Bagas, Om Abi sibuk menelepon Tante lampir dan Tante Annabelle atau Tante ngesot." keluh Bagas setelah reda tangisnya.
Bagas kemudian memandang Sarah. "Miss Sarah seorang yang perduli pada Bagas, Miss Sarah selalu menemani Bagas jika Bagas telat dijemput ataupun jika Bagas datang kepagian. Bagas ingin menjadi anaknya Miss Sarah saja. Oma.. Opa .. Bagas tinggal dengan Miss Sarah saja. Oma dan Opa juga selalu sibuk main golf atau pergi dengan teman-teman oma dan opa." sambung Bagas seraya memeluk Sarah seolah tak ingin lagi Sarah meninggalkan dirinya.
Sarah yang balas memeluk Bagas hanya bisa menepuk-nepuk dan mengelus lembut punggung Bagas. Abimanyu dan kedua orangtuanya tertegun mendengar keluh kesah Bagas. Mereka tak mengira jika kesibukan mereka ternyata telah membuat Bagas kesepian dan merasa sendiri. Rasa bersalah menyelinap di hati mereka.
Abimanyu perlahan bangkit dan berusaha memeluk Bagas. Tetapi Bagas menolak sentuhan Abimanyu, begitu pun ketika kakek dan neneknya berusaha mengelus kepala Bagas. Bagas menghindari sentuhan mereka dan semakin mendusel ke pelukan hangat Sarah.
"Bagas, sekarang dengarkan Miss Sarah ya ! Bagas tidak boleh melamun ataupun berdiam sendiri di kamar. Tidak mau makan dan tidak mau keluar dari kamar. Tidak boleh seperti itu ya sayang. Om Abi, oma dan opa sangat menyayangi dan mencintai Bagas. Om Abi juga kan bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan Bagas. Oma dan Opa kan berolahraga agar terus sehat dan bisa melihat Bagas sekolah sampai selesai."nasihat Sarah pada Bagas.
"Pokoknya Bagas mau tinggal sama Miss Sarah. Bagas setiap hari hanya di temani oleh mbak dan suster, Bagas mau ditemani oleh Miss Sarah. Bagas engga mau sama oma opa atau Om Abi."
Abimanyu dan kedua orangtuanya hanya bisa saling tatap dan bingung harus bagaimana. Di satu sisi mereka merasa bersalah pada Bagas. Di sisi lain mereka juga merasa malu pada Sarah dengan kelakuan Bagas.
"Bagas sayang, oma berjanji tidak akan sering meninggalkan Bagas lagi. Oma akan terus menemani Bagas mulai hari ini."
"Engga mau, Oma sudah sering berkata seperti itu tetapi tetap saja oma selalu sibuk. Senam, arisan, golf, ke salon, belanja, makan-makan, bertemu teman-teman, rapat. Oma engga punya waktu untuk sekedar menemani Bagas sarapan atau membuat tugas. Pokoknya Bagas ingin tinggal sama Miss Sarah. "
Dengan perasaan bersalah Inggit dan Arjuna memandang Bagas yang kembali menangis dipelukan Sarah. Ingin rasanya mereka merengkuh tubuh Bagas dan memeluknya seperti yang Sarah lakukan sekarang. Tetapi setiap kali mereka menyentuh Bagas, Bagas menepiskan tangan oma dan opanya.
"Bagas dengarkan Miss, Miss akan berusaha setiap hari menjemput Bagas tetapi Bagas tetap harus tinggal bersama oma dan opa. Tetapi weekend atau holiday, Bagas boleh menginap di rumah Miss Sarah. Itu pun jika opa dan oma Bagas mengizinkan. Deal ?" ucap Sarah seraya mengurai pelukan Bagas.
"Bagas maunya setiap hari tidur bersama Miss Sarah. Bagas engga mau panggil Miss, mau panggil Ibu saja. Boleh kan ?"ucap Bagas penuh harap.
"Iya boleh."jawab Sarah menganggukkan kepalanya sambil mengelus rambut Bagas.
"Sekarang Bagas turun dan kita makan ya. Bagas harus makan. Dan tidak boleh bersedih lagi. Ibu akan selalu ada buat Bagas. Bagas kan tau nomor telepon Ibu. Jika ada apa-apa Bagas tinggal menghubungi Ibu." ucap lembut Sarah sambil menggandeng tangan Bagas keluar dari kamar menuju ke meja makan, diikuti oleh Abimanyu dan kedua orangtuanya juga suster yang menjaga Bagas selama ini.
"Bagas ingin disuapi Ibu. Dan duduknya dipangku Ibu." pintar Bagas manja.
"Iya duduknya dipangku Ibu makannya juga disuapi Ibu. Tapi makannya harus banyak ya ! Kalau Bagas makannya sedikit Ibu engga akan datang menjemput Bagas nanti. Oh iya sus, tolong bereskan baju Bagas untuk dua hari dan siapkan juga seragam sekolah Bagas. Hari ini dan besok Bagas akan ikut bersama saya. Bolehkah Om Juna jika hari ini dan besok Bagas menginap di rumah saya dan hari seninnya saya mengantar langsung Bagas ke sekolahnya?"
" Tentu saja boleh. Sus, tolong siapkan semua keperluan Bagas untuk dua hari ini dan jangan lupa bawakan juga seragam dan juga kelengkapan sekolahnya." jawab Inggit sekaligus memberi perintah pada susternya Bagas.
"Maaf merepotkan Nak Sarah, terimakasih telah membuat Bagas mengeluarkan semua ganjalannya." sambung Inggit tersenyum malu pada Sarah.
"Tidak apa-apa Oma, saya senang jika Bagas menginap di rumah saya. Pasti adik saya Tama senang jika Bagas main dan menginap di rumah kami. Dia sangat menginginkan adik laki-laki dan perempuan. Pasti nanti Tama memanjakan Bagas. " ucap Sarah.
Abimanyu yang sedari tadi diam dan tidak berkomentar apapun hanya memandang sedih ke arah Bagas. Dia merasa gagal memahami keponakannya. Dia merasa jika Bagas dilimpahi uang dan harta yang banyak akan membuatnya bahagia. Abimanyu lupa, jika Bagas juga memerlukan dan membutuhkan kasih sayangnya.
Sama dengan Inggit dan Arjuna, keduanya merasa amat bersalah sering meninggalkan Bagas sendiri hanya ditemani oleh pengasuhnya. Mereka juga lupa jika Bagas memerlukan kasih sayang dan ingin dicintai dan juga bermanja pada orang-orang terdekatnya. Bagas bagaikan menemukan cinta dan kasih sayang seorang ibu dari Sarah. Sarah dengan lembut duduk memangku Bagas dan menyuapinya dengan telaten. Bagai Ibu kandungnya, Sarah memberikan perhatian dan kasih sayangnya pada Bagas.
ktanya suka sma sarah tpi msih aja main wanita .
kluar dri kdang singa msa dpat lgi buaya abi😂😂
teus nnti siapa yg jdi suaminya bu guru ?
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!