"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Leon baru datang ke kantor bersama Ray. Ternyata Aisyah sudah sampai di sana dengan wajah cerianya. "Aisyah keruangan saya!" Titah Leon. Aisyah menurut aja dia masuk ke ruangan bossnya.
"Iya pak ada apa?"
"Siang ini aku mau ketemu sama Elena, enggak apa-apa kan? Katanya ada hal yang mau di bicarakan. Deket kok enggak jauh." Ucap Leon dia sengaja memberi tahu Aisyah supaya tak ada kesalah pahaman.
Aisyah membeku dia tak langsung menjawabnya, memang sih Leon jujur dan ijin padanya, tapi tetap saja hal itu menyakitkan untuknya, terlebih Elena adalah mantannya Leon.
"Ii-iya pak, silahkan. Kalau gitu saya permisi." Kata Aisyah. Namun saat dia mau keluar, Leon menahan lengan wanita itu. "Jangan salah paham, aku hanya memenuhi keinginan terakhirnya saja. Dia janji enggak akan ganggu kita lagi." Lirih Leon dengan tatapan sendunya.
Aisyah melepaskan tangan Leon darinya. "Iya mas aku percaya sama kamu." Aisyah tersenyum hangat berusaha meyakinkan Leon.
Dia keluar dari ruangan Leon dan berusaha fokus sama kerjaannya. Tapi hatinya gusar, jelas saja, calon suaminya akan bertemu dengan mantan pacarnya. Tapi dia akan coba percaya dengan Leon. Dia yakin Leon tipe lelaki yang setia.
-
-
-
Jam makan siang tiba, Ray mengantarkan makanan untuk Aisyah atas titah bossnya. "Makan dulu, nanti si boss ngamuk. Dia mau pergi soalnya." Ucap Ray yang duduk di sofa depan ruangan Leon.
CEKLEK
Leon keluar dari ruangannya dan pamit pada Aisyah. Dia di temani Ray bertemu Elena. Dengan berat hati Aisyah mengijinkan Leon ketemu dengan wanita itu.
"Huft! Semoga hati kamu enggak goyah mas." Gumam Aisyah pelan. Dia dengan lesu membuka kotak makanan itu dan makan di meja pantry.
Leon berjalan ke taman, Ray menunggunya di mobil. Leon celingukan mencari Elena yang duduk entah dimana. Pandangannya terhenti ketika dia melihat lambaian tangan Elena. Dia menghampiri wanita itu.
"Leon ... Terima kasih udah datang." Ucap Elena. Dia bahkan berhambur ke pelukan Leon, namun Leon dengan cepat melepaskan pelukan itu.
"Ada apa? Cepat aku tak ada waktu, Aisyah sudah menungguku." ketus Leon. Elena menyuruh Leon untuk duduk dulu.
"Leon aku minta maaf atas semua kesalahan ku, aku juga mau pamit, orang tuaku mengirimku lagi ke Inggris. Aku akan menetap disana dan enggak akan kembali ke Indo dalam waktu yang lama. Aku masih punya waktu 3 hari lagi di sini. Leon, aku masih mencintaimu sampai sekarang. Cintaku udah habis di kamu. Aku enggak tahu apakah nanti aku bisa membuka hatiku lagi untuk orang lain atau enggak. Aku akan membawa cinta dan luka ini. Terima kasih untuk semuanya Leon." Lirih Elena.
Pria itu hanya menghela nafasnya entah dia mau bilang apa. "Elena, jalani hidupmu dengan baik. Masa depanmu masih panjang. Semoga kamu tetap pada keyakinanmu. Aku doakan kamu selalu bahagia di manapun kamu berada. Aku yakin, kamu akan menemukan jodohmu El." kata Leon dengan tegas.
Elena berlinang air mata dia menunduk, ternyata dia benar benar akan berpisah dengan Leon. Dia menghapus air matanya kasar.
"Leon, apa benar udah enggak ada lagi tempat di hati kamu buat aku? Sedikit aja." kata Elena dengan suara seraknya.
Leon menggelengkan kepalanya pelan "Maafin aku El. Kamu berhak bahagia, tapi bukan sama aku. Jodoh kamu, bukan aku El."
Elena memeluk Leon lagi, namun kali ini Leon membalas pelukan Elena. Da mengelus punggung Elena, anggap saja ucapan perpisahan untuk Elena sebelum pergi.
"Aku pulang yah, salam sama kak Jinan dan kak Shaka." Ucap Elena dia berdiri perlahan dan berjalan ke arah mobilnya dengan isak tangisnya.
Leon memandangi punggung Elena yang semakin lama semakin jauh. "Semoga kamu bahagia Elena." leon juga sama pergi dari sana dia kembali lagi ke kantornya menemui Aisyah. Namun ketika sampai di kantor dia tak lihat Aisyah.
"Ray cari Aisyah, suruh ke ruangan saya." ucap Leon. Ray mengangguk dia mencari Aisyah. Ternyata orang yang di carinya sedang melamun di meja pantry.
BRAK
Ray sengaja menggebrak meja itu supaya Asiyah sadar. "Astaghfirullah, Ray...ngagetin aja." Ucap Aisyah dia mengusap ngusap dadanya. Memang sungguhan Aisyah kaget sekali.
"Di cariin bos sanah. Aku mau makan dulu. Sekalian temenin si bos makan." Kata Ray dia mengambil piring dan menuangkannya. Lalu Aisyah pergi dari sana menemui Leon.
TOK TOK TOK
CEKLEK
"Pak manggil saya?" tanya Aisyah.
Leon berdiri dan menarik Aisyah duduk di sofa. Dia menjelaskan pertemuannya dengan Elena tadi. Tanpa ada yang terlewat.
Aisyah merasa lega akhirnya Elena akan pergi. Mungkin agak sedikit jahat, tapi kan memang Leon juga sudah tidak mencintai Elena dan akan memulai hidup baru bersama Aisyah.
"Setelah kak Jinan melahirkan, kita akan segera menikah. Kita urus dulu surat-suratnya. Aku enggak mau jauh dari kamu, aku sangat mencintaimu Aisyah."
Aisyah tersenyum manis. "Iya mas, kita akan menikah. Tapi mas juga harus minta restu ibuku. Gimana?" Tanya Aisyah. "Tentu, itu tanggung jawabku. Ayo kita kesana." Ucap Leon yang menarik tangan Aisyah lagi
Dia melepaskan tangan Leon, kebiasaan sekali Leon main tarik tarik tangan Aisyah. "Mas kebiasaan banget, kita belum muhrim tahu!" Gerutu Aisyah yang menghentakan kakinya dan jalan duluan.
"Hihi lucu juga kamu sayang. Iya maaf, kalau udah muhrim boleh lebih dari megang tangan donk!" Celetuk Leon.
Aisyah balik badan menatap tajam Leon. "Astaghfirullah mas, nanti kalau kedengeran orang lain gimana?" Kesal Aisyah.
Leon meminta maaf dan segera membawanya ke rumah sakit tempat ibunya Aisyah di rawat. Mereka sekarang ada di perjalanan menuju ke sana. Sesampainya di rumah sakit Aisyah dan Leon langsung ke kamar bu Dina.
CEKLEK
"Ibu...!" Sapa Aisyah yang melihat ibunya sedang melamun di atas kasur. Bu Dina menoleh dan melihat anaknya. "Aisyah anakku!" Dia merentangkan kedua tangannya menyambut Aisyah.
Aisyah langsung berhambur ke pelukan ibunya dengan isak tangisnya. Mereka saling melepas rindu. Sementara Leon hanya melihatnya dari palang pintu. Dia mendekati keduanya perlahan dan diam di ujung kasur.
Bu Dina menoleh ternyata ada seorang lelaki bersama anaknya datang. "Kamu siapa?" Tanya bu Dina.
"Assalamualaikum bu, perkenalkan saya Leon. Calon suami Aisyah, anak ibu." Ucap Leon dengan gentle dan menyalami punggung tangan bu Dina.
Bu Dina tersenyum pada Leon dan anaknya. "Jadi kalian akan menikah?" Tanya bu Dina lagi.
"Iya bu, apa ibu merestui kami?" Tanya Leon dengan menatap lekat bu Dina. "Hmm baiklah ibu akan merestui kalian. Tapi tolong jaga Aisyah, jangan biarkan dia mengusik anakku. Dia sedang mencari anakku." Lirih bu Dina pada Leon.
"Dia siapa bu?" tanya Aisyah
"Kakekmu!"
DEG