Marna dan Mora adalah sahabat yang sangat dekat dan satu sama lain juga sering saling berbagi cerita atas apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Namun tanpa Mora sadari ada sebuah perasaan yang muncul dari dalam hati Mora untuk Marna yaitu ingin menjadikan Marna lebih dari sekedar sahabatnya saja. Tapi karena perasaan yang Mora miliki untuk Marna membuat Marna jatuh dalam rasa trauma yang sangat dalam akan hubungan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainun Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10
"Tujuan saya kesini adalah ingin melihat sudah sampai mana persiapan kalian, kekompakan kalian, dan juga keseriusan kalian yang latihan ini. Saya ingin melihat apakah semua gerakan yang kalian pelajari sudah sesuai dengan alunan musik" Pembina menjelaskan apa alasan iya ingin datang melihat mereka
"Jadi saya ingin melihat kalian semua menari di hadapan saya sekarang juga agar saya bisa melihat dan menilainya. Pak Nasir juga akan membantu saya melihat kekurangan kekurangan yang kemungkinan masih ada" Pembina menyuruh mereka semua untuk menunjukkan hasil latihan mereka selama ini di hadapannya
"Baik lah Pak. Kami akan menari di depan Bapak dan kami pun siap mendengarkan juga menerima komentar Bapak nantinya" ucap Rini yang sambil melirik ke arah juniornya yang memiliki maksud untuk bersiap siap dan harus serius agar Pembina mereka tidak merasa kecewa
Tanpa banyak basa basi Pembina mereka pun langsung saja mempersilahkan mereka untuk menari dan mereka langsung mengambil posisi masing masing serta tidak lupa melantunkan bismillah agar bisa serius dan tenang
Musik pun langsung saja di putarkan oleh Pak Nasir dan mereka juga langsung menari memperlihatkan gerakan yang sudah mereka latih
Tapi tiba tiba di pertengahan tarian Susi malah terpeleset karena iya menginjak selendangnya yang iya ikat di pinggangnya namun tidak sama panjang
Meskipun Susi habis terpeleset iya langsung berdiri dan melanjutkan tariannya. Padahal pinggulnya terasa sakit namun tetap di paksa menari sampai musik habis
Saat semuanya telah selesai memberikan penampilan terbaik mereka di depan Pembinanya, mereka langsung saja duduk di hadapan Pembina untuk mendengarkan komentarnya
Sedangkan Susi sudah merasa ketakutan sedari tadi karena iya telah ceroboh mengikat selendang itu ke pinggangnya
"Susi" panggil Pembina dan Susi pun langsung melihat ke arah pembina dengan ekspresi yang sangat takut kena marah
"Apa pinggul kamu terasa sakit?" tanya Pembina kepada Susi dan Susi hanya menganggukan kepalanya
"Hem itu pasti karena kamu jatuhnya sangat kuat. Kalau memang terasa sangat sakit kamu jangan paksakan dulu untuk latihan ya Susi. Soalnya kalau kamu paksakan itu sangat berbahaya buat kesehatan kamu sebab iyu kenanya ke pinggul kamu. Jadi nanti malam atau habis dari sini kamu langsung pergi ke tukang urut ya Susi" ucap Pembina kepada Susi dengan sangat lembut dan khawatir kepada Susi
Susi tersenyum karena iya telah salah menilai Pembinanya
"Iya Pak pinggul Susi sangat sakit rasanya. Nanti habis dari sini Susi akan langsung ke rumah tukang urut Pak" jawab Susi yang matanya mengarah kebawah
Semuanya merasa lega karena Pembina tidak memarahi Susi karena telah melakukan kesalahan ceroboh
"Hem baik lah kalau gitu. Tapi apa yang terjadi sama Susi tadi jangan terjadi pada kalian ya. Soalnya itu sangat berbahaya. Pinggul kita ini sangat dekat dengan tulang ekor. Jangan gara gara kecerobohan kalian jadi merenggut sesuatu yang berharga dari kalian. Apa kalian semua paham?" Pembina memgingatkan mereka agar hati hati saat latihan dan jangan sampai ceroboh
"Ya Pak kami semua paham" jawab mereka semua
"Bagus lah kalau kalian sudah paham. Dan untuk sejauh ini penampilan kalian sudah bagus dan terlihat kompak. Ya meskipun ada beberapa gerakan kalian yang terkadang agak suka menunggu menunggu. Saya tidak tau ya itu karena kalian lupa atau kecepatan. Tapi apapun itu alasannya jangan di ulangi lagi ya. Karena jika orang yang betul betul memperhatikannya maka itu akan sangat mudah terlihat olehnya. Paham kan maksud saya gimana?" Pembina mereka menjelaskan semuanya kepada mereka
"Paham Pak" jawab mereka semua
Mereka sebenarnya juga menyadarinya jika ada beberapa gerakan mereka itu saling tunggu menunggu yang sebenarnya terlalu kecepatan dan kurang fokus