NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setangkai Bunga Lagi

Jadwal kuliah yang mulai padat, membuat Laura harus pintar-pintar membagi waktunya sebagai pelajar sekaligus sebagai penjaga toko buku.

Sesekali Laura merasa lelah karena waktu untuknya beristirahat bisa dikatakan sangat singkat. Namun, Laura mencoba menikmati masa-masa tersebut dan yakin bahwa akan ada masa dimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang tiada terkira.

“Sudah mau berangkat, Lala?” tanya Siti yang tiba-tiba mengganti nama Laura dengan panggilan Lala.

“Iya, Kak. Kak Siti lupa nama saya?” tanya Laura mengira kalau Siti salah panggil nama.

“Anggap saja itu panggilan kesayangan ku padamu,” jawabnya.

Terdengar sedikit aneh, namun Laura mencoba terbiasa dengan panggilan tersebut.

“Saya berangkat dulu ya Kak. Assalamu'alaikum!”

“Wa'alaikumsalam, hati-hati Lala!” seru Siti.

Laura pergi ke kampus dengan menggunakan jasa angkutan umum yang harganya tentu lebih murah daripada harus menggunakan jasa ojek.

Tak sampai 15 menit, Laura pun tiba di depan gerbang kampus.

Saat Laura sedang berjalan menuju koridor, ia tak sengaja melihat pria yang sebelumnya pernah ia tabrak.

Laura mencoba mengejar untuk memberikan bolpoin milik pria tersebut, namun lagi-lagi Laura tidak berhasil mengejar dan berharap akan ada kesempatan lain untuk bisa mengembalikan bolpoin tersebut.

“Cepat sekali larinya,” gumam Laura dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.

***

Toko Buku Nusantara

Laura mengatur napasnya yang terengah-engah karena baru saja selesai menyusun buku dirak paling atas. Ia bahkan belum memindahkan tangga lipat yang sebelumnya Laura gunakan untuk bisa menyusun buku dirak yang paling atas.

“Capek ya, Lala?” tanya Siti sambil memberikan botol air mineral kepada Laura.

“Terima kasih,” balas Laura dan mengatakan bahwa dirinya kurang istirahat.

“Semangat ya Lala! Harus aku akui kamu itu anak yang hebat,” tutur Siti memuji Laura.

Laura hanya tersenyum malu mendengar pujian Siti padanya.

Putri yang bertugas menjaga pintu untuk menyambut para pelanggan, berlari kecil menghampiri Laura seraya memberikan Laura setangkai bunga mawar imitasi persis seperti setangkai bunga yang diberikan oleh anak kecil beberapa waktu yang lalu.

“Laura, ini ada bunga untukmu,” ucap Putri buru-buru memberi bunga tersebut kepada Laura.

Saat Laura hendak bertanya siapa yang memberikannya, Putri sudah lebih dulu pergi untuk membantu menyapa pelanggan yang datang.

“Aku penasaran deh La, siapa sebenarnya yang jadi pengagum rahasia kamu. Kira-kira dia umurnya berapa ya?” tanya Siti penasaran.

“Anggap saja orang iseng, Kak,” balas Laura yang tak tertarik dengan orang yang memberikannya bunga tersebut.

Laura meletakkan bunga tersebut ke meja dan melanjutkan pekerjaannya. Bagi Laura, yang harus ia pikirkan saat itu bagaimana menyusun buku-buku ke atas rak daripada memikirkan si pemberi bunga mawar tersebut.

Siti tak ingin mengganggu pekerjaan Laura dan memutuskan kembali pergi ke tempatnya berasal, yaitu meja kasir.

Disaat yang bersama, seorang pria berkacamata dengan mengenakan hoodie dari kejauhan memperhatikan Laura yang sedang sibuk bekerja.

Pria itu tersenyum manis dengan perasaan bahagia karena Laura menerima bunga pemberian darinya.

Waktu berlalu dengan sangat cepat, sudah waktunya bagi mereka untuk menutup toko buku.

Laura yang sudah sangat lelah, begitu semangat menutup toko dan mematikan semua lampu, kecuali lampu depan.

“Capek ya La?” tanya Siti memastikan, padahal ia sendiripun lelah.

“Kita sama-sama lelah, Kak Siti.”

Siti merangkul lengan Laura dan bersama-sama masuk ke dalam kamar mereka.

“Besok aku ada acara, Lala. Itu artinya aku libur sehari, kamu tidak apa-apa, 'kan?” tanya Siti memastikan.

“Kak Siti tidak perlu mengkhawatirkan aku. 'kan, masih ada teman yang lain yang bisa membantu saya kalau saya butuh bantuan. Oya, memangnya Kak Siti ada acara apa?” tanya Laura penasaran.

“Adik sepupuku menikah dan aku diminta untuk menjadi salah satu bridesmaid di acara pernikahannya. Jadi, sebelum subuh aku sudah berangkat,” jawab Siti.

“Wah! Itu artinya Kak Siti akan memakai dress indah dan juga memakai make up yang membuat Kak Siti semakin cantik,” ujar Laura sangat antusias.

“Kamu ini bisa saja. Andai kamu bisa ikut, aku pasti akan sangat senang.” Siti ingin sekali mengajak Laura untuk datang bersamanya ke acara pernikahan tersebut.

“Lain kali saja ya Kak Siti.”

Mereka terus berbincang-bincang, sampai akhirnya waktu menyadarkan mereka untuk segera tidur.

“Astaghfirullah, ternyata sudah jam 12 malam,” ucap Siti terkejut melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Siti meminta maaf karena ia terlalu bersemangat mengajak Laura berbincang-bincang hingga tak kenal waktu.

“Ayo Lala, waktunya tidur. Maaf ya karena dari tadi aku mengajakmu mengobrol,” ucap Siti.

“Tidak masalah, Kak Siti. Jarang-jarang kita bisa mengobrol begini,” sahut Laura santai.

Siti pun akhirnya tertidur lebih dulu. Sementara Cindy belum bisa tidur, karena memikirkan kekasihnya, Morgan.

Sudah seharian Morgan tidak membalas pesannya. Yang mana hal itu, cukup membuat Laura khawatir.

Apakah Morgan sedang sakit? Kenapa dia belum juga membalas pesanku? (Batin Laura)

Saat Laura sedang memandangi langit-langit, gadis cantik itu tiba-tiba saja teringat dengan setangkai bunga mawar yang ia letakan di meja buku.

Laura pun berharap bunga itu hilang karena diambil oleh salah satu pelanggan ditoko karena menurutnya kalau sudah hilang, bunga tersebut bukan lagi haknya.

Siapapun orang yang memberikan bunga mawar itu, aku harap dia adalah orang baik dan tidak memiliki niat lain selain hanya memberikannya untukku. (Batin Laura)

Saat Laura hendak memejamkan mata, ponsel miliknya berbunyi dan dengan perasaan bahagia Laura membuka isi pesan tersebut.

“Selamat tidur” Begitulah isi pesan dari Morgan yang diterima oleh Laura.

Laura tersenyum lebar setelah membaca isi pesan dari kekasihnya itu. Hanya ucapan selamat tidur saja sudah membuat Laura bahagia bukan main.

Dengan penuh semangat, Laura membalas pesan dari Morgan dan mengatakan bahwa dirinya sangat merindukan sosok Morgan.

Setelah membalas pesan dari Morgan, Laura pun bergegas untuk tidur karena besok pagi ia harus berangkat kuliah lebih awal.

Baru saja Laura terlelap, gadis itu terbangun dengan napas terengah-engah.

“Astaghfirullah,” ucap Laura yang tersadar dari mimpinya.

Laura menoleh ke arah Siti dan untungnya saja Siti tidak terbangun karena dirinya.

Malam itu Laura menangis dalam diam, ia baru saja memimpikan sesuatu yang mulai ia lupakan.

Ia bermimpi bertemu dengan Ibu tirinya dan dengan kasarnya Ibu Ani menarik rambutnya didepan orang banyak. Bahkan, tidak ada satupun yang berniat menolongnya.

Ya Allah mimpi apa itu? Aku takut Ya Allah. Tolong jangan pertemukan aku dengan Ibu Ani. (Batin Laura)

Bertemu dengan Ibu Ani adalah ketakutan tersendiri bagi Laura. Ibu Ani cukup membuat Laura mengalami trauma karena perbuatan kasar Ibu Ani selama mereka tinggal berdua.

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!