NovelToon NovelToon
Devia Pura Pura Amnesia

Devia Pura Pura Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Lanjutan Liontin
Kisah Dari putri Daniella Anderson. Devia Ganendra Abraham.

Devia selalu mendapatkan perlindungan dari kakak kakaknya yg protektif.
Hingga Devia merasa tidak bebas. Karena pengawasan dari kakak kakaknya, Davin dan Devan.

Suatu ketika ia mengikuti kegiatan arung jeram. Dan Devia hanyut, kemudian ditolong seseorang. Dan Devia pura pura amnesia, agar bisa bebas dari kakak kakaknya yg protektif tersebut.

Devia terjebak pernikahan dengan salah satu keluarga ningrat. Karena yg menolongnya adalah salah satu abdi dalem yg sudah pensiun.

Bagaimana kelanjutannya?
Apakah Devan dan Davin juga mengajak Duel adik iparnya itu.
Ataukah menerima begitu saja.

Dan bagaimana sikap Devia yg memang sengaja menerima Satria sebagai suaminya.

ikuti kisah Devia Pura Pura Amnesia

si©iprut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ckkk, Mbak Watik !

" Jadi kamu asli anak Jakarta, dan tidak amnesia atau lupa ingatan begitu?"

Resti tidak menyangka jika Devia ternyata tidak lupa ingatan. Dan memang berasal dari Jakarta. Sementara mbak Watik adalah salah satu orang kepercayaan ibundanya. Namun kembali memilih berada di kota Yogyakarta saat ini.

" Aku kasihan melihat nenek Welas. Bahkan ia sudah menganggap ku anak ataupun cucunya. Maka dari itu, aku masih berada ditempat nenek Welas saat ini ". Devia pun menceritakan maksud dan tujuannya ditempat nenek Welas. Dan berharap Resti tidak memberitahukan kebenarannya ini kepada yg lainnya, termasuk Mila.

" Kalau kemarin yg nyopet itu benar atau tidak?" Tanya Resti kembali, menelisik ucapan Devia yg kata mbak Watik orang berada.

" Nyopet ?" Mbak Watik tidak percaya jika Devia melakukan kejahatan nyopet seperti yg dikatakan Resti saat ini. Hal itu tidak mungkin dilakukan oleh keluarga keturunan Anderson Abraham.

" Engga, abang Devan dan Davin menemui Via sebelumnya dan memberikan kartu serta beberapa keperluan Via. Makanya Via ke ATM dulu buat ambil duit dan beli dompet itu, hehe sorry Res masalah itu " Ucap Devia menjelaskan tentang dompet yg dia temukan beberapa waktu lalu.

" Asem !"

" Neng Devia mah ga bakalan nyopet Res, orang di..."

" Hussss.." potong Devia agar tidak menjelaskan lebih jauh tentang siapa sejatinya dirinya. Dan berharap Resti hanya tahu sekedarnya saja.

" Iya iya neng. Tapi sekali kali harus main kerumah budhe. Masih punya nomor budhe kan?" Tanya mbak Watik kepada Devia dan dijawab anggukan serta senyuman yg penuh arti. Sesaat Devia pun mengiyakan permintaan mbak Watik. Hingga perut Resti bersuara minta diisi.

" mbakso yuk !" Devia ingin sekali makan bakso, sudah lama tidak jajan seperti saat ini. Apalagi ke pasar ada mbak Watik dan juga Resti terlihat menahan lapar. Dan Devia mengetahuinya dan mengajak keduanya untuk makan bakso pinggir jalan.

" Ya udah ayuk, tapi kamu yg bayar. Kamu kan kaya seperti cerita budhe Watik "

" Hais, yg kaya ayah dan bunda bukan aku " sahut Devia mengajak keduanya menuju kedai bakso yg tak jauh dari tempatnya berada. Devia pun memesan bakso jumbo yg sangat diminati di tempat tersebut.

Bakso jumbo telah tersedia dimeja dan kini ketiga menikmati bakso tersebut. Ketiganya bercengkerama tentang keseharian Devia di rumah nenek Welas. Bahkan mbak Watik penasaran tentang siapa nenek welas itu sebenarnya.

Hingga ketiganya pun berpisah setelah dari kedai bakso. Bahkan Resti bertukar nomor ponsel dengan mbak Watik. Karena suatu saat pasti bertemu kembali.

Kini Resti dan Devia pun kembali kerumah nenek Welas. Sebab tidak ingin berlama lama.meninggalkan nenek welas sendirian. Kebetulan ditempat nenek Welas ada Mila yg menemani.

" Oleh olehnya ke pasar mana?" Celetuk Mila melihat dua sahabatnya pulang dari jalan jalan ke pasar Beringharjo. Tampak Resti mengeluarkan semua belanjaannya termasuk jajanan pasar untuk nenek Welas dan Mila.

" Ini buat simbok " ucap Devia kepada nenek Welas, yg memang diminta memanggilnya simbok. Nenek Welas sangat senang dengan panggilan itu. Sehingga seringkali mengulas senyumnya melihat Devia sangat perhatian terhadapnya.

" Terima kasih nduk, cah ayu. Duitnya disimpan jangan boros boros buat beli jajanan seperti ini " Sahut nenek Welas kepada Devia, Resti dan Mila. Ia tidak ingin membebani ketiga gadis ini hanya untuk dirinya seorang. Sementara dirinya juga seringkali menyisihkan uang pemberian dari Kanjeng Gusti Ayu maupun Satria.

" Tidak apa apa mbok, mumpung Via masih disini " sahut Devia, seakan ia ingin pergi jauh. Membuat nenek Welas menjadi sendu. Ia tidak ingin Devia pergi meninggalkannya.

" Engga mbok, kita masih disini kok. Sampai bulik Romiyati kembali" Sahut Resti, karena selalu akan dihubungkan dengan putri dari nenek Welas, jika seseorang ingin bepergian dan tidak pulang. Resti jadi serba salah walaupun ucapan itu keluar dari Devia. Dan menyadari jika suatu saat Devia akan kembali ke Jakarta. Kendati demikian Riska sangat bersyukur karena Devia mampu berbaur dengannya ditempat ini.

Resti sejak tadi diwanti wanti oleh Devia agar tidak keceplosan, walaupun dirinya sendiri yg sering keceplosan. Perihal dirinya dan kebiasaanya di kota Jakarta.

Nenek welas tersenyum, melihat ketiga gadis dihadapannya itu sehingga tidak merasa kesepian hingga saat ini. Walaupun masih sangat berharap putrinya kembali. Namun kembali mengingat perkataan orang jika putrinya sudah meninggal dunia, hanyut di kali Progo.

Hal itu sebenarnya membuat beban bagi orang sekitar jika menghadapi nenek Welas. Namun keberadaan Resti dan Mila yg ingin sekali berkah dari merawat abdi dalem yg sudah pensiun ini. Yang lama kelamaan perhatian tulus terhadap nenek welas tanpa imbalan apapun.

Keduanya seringkali berdoa agar adanya keajaiban untuk nenek Welas maupun dirinya serta Mila. Hanya sekedar hidup ayem tenteram untuk kedepannya. Seringkali cita citanya ingin ia lanjutkan, namun karena faktor ekonomi dan tidak bisa kuliah. Membuat Resti dan Mila mengubur dalam cita citanya.

Cita cita yg di impikan Resti dan Mila hanyalah sederhana. Ingin mempunyai butik dan mengelolanya sendiri. Dimana di kota Yogyakarta merupakan salah satu tempat wisata bagi turis lokal maupun turis asing. Dan tentu akan lebih dirasakan dampaknya jika mereka bisa mempunyai butik maupun produk lokal berupa pakaian dan kaos dengan cirikhas daerahnya tersebut.

Resti seringkali curhat dengan Devia, walaupun Devia hanya mendengarkan keluh kesahnya selama ini. Namun setelah mengetahui kenyataan dari Devia, membuat nyalinya ciut untuk mengungkapkan keinginannya itu.

Namun Devia berusaha selalu tetap seperti biasanya. Dan tidak memungkiri jika Devia salut dengan Resti serta Mila. Yang tetap bisa bertahan berada di kampung ini hanya untuk menemani nenek Welas. Sementara teman seusianya lebih banyak merantau ke kota untuk mengais rejeki di pabrik pabrik maupun tempat lainnya.

Walaupun kenyataanya saat ini keduanya bekerja di kantoran, namun seakan begitu mudah bisa masuk kerja dan bersaing dengan sarjana. Yang membuat Devia bertanya tanya,apakah ada orang dalam sehingga Resti, Mila dan dirinya bisa diterima di perusahaan tersebut. Dan lebih lebih dirinya yg menggunakan identitas palsu hingga saat ini.

Ketiga gadis masih asik bercengkerama bersama nenek Welas. Sambil menikmati jajanan yg dia bawa dari pasar. Sejenak Mila tertegun, sebab Devia menghabiskan uangnya hanya untuk membeli berbagai makanan tersebut.

" Sebagian bawa pulang Nul, buat bapak yg sedang sakit. Semoga lekas sembuh, Via belum bisa kesana " Ucap Devia menganjurkan Mila membawa beberapa makanan untuk ayah Mila. Dan hal itu juga diangguki oleh Resti. Resti sudah paham kenapa Devia melakukan hal itu. Namun tetap menjaga rahasia Devia hingga entah kapan itu berakhir.

" Beres kalau bawa pulang mah, ya udah aku pulang dulu ya Mbah " Ucap Mila sambil berpamitan pulang, tangannya membawa sekantung kresek makanan. Tidak seberapa, namun itu membuat keluarganya dirumah bahagia. Sebab jarang sekali Mila makan jajanan seperti saat ini.

Resti hanya menggelengkan kepalanya melihat Mila berlari untuk pulang kerumah. Seperti biasanya, jika Mila tidak gampang berjalan anggun seperti gadis gadis lain. Lebih tomboy dari yg diperkirakan Resti. Namun semua itu menjadikan Resti dan Devia tertawa senang. Karena perilaku Mila membuat hiburan tersendiri. Terutama nenek Welas yg ada dihadapannya.

" Simbok istirahat dulu ya nduk. Semakin lama semakin gampang lelah "

" Ya mbok, Via disini kok. Sudah tidak kemana mana lagi " sahut Devia tersenyum begitu juga dengan Resti.

Kini hanya tinggal berdua, Resti mengulik tentang Devia sebenarnya. Dan masa lalu Devia tentunya. Namun Devia hanya menceritakan sebagian, tidak lebih dari candaan dan tawa keduanya.

" Assalamualaikum"

...****************...

Yahhhhh Bocor juga penyamarannya...

Bagaimana hayo dengan nenek Welas, jika tahu ternyata Devia engga lupa ingatan?

Mohon dukungan 🌹🌹

Like 👍

Subscribe dan Vote ya

Salam

Si©iprut

1
Ind
bisa bisanya kepikiran bawa nama kota Sejuta Bunga (Magelang)..
mana dengan tempat wisatanya Candi borobudur dan Candi Mendut 👏👏👏👏..
salut kang,..Terima kasih sudah menjadi obyek dalam karyamu😍
Bening
semangat terus uyut 💪💪💪🥰
Bening
uyut cicil bacanya,, gk usah ganti giftku,,,
sukses selalu 💪💪💪🥰🥰🥰
Felictory
semangatt yaaaaaaaaa🥰
Eli priwanti
markonah oh markonah, ada2 aja nih othor 😆
Eli priwanti
hallo akak, aku mampir 😊
Kikan Dwi
☕ tumpah tapi /Facepalm/
Kikan Dwi
kaget kan/Facepalm/
Kikan Dwi
beneran di dukung ?
Kikan Dwi
minul /Facepalm/

kenapa aku inget Nur
Kikan Dwi
aku yg nanya dih/Facepalm/
Kikan Dwi
kesalahan apa 🤔
Kikan Dwi
gak ada macam2 paling satu macam/Facepalm/
ꦭꦢꦶꦱ꧀ꦠꦶ_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kopi ne de, mumpung sek panas
si ciprut: matur nuwun sangey Dhissty/Grin/
total 1 replies
ꦭꦢꦶꦱ꧀ꦠꦶ_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
jangan?🤔
ꦭꦢꦶꦱ꧀ꦠꦶ_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐: mana Kutau kan
ꦭꦢꦶꦱ꧀ꦠꦶ_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐: ealah begitu 😆😆
total 3 replies
Kikan Dwi
Mawar nya 3 aja 🌹🌹🌹

tapi ganti ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
si ciprut: Kopi ajalah, aku nulis 2 bab ini, belum ngopi/Facepalm/
Kikan Dwi: kn 1 🌹 19 poin
aku kasih 3 berarti 19x3= 57

Om ganti poin ku jadi 100 gpp/Facepalm/
total 5 replies
Kikan Dwi
yang pasti nenek-nenek/Facepalm//Facepalm/
si ciprut: ehhhhh...
ini berapa bab sih udah/Facepalm//Facepalm/
aku ga ke novelnya soalnya.
dari pemberitahuan
total 1 replies
Kikan Dwi
aku kira nyopet beneran/Curse/
Kikan Dwi
dipanggil Via gak nyaut, giliran Markonah langsung nengok/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kikan Dwi: maksudnya gimana??? kurang paham
disodorin apa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
si ciprut: kamu begitu ga Ki, biasanya kalau marah disodorin begitu langsung
ehhheeemmm/Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Kikan Dwi
Devia gk ada bakat bohong/Facepalm/
Kikan Dwi: tidur jam 2 jam 3 bangun/Sob/
si ciprut: ga tidur Ki
2 jam lalu lho ini
total 10 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!