Mendadak Jadi Pria Idaman

Waktu sudah hampir menunjukan pukul sembilan malam. Di sana, di dalam gedung sebuah usaha kecil di bidang jasa, nampak dua wanita duduk terdiam, menanti kedatangan salah satu karyawan.

Karina dan Airin, dua wanita itu menunggu satu orang yang sama dengan tujuan masing-masing. Sejak beberapa jam yang lalu mereka menunggu, tapi sosok yang dinantikan kedatangannya, sama sekali belum menampakan diri.

"Beruntung banget ya si Bayu. Baru kerja di sini, sudah jadi rebutan cewek-cewek bening kayak mereka. Mana mereka kelihatan dari orang kaya raya semua lagi," ucap Awang, salah satu karyawan yang sudah pulang sejak petang tadi.

Beberapa rekannya pun nampak tersenyum sembari mengiyakan pendapat temannya itu.

Karyawan Home Service yang pulang lebih awal tadi sempat pada kaget kala melihat ada dua wanita cantik di kantor mereka. Rekan kerja Bayu pun lebih terkejut lagi kala dua wanita itu rela menunggu kepulangan Bayu demi bisa memakai jasa pemuda itu.

"Padahal sebelum-sebelumnya, kantor ini nggak pernah kayak gini ya?" sahut Bambang yang sudah cukup lama bekerja di tempat itu. "Baru kali ini loh, calon konsumen memilih orang sesuai keinginan sendiri dan mau menunggu seperti itu."

"Itu kan gara-gara Bayu viral kemarin. Coba kalau nggak viral, kayaknya hal seperti ini nggak akan terjadi," Yuli pun ikut bersuara.

"Tapi kita juga ikut merasakan hasilnya bukan? Kita dapat kerjaan lebih banyak dari pada bulan lalu. Bos aja sampai keteteran, bingung mengatur jadwal," ucap rekan yang lain.

"Iya sih," sanut Awang. "Sepertinya bulan ini gaji kita bakalan naik ya?" sambungnya dengan mata yang berbinar.

"Nah, itu yang paling penting!" sahut Bambang begitu semangat.

Mereka pun langsung girang begitu membayangkan kemungkin gaji besar yang akan dia terima bulan ini. Mereka berharap, pekerjaan mereka akan selalu ramai terus seperti saat ini, meski Bayu tidak viral lagi.

"Tapi ini Bayu kemana? Kok jam segini belum pulang?" tanya Yuli kala menyadari anak yang sedang mereka obrolkan belum kelihatan batang hidungnya.

"Nggak tahu. Aku aja heran. Padahal kata si bos, dua cewek itu, sudah nungguin Bayu dari tadi siang loh," sahut Bambang.

"Astaga! Sampai segitunya mereka demi Bayu?" tanya rekan yang lain nampak terkejut.

Bambang pun mengangguk. "Bikin iri aja yak? Hahaha..."

"Iya lah! Apa lagi, aku jarang banget, menangani rumah pelanggan yang cantiknya kebangeten. Kebanyakan emak-emak atau bapak-bapak."

"Hahaha... sama. Makanya, kalau dapat tugas di rumah Nona Amanda, aku girang banget. Abisnya Nona Amanda, cantiknya kebangaten," sahut Yuli.

"Apa lagi kalau dapat tugas di rumah janda satu anak, Bu Mira. Bikin pengin ngocok terus tu cewek. Cantik dan seksi parah," sahut Awang dan semuanya sepemikiran sampai mereka terbahak bersama.

"Eh Rahman. Kamu baru pulang? Udah tahu kabar tentang Bayu belum? Keponakanmu belum pulang tuh," tanya Bambang tiba-tiba, kala melihat kemunculan paman Bayu di sana.

"Udah, barusan si bos ngasih tahu. Ni anak kayaknya ponselnya mati. Dihubungi dari tadi nggak aktif," balas Rahman, nampak begitu khawatir.

"Emang tadi Bayu dapat tugas di mana sih?" tanya seorang rekan bertubuh cungkring.

"Katanya sih di kompleks perumahan Cempaka Indah," balas Rahman.

"Hah! Cempaka Indah. Apa rumahnya Neng Selin?" Awang nampak kaget. Rahman pun mengangguk.

"Ah sial! Kenapa langganan yang cantik-cantik sekarang pada pindah ke Bayu semua sih? Haduhh," keluh Yuli.

"Hahaha... iya, aku juga heran," sahut Bambang.

"Tahu gini. Aku dulu belajar bela diri aja ya? Hahaha.."

Lagi-lagi suara tawa mereka pecah.

"Coba Man, kamu hubungi rumah Selin. Mungkin Bayu masih di sana," Awang memberi Rahman.

"Nah iya tuh. Kalau tugas di rumah itu kan memang cukup capek. Soalnya membersihkan rumah dua lantai," sahut Yuli.

"Udah. Kata Neng Selin, Bayu sudah keluar dari rumah itu sejak siang," balas Rahman.

"Loh. Lalu dia kemana? Apa mungkin nyasar?"

Wajah panik kini kembali nampak pada pria-pria itu. Tentu saja mereka ikut khawatir karena mereka tahu, Bayu masih baru di sini.

Sedangkan di tempat yang sama hanya beda ruangan, Karina dan Airin, dua wanita yang sedari siang menunggu Bayu, akhirnya memutuskan pulang, setelah dikasih kabar oleh pemilik usaha Home Service, kalau Bayu saat ini keberadaannya belum diketahui.

Kedua wanita itu menunjukan reaksi yang berbeda. Meski sama-sama kecewa, tapi Airin memilih menanggapinya dengan santai. Berbeda dengan Karina, dia justru terlihat marah dan sangat kecewa.

"Sialan! Kenapa susah banget sih ketemu laki-laki bernama Bayu itu. Ada aja halangannya. Apa aku harus nyuruh orang buat menculik tu anak?" gumam Karina sebelum dia melajukan kendaraannya.

Airin pun kini sudah berada di dalam mobilnya dan memberi tahu pria yang sedari tadi mengawasinya. Pria itu tentu saja marah sampai Airin ketakutan.

Sedangkan anak muda yang sedang dikhawatirkan keadaannya, kini baru saja menghentikan laju motornya kala mata anak muda itu menyaksikan sebuah mobil terperosok ke selokan di tepi jalan yang dia lalui.

Entah karena memang sudah malam atau memang sudah terbiasa, jalan yang dilintasi Bayu saat itu kelihatan sangat sepi. Padahal itu di kota besar tapi masih ada jalur yang sepi.

Bayu segera turun untuk melihat keadaan pengemudi mobil. Dengan tergesa, Bayu langsung menuju ke pintu tempat pengemudi mobil tersebut.

"Loh, perempuan!" seru Bayu nampak kaget begitu melihat keadaan si pengemudi dari kaca mobil. Bayu pun langsung mengetuk kaca tersebut. "Mbak, Mbak! Kamu nggak apa-apa?"

Bayu terus mengetuk beberapa kali sambil terus memanggil wanita yang sepertinya sedang tidak sadarkan diri.

"Waduh, apa dia pingsan?" gumam Bayu terlihat panik. Karena jiwa penolongnya terus meronta, Bayu langsung berpikir untuk segera menolong wanita tersebut.

Bayu mencoba membuka pintu mobil tersebut. Baru satu kali coba, pintu itu langsung bisa dibuka. Bayu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Mbak, bangun, Mbak! Kamu nggak apa-apa kan?" seru Bayu lagi begitu pintu terbuka.

"Tolong," rintih wanita tersebut dengan suara yang begitu lirih.

"Ya udah, sekarang Mbak keluar dulu yah? Nanti aku akan coba mencarikan bantuan," saran Bayu.

Wanita itu mengangguk lemah. Bayu pun mencoba menarik tubuh wanita itu hingga berhasil keluar. Namun tak lama setelahnya Bayu merasakan ada yang aneh dan sakit pada leher belakangnya.

Bayu menoleh dan dia nampak kaget kala matanya menangkap sosok yang dia tolong malah tersenyum kepadanya. Bayu semakin tercengang karena wanitu itu terlihat segar, tidak lemas seperti tadi.

Sosok itu menunjukan sesuatu ditangannya dan sukses membuat kening Bayu berkerut dengan tatapan penuh tanya.

"Apa yang anda lakukan?" tanya Bayu tak mengerti. "Apa barusan anda menyuntik leher saya?"

Bayu baru sadar kalau rasa sakit yang tadi dia rasakan, berasal dari jarum suntik yang ada di tangan wanita itu.

Wanita itu pun tersenyum jahat. "Sekarang, kamu akan seutuhnya, menjadi milik aku, Bayu."

Bayu seketika terperanjat.