NovelToon NovelToon
PEMBURU HITAM

PEMBURU HITAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: chandra ng

Huang Long seorang anak warga desa biasa harus merasakan kekejaman dunia persilatan. Berada di lokasi dan waktu yang salah membuat Huang Long kehilangan orang tua dan kehidupan di desanya. Setelah selamat dari musibah dan merasa telah menemukan kehidupan yang baik untuk Huang Long dan adiknya, Huang Long dihadapkan pada kenyataan pahit telah keracunan sangat dalam hingga tidak ada yang sanggup menolongnya. Bagaimanakah Huang Long menghadapi semua masalah yang menderanya? Dapatkah Huang Long bertahan hidup?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chandra ng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat Atau Racun

"Ha.. Ha.. Ha.." Huang Long tertawa dengan kerasnya walau rasa sakit yang menderanya sangat menyakitkan.

"Aku salut padamu, kamu telah berada di ambang kematian tetapi masih dapat tertawa."

Huang Long meminta musuhnya untuk berpaling. "Apakah kamu menyadari apa yang sedang dirasakan oleh temanmu?"

Menoleh ke belakang, dia dapat melihat temannya mulai memegang kepalanya dan perlahan menunjukkan kondisi yang sama dengan Zui Jin hingga menghembuskan nafas terakhirnya dengan mengeluarkan darah dari kedua mata, hidung, telinga dan mulutnya.

Teman Zui Jin yang masih hidup melihat ke tangannya yang tergores oleh pisau kecil Huang Long, perasaan takut mulai menghampirinya. Huang Long yang masih terus tertawa membuatnya semakin yakin akan akhir yang mungkin dihadapinya. Berusaha mencari cara agar dapat selamat dari racun pisau kecil, dia memperhatikan Huang Long memiliki sebuah kendi yang di gantung di pinggangnya.

Dia segera memutuskan untuk memeriksa isi kendi dan mengeluarkan beberapa butir pil. Tersenyum melihat pil yang berasal dari lawannya, dia yakin telah memiliki penawar terhadap racun dari pisau kecil Huang Long. Tanpa membuang waktu hingga racun mulai bekerja, dia segera memasukkan tiga buah pil ke dalam mulut dan menelannya.

Melihat lawannya menelan obat dari kendinya, Huang Long menjadi tidak dapat tertawa lagi dan mulai merasa khawatir ingin meminta Jing Xuan untuk melarikan diri. Rasa sakit menggerakkan badan membuatnya tidak dapat bergerak dengan cepat walau hanya untuk menolehkan kepalanya ke belakang.

"Ha Ha Ha jadi sekarang kamu tidak dapat tertawa lagi. Tunggu sebentar cantik setelah kubereskan sampah pengganggu ini. kita dapat melanjutkan perjalanan cinta kita yang tertunda”. Semakin yakin telah mendapatkan penawar dari tangan musuhnya, dia mengeluarkan pedang yang tertancap di bahu Huang Long yang masuk hingga ke dalam tanah. Menantikan masa indahnya dengan Jing Xuan, dia mengangkat pedangnya dan hendak melancarkan serangan lanjutan kepada Huang Long. “Kali ini akan kupotong tanganmu yang berani menyerangku ahhh...".

"Pil apa yang ada didalam kendi? Arghh.." rasa sakit yang datang dari dalam perut menyerangnya. Dengan perutnya yang terasa terbakar perlahan dia menemukan tangan dan kakinya gemetaran hingga tidak dapat memegang pedang yang berada di tangannya. "Bunuh aku, kumohon cepat bunuh aku".

Huang Long yang mengalami luka berat tidak dapat membantu mengakhiri hidupnya dan hanya dapat melihat perubahan yang sangat cepat terjadi pada musuhnya. Huang Long sendiri merasa sangat kebingungan dengan luka goresan kecil dati pisau kecilnya dapat membuat musuhnya keracunan dengan sangat cepat dan begitu mengerikan. Lain halnya dengan teman Zui Jin yang satunya lagi dimana dia memang tertancap anak panah hingga darahnya yang beracun merasuk ke dalam badan.

Huang Long menyaksikan tangan musuhnya mulai berubah menjadi membengkak, mulutnya mengeluarkan begitu banyak air liur dan matanya berubah menjadi warna hijau. Dengan badannya meringkuk di lantai, dia memuntahkan begitu banyak darah hingga pada akhirnya jatuh dan tak bergerak lagi setelah menahan gejala racunnya untuk sementara waktu.

Setelah semua musuh telah terbunuh, Jing Xuan akhirnya dapat menenangkan dirinya. Dia segera berlari mengambil obat bubuk yang ditinggalkan teman Zui Jin setelah menggunakannya pada luka tertancap anak panah Huang Long. "Huang Long apakah kamu baik baik saja?"

Walau saat ini Huang Long sangat membutuhkan bantuan, dia menyadari kengerian darahnya sendiri. Huang Long mencegah Jing Xuan untuk tidak menyentuhnya dengan tangan kanannya yang tidak terluka. "Aku baik baik saja, sebaiknya kamu jangan menyentuhku dulu. Darahku banyak yang keluar, kutakut akan menular kepadamu".

"Diam" menyingkirkan tangan Huang Long, Jing Xuan membuka bajunya dan menaburkan obat bubuk ke luka bahunya. Setelah selesai menaburkan bubuk obat, Jing Xuan mengikat luka tusukan dengan sebuah kain untuk menghentikan darah yang mengalir.

Ingin menaburkan obat luka di paha Huang Long, Jing Xuan sangat terkejut karena goresan pisau tidak cukup dalam hingga melukai Huang Long dan hanya sanggup memberikan sobekan pada celananya. "Tidak ada luka sama sekali. Berarti musuh yang terakhir termakan tipuan sehingga memakan pil obat punyamu dan keracunan. Pil yang kamu makan selama ini berarti adalah racun".

Huang Long mengernyitkan dahinya, sangat yakin sekali pil yang didapatkan dari orang tua keji adalah obat yang menyelamatkan dirinya. "Mana mungkin, kamu lihat sendiri bahwa di saat racunku bekerja jari tanganku akan mulai menghitam dan setelah itu sakit yang akan datang seperti yang mereka rasakan. Setelah memakan pil ini baru dapat menenangkan racun dalam tubuhku".

Jing Xuan menyimpulkan "berarti selama ini racun dalam tubuhmu dinetralisir dengan racun lain. Lihat saja penjahat keji tak tahu malu lelaki brengsek yang satu ini, dia tidak mengeluarkan darah dari matanya. Dia mengalami gejala yang berbeda dengan dua penjahat keji tak tahu malu lelaki brengsek yang itu. Yang ini terkena racun dari pil yang selama ini kau anggap obat. Untung saja dia tertipu bila tidak saya tidak berani memikirkannya, saya ketakutan hingga tidak dapat bergerak".

Huang Long menyembunyikan ketiga mayat di balik semak. Setelah selesai menyelesaikan tugasnya, dia meminta Jing Xuan untuk segera melanjutkan perjalanan karena takut akan ada yang mengetahui kejadian yang baru saja berlalu.

"Sebaiknya untuk sementara waktu, kita tidak melalui jalan antar kota. Kita akan berjalan memutar gunung itu". Huang Long memberikan ide dengan menunjuk sebuah gunung yang menjulang tinggi hingga menyentuh awan.

Mengkhawatirkan luka yang di derita Huang Long, Jing Xuan merasa sangat cemas dan bertanya “apakah tidak sebaiknya kita kembali ke kota terlebih dahulu untuk mengobati lukamu?"

"Ketiga orang ini berasal dari perguruan ternama. Bila perguruan mereka mengetahui kita yang membunuh mereka bertiga maka akan menjadi sangat berbahaya sekali untuk kita. Tenang saja luka ini tidak mengenai bagian dalam tubuh sehingga tidak membahayakan nyawaku" ujar Huang Long meyakinkan Jing Xuan.

Pada akhirnya Jing Xuan mengikuti permintaan Huang Long dan melanjutkan perjalanan yang sulit karena Huang Long harus terus berjalan sambil menahan luka yang dideritanya. Dia memaksakan badannya untuk melakukan perjalanan yang menanjak hingga malam tiba. Dengan bersandar di sebuah pohon, dia akhirnya dapat beristirahat dan melepaskan semua rasa lelah dan sakit yang terus ditahannya.

Tengah malam di saat seharusnya mereka terlelap dalam tidurnya, Huang Long duduk sendiri di malam yang dingin dan memandangi Jing Xuan yang tertidur dengan pulasnya. Dengan perasaan geramnya dia mengepalkan tangannya yang tidak terluka dan memukul tanah. 'Lelaki seperti apa kau Huang Long, Pemikiran besar ingin melindungi Huang Mei dan semua yang berharga hanyalah mimpi belaka'.

Dengan kejadian yang sangat membahayakan Jing Xuan, dia sangat menyadari ketidakmampuannya dalam melindungi seseorang. Walau dia memiliki tekad yang kuat ingin melindungi temannya hingga rela terluka, dia sadar tekad saja tidaklah cukup. 'Aku tidak bisa begini terus, keberuntungan tidak akan selalu menyertai. Aku harus menemukan cara untuk dapat mengumpulkan tenaga dalam'.

Dengan api unggun yang masih bergelora sebagai penerangan, Huang Long duduk dan bermeditasi. Tidak lama kemudian dia membuka matanya dan sebuah pertanyaan muncul dalam benaknya. 'Semuanya abu abu dan gelap, dari awal sampai sekarang tidak ada yang berubah. Sebenarnya mau bagaimana biar dapat merasakan dantian?'

1
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
apa cmn nonton doank huang long😅
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
akhirnya bisa juga mulut cewe itu bicara yang baik²
Arif Alfian Aariz
akhirnya ketemu orang baik
Arif Alfian Aariz
semangat ming mei
Arif Alfian Aariz
Huang hai jgn putus asa
Arif Alfian Aariz
cerdas nih Zhao yun
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
kesel banget tuh cewek
chandra zhang: Di awal ngeselin tapi ntar akan menjadi sangat baik walau…
total 1 replies
Kaede Arjuna
nnti biarin aja.. gausah dibantu biar mati 🤣🤣
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
perempuan biadap.. sdh di ajar malah menghina kebalik. kalau tau gausah di ajarin tadi..
Arif Alfian Aariz
wow unpredictable ceritanya
Arif Alfian Aariz
kejam banget
Arif Alfian Aariz
akhirnya ada yang bisa nyelamatin diri
Arif Alfian Aariz
sepertinya ada tujuan tersembunyi 🤔🤔
Arif Alfian Aariz
perjalanan dimulai
Yurika23
aku mampir ya Thor...
sukses terus buat othor dan pembacanya yg setia ..
oiya, support cerita aku juga ya Thor...kapan2 bolehlah mampir...
di ceritaku "Pasukan Penjagal dan puteri yang hilang"
chandra zhang: Thank you kak
total 1 replies
Arif Alfian Aariz
menarik
chandra zhang: Thank you
total 1 replies
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
dantiannya sdh diliputi racun kali😅
chandra zhang: Iya benar kak
total 1 replies
Kaede Arjuna
dlm darah huang leong mengandungi racun..
chandra zhang
Iya benar
Sam
kebaikan dbalas tuba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!