Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.
Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.
Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.
"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Ingin Ke Makam Papa
Anne terbangun dari tidur nyenyaknya saat merasakan ada benda asing menyodok-nyodok intinya. Bukan hanya itu saja, Anne juga merasa sapuan dan remasan kecil di area punggung juga dadanya.
Anne tahu kelakuan siapa ini, tapi tak ayal dia sedikit mempermudah suaminya melancarkan aksi dengan sedikit membuka kakinya agar Asloka gampang memasukinya dari samping.
Benda panjang itu akhirnya bisa masuk sempurna, hingga keluar masuk dengan ritme pelan nan lembut. Sedangkan manusia yang ada di belakang juga semakin menjilatii punggungnya hingga basah.
"Emmm ...."
"Kamu menikmatinya, An?" tanya Asloka memaksa Anne agar menoleh ke arahnya.
Sebenarnya agak sulit, tapi Anne berusaha mengimbangi suaminya hingga mereka kini berciumann dengan posisi di bawah masih semangat memompa.
Merasa miliknya kurang dalam masuk, Asloka memutuskan untuk meraih salah satu kaki Anne agar terbuka. Hujaman demi hujaman Asloka lakukan, hingga tubuh Anne tersentak kuat.
"Kita pindah posisi, Sayang." Asloka melepas penyatuannya dan memilih duduk bersandar di kepala ranjang.
"Naiklah," titahnya.
Anne tak banyak bicara, dia menurut dan langsung naik ke atas paha suaminya. Setelah itu Asloka meremas gemas dua bukit kembar milik Anne, sambil mencubit daging kecilnya.
"Angkat bokoongmu sedikit, An," ucapnya terus membantu Anne memasukkan lele berurat nya.
"Ahhh," lenggu Anne merasa penuh di dalam sana.
"Bergeraklah, kali ini kamu yang memimpin." Asloka menuntun Anne agar bergerak.
Perlahan-lahan Anne mulai paham apa yang harus dia lakukan, Anne terus memompa dirinya dan berusaha mencari kenikmatan bersama-sama. Bahkan, Asloka juga tak melepasnya sendiri. Sesekali dia memberikan isyarat agar Anne menggoyangkan tubuhnya, berputar-putar mengikuti irama penyatuan merasa.
Setelah merasa Anne sudah paham, Asloka baru melepaskan tangannya dari pinggang Anne. Asloka lebih tertarik pada dua bukit kembar itu, dengan rasa menggebu-gebu dia menangkup keduanya dan langsung memasukkan ke dalam mulut.
Terlihat sangat rakus, tapi Anne malah menyukai itu. Rasa nikmat yang terus menerjangnya dari atas sampai bawah membuatnya terus mendesahh, keringat juga mulai bercucuran dari pori-porinya.
Anne merasa akan mendapatkan pelepasan pertamanya, dengan cepat ia menaik turunkan tubuhnya, sedikit menggesek-gesek miliknya. "Laka, aku mau keluar!" seru Anne semakin merasa intinya berkedut.
Semakin dia bergerak, dia merasa geli di intinya. Rasanya sangat meledak-ledak, hingga Anne memutuskan untuk mengejar puncak tersebut. Sedangkan Asloka, yang merasa ingin keluar juga, memutuskan memeluk Anne sangat erat.
Dia juga semakin menghentakkan lelenya sampai ke dalam, setelah itu Asloka membalik posisi mereka menjadi Anne di bawahnya. Asloka menghujam kuat milik Anne, mencium Anne dengan sangat menuntut hingga hentakan terakhir membuat mereka saling memekik nikmat.
"Aahhh, Laka!"
"Aann, Anne, aku mencintaimu!"
Asloka ambruk lemas sambil memeluk Anne, nafas mereka juga ngos-ngosan seperti habis lari maraton. Sejenak Anne memeluk erat suaminya, sambil berkata, "Terima kasih sudah mau menerima wanita sepertiku, Laka. Padahal aku tidak pan —"
"Shut! Jangan mengatakan itu lagi, kamu bagiku sangat memuaskan, nikmat dan mampu membuatku tak terkontrol. Lupakan masa lalumu, Anne. Kita lihat masa depan kita, bersama anak-anak kelak." Putusnya tak ingin Anne berkata seperti itu lagi.
Sebenarnya jujur, Asloka sangat heran kenapa Geo berkata seperti itu. Padahal, dia merasa Anne lebih dari memuaskan. Tidak ada cacatnya sedikit, tapi kenapa Geo berbeda, sehingga melukai perasaan Anne.
"Kamu serius kita akan memiliki anak? Aku menikah dengan Geo bisa dibilang lebih dari dua tahun loh, tapi selama itu aku belum pernah sekali hamil," ucapnya sambil menyandarkan kepalanya di dada bilang suaminya.
"Aku sangat yakin, mungkin dulu Tuhan belum memberimu kesempatan karena ada kebohongan di antara mereka," balas Asloka. Dia sangat percaya jika Anne bisa hamil dan semua akan terbukti bulan depan, jika pun belum jadi Asloka akan terus berusaha sampai jadi anak katak.
"He he, kamu bisa saja Laka."
Hening, suasana menjadi hening seketika. Tak ada percakapan lagi di antara mereka, hanya ada suara hembusan nafas masing-masing.
"Laka," panggilnya lagi.
"Hemm ...."
"Aku ingin ke makam papa dan mama, bisa kamu mengantarku besok?" tanya Anne.
"Bisa dong, besok pagi kita akan pergi ke makam papa. Sekarang lebih baik kamu tidur saja dulu, soalnya ini masih jam satu malam," kata Asloka sambil mengeratkan pelukannya.
Anne mengangguk paham, setelah itu Anne memejamkan matanya hingga menuju alam mimpi.
...🌾🌾🌾🌾...
Selamat menikmati dan membaca, jangan lupa tinggalkan kome positif, tanpa melukai hati emak 😂😂😂🐒
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘