NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lagi-lagi bertemu

Tapi...mengapa hatinya sakit mendengar segala jawaban yang keluar dari mulut lelaki itu. Kaluna menarik nafas panjang dan menengadahkan kepalanya sambil menutup mata sejenak, berusaha menguatkan diri.

"Nggak ada yang bisa dilihat dari dia, bro. Come on. Kan nggak lucu kalau gue jadi sama dia dan keluarga gue tanya asal usul keluarga Kaluna, terus gue bilang, 'Pah, Mah, kenalin ini Ayah Kaluna. Kerjaannya judi dan mabuk-mabukkan'." Brian tertawa puas setelah mengatakan itu tanpa dirinya sadari, sudah sedari tadi Kaluna mendengarkan semua kata yang keluar dari mulutnya.

Air mata Kaluna lagi-lagi keluar tanpa permisi. Ternyata sakit ketika mendengar jawaban jujur tentang dirinya dan permasalahan keluarganya yang sudah menjadi candaan pada lingkungan pertemanan Brian.

Oh Tuhan, Ayahnya memang sangat tidak memperhatikannya dan benar segala apa yang diucapkan oleh Brian. Tapi biar bagaimanapun, anak mana yang suka mendengar Ayahnya dijelek-jelekkan oleh orang lain. Walaupun dia jahat sekalipun.

Sudah. Kaluna tidak sanggup lagi mendengar pembicaraan Brian dan sahabatnya yang menjadikannya bahan lelucon. Dirinya segera menjauh dari sana dan berjalan sejauh mungkin dari radar Brian.

Kaluna berjalan menyusuri trotoar yang malam itu cukup padat kendaraan yang lalu lalang dan pejalan kaki yang masih ditemuinya di jalan.

Kursi besi di pinggir trotoar menjadi tempat yang pas untuk menumpahkan rasa sedihnya. Kaluna berusaha menangis tanpa suara karena masih banyak orang yang lalu lalang di depannya. Dirinya tak mau menjadi pusat perhatian karena meraung-raung seorang diri bak wanita yang ditinggalkan oleh kekasinya.

Kaluna menggigit bibir bawahnya berusaha mengalihkan rasa sakit hati karena ucapan Brian tadi. Dirinya menunduk dan membiarkan rambut panjangnya menutupi wajah memerahnya karena air mata.

Diusapnya air matanya sesekali, namun air matanya tidak pernah bersahabat dengannya.

Kenapa dirinya selalu dipandang rendah selama ini, karena memang dirinya bukan wanita yang terhormat yang mampu menjaga marwahnya. Dirinya menjadi wanita simpanan dari lelaki yang telah memiliki kekasih dan menjadi wanita pemuas nafsu belaka. Keluarganya tidak harmonis dan dari keluarga yang tidak jelas asal-usulnya. Semua yang Brian katakan benar adanya.

Dering telepon menarik perhatiannya. Diusapnya air matanya dan merapikan rambutnya. Melihat nama penelpon membuat Kaluna mengubah ponselnya pada mode 'jangan ganggu'. Brian menelponnya berulang kali namun ia abaikan panggilan itu.

Baru saja ia ingin berdiri dan berjalan menuju halte terdekat, motor vespa keluaran terbaru tiba-tiba berhenti di depannya.

Dengan Helm, kaca mata bening dan masker membuat Kaluna menajamkan penglihatannya guna mengenali lelaki di depannya. Lelaki itu menatapnya lekat di balik kacamata bening itu.

Siapa ya? Kayak kenal! Monolognya melihat siluet lelaki di depannya. Namun semua pertanyaan yang memenuhi kepalanya tentang siapa gerangan lelaki itu terjawab. Azka. Lelaki yang sulit ditebak l dan minim ekspresi itu sedang menatapnya lekat setelah membuka helm dan masker yang menutupi wajahnya.

"Kenapa sendirian malam-malam begini di pinggir jalan?" Tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya pada wanita di depannya.

Kernyitan di keningnya semakin dalam mendapat pertanyaan itu dari Azka. Mengapa juga akhir-akhir ini ia sering bertemu dengan sahabat Brian. Bukannya tidak suka, tapi dirinya memang sangat membatasi interaksi dengan lingkungan pertemanan Brian. Tahu sendiri kan, bagaimana gaya pertemanan mereka.

"Lagi nunggu jemputan." jawabnya singkat

"Lagi nungguin, Brian, ya?" Tanyanya lagi sambil memperhatikan mata sembab Kaluna.

"Nggak. Lagi nunggu gojek." Pergi deh, Kaluna malas untuk berbasa-basi, katanya namun hanya sampai diujung lidah. Moodnya sedang tidak berada pada level yang biasanya. Segera saja dirinya memesan ojek pada aplikasi hijau itu guna menghindari lelaki di hadapannya.

Cukup lama dirinya mengutak-atik ponselnya, namun saat dirinya mengangkat kepala, Azka masih pada tempatnya berdiri sambil memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana. Lelaki itu melihat ke sekitar, sebelum sadar ditatap oleh Kaluna.

"Kamu ngapain?" Tanyanya to the point karena lelaki ini masih berada pada tempatnya dan tak kunjung pergi meninggalkannya.

"Lagi berdiri." jawabnya enteng. Kaluna mendengus mendengar jawaban Azka.

Ya, orang gila juga tahu kali kalau lo lagi berdiri, katanya di dalam hati.

"Maksud gue, ngapain kamu masih berdiri di situ!" Katanya menjelaskan jangan sampai lelaki ini kurang peka akan maksudnya.

"Lagi nungguin lo sampe dapat jemputan." Jawabnya to the point.

What?! Kesambet kali ini orang.

"Nggak usah, bentar lagi jemputan gue sampe. Ini sementara menuju ke sini."

"Yaudah." Yaudah, pemirsah! Katanya. Kaluna membuang nafas lelah tak ingin membuang-buang energinya meladeni Azka yang tidak jelas di depannya.

Mereka berdiri dengan keterdiaman satu sama lain. Tak ada yang mau membuka obrolan terlebih dahulu. Terlebih Kaluna yang sangat-sangat lelah otot maupun otaknya.

Kaluna menyalakan ponselnya dan melihat sudah dimana lokasi sopir gojek yang telah ia pesan. Namun titik di aplikasi tidak bergerak di pertengahan jalan.

Kok berhenti? Kaluna mencoba menghubungi nomer yang tertera di aplikasi dan diangkat.

"Kenapa lama banget, pak?" Tanyanya karena sudah hampir lima belas menit ia menunggu dan tak kunjung sampai.

Kaluna mengernyitkan alisnya mendengar jawaban sopir gojek itu.

"Kenapa nggak bilang dari tadi pak biar saya cancel dan saya nggak nunggu lama." Ujarnya sedikit kesal dikarenakan sudah lama menunggu dan sopir gojek tadi baru mengabari jika motor yang dikendarai mogok.

Bapak tadi meminta maaf karena kesalahannya yang baru mengabari. Sopir gojek tadi menjelaskan bahwa ia memeriksa keadaan motornya terlebih dahulu siapa tahu masih bisa dipakai untuk jalan. Namun ternyata motornya harus didorong sampai ke bengkel.

"Yaudah, pak. Tapi lain kali kalau ada kejadian kayak gini, mending customernya dikabari terlebih dahulu biar mereka nggak nunggu lama. Saya cancel, ya, pak." Ucapnya sebelum mematikan sambungan teleponnya.

Kaluna menarik nafas panjang setelah menutup sambungan telepon. Azka di depannya kembali memperhatikannya dan menaikkan alisnya ingin tahu.

"Jadi, gojek nya nggak jadi, kan?" Tanyanya dan kini sudah mengaluarkan tangannya dari saku celana.

Kaluna mengangguk pelan. "Nggak jadi." Jawabnya dan kembali membuka ponsel ingin memesan pada aplikasi yang tadi, namun suara Azka menghentikannya.

"Nggak usah mesan gojek. Mending kamu pulang saya yang antar. Ini juga sudah terlalu larut. Bahaya kalau kamu naik kendaraan umum malam-malam begini." Azka mencoba memberi tumpangan dan meyakinkan Kaluna untuk ikut bersamanya. Daripada harus menunggu lagi, kan. Mending dirinya yang antar.

Kaluna tampak berfikir untuk mempertimbangkan ajakan Azka.

"Bahaya kalau perempuan naik kendaraan umum malam-malam begini, Kaluna. Banyak kasus yang terjadi, terutama pada perempuan. Kamu nggak takut..."

"Yaudah, gue ikut sama, lo."

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading ❤️

Salam story from By_me

1
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
Ahmad Abid
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!