NovelToon NovelToon
I Love You, I Am Happy

I Love You, I Am Happy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.

"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur bersama

"Berterima kasihlah padaku Dev, aku menantikan hadiah pernikahanku yang mahal", begitulah bunyi pesan Amy padaku.

Karena aku sedang sibuk aku tidak membalasnya.

Saat aku pulang kerja, Ella sedang sibuk dengan handphone nya.

"Aku pulang".

Semenjak aku dan Ella sepakat untuk memulai dari awal, maka setiap pulang Ella akan menyambutku bila mendengar suaraku mengatakan aku sudah pulang. Kulihat ia meletakkan handphonenya dan berjalan ke arahku, lalu mengambil tas kerjaku untuk ia letakkan di ruang kerja.

Kemudian aku duduk di sofa depan TV.

"Mau makan sekarang atau nanti", tanyanya sambil berjalan ke arahku lalu duduk di sampingku.

"Nanti saja La, aku mau duduk dulu sebentar".

Lalu kulihat Ella kembali sibuk dengan handphone nya.

"Kamu lagi ngapain La?".

"Kak Amy, Dev", Ella memperlihatkan layar handphone nya, kulihat sekilas isi chatnya dengan Amy. Lalu aku melanjutkan mencari cari tayangan yang menarik di TV.

"Dev....".

Aku menunggu kata-kata selanjutnya tapi Ella berhenti berbicara, aku meletakkan remote TV di meja dan memandang Ella.

"Dev..., di pernikahan Kak Amy kita akan sekamar", kata Ella lalu menundukkan kepalanya.

Aku langsung tersenyum mendengarnya, kini aku mengerti kenapa Amy menuntut hadiah terima kasih dariku.

"Apa kamu keberatan dengan itu?", tanyaku.

"Bukan begitu, kata kak Amy, masa status menikah tapi tidur terpisah, bisa jadi omongan, begitu kata kak Amy".

Aku tersenyum lagi mendengar Ella.

"Iya itu kata kak Amy, kalau katamu bagaimana?", tanyaku berhati hati.

"Ya aku mengerti kita seharusnya tidur sekamar", jawab Amy.

"Jadi kamu keberatan dengan itu?", tanyaku.

"Ga Dev", jawab Ella sambil menunduk.

"Apa kamu mau mencoba tidur bersamaku?", tanyaku lagi.

"Ya", jawab Ella.

"Bagaimana dengan malam ini?".

"Hah...", Ella kini menatap mataku, setelah dari tadi tidak berani melihat wajahku.

"Kita hanya akan tidur sekamar, aku tidak akan menyentuhmu Ella".

Ella terdiam sejenak, tapi ia terus menatap mataku, entah apa yang dipikirnya. Apapun jawabannya aku sudah cukup senang mendengar suatu saat ia akan mencoba tidur bersamaku.

"Ok Dev", jawab Ella.

Kini aku yang kaget tidak menyangka akan tidur sekamar mulai malam ini. Aku akan mengabulkan permintaan Amy dan memberinya hadiah mahal kataku dalam hati sambil tersenyum tanpa sepengetahuan Ella.

...----------------...

POV Ella.

Aku tau suatu saat aku akan sekamar dengan Deva, saat kak Amy mengatakan akan memberikan 1 kamar untukku saat pernikahannya nanti, aku sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk itu.

Aku memang mulai menyukai Deva sebagai lawan jenis bukan sebagai kakakku lagi. Aku merasa nyaman saat bersamanya dan mulai merasa kesepian saat ia ke kantor. Tapi aku tidak menyangka akan tidur sekamar dengan Deva malam ini.

Saat Deva mencuci piring bekas makan malam kami, aku pergi mandi. Berbeda dengan kamar Deva, kamarku tidak memiliki kamar mandi pribadi, jadi aku masih menggunakan kamar mandi luar.

Selesai mandi Deva bertanya padaku,

"Kenapa tidak menggunakan kamar mandi di kamarku saja?".

"Apa nanti aku yang datang ke kamarmu dan kita tidur dikamarmu saja bagaimana?", tanya Deva.

Aku membayangkan tempat tidurku yang berukuran single, bisa bisa kami tidur sambil berpelukan, tidak, tidak, aku belum siap untuk itu.

"Hehe aku sudah terbiasa dengan kamar mandi luar", jawabku sambil tersenyum.

Lalu kembali berbicara ada Deva,

"Jangan Dev, kamarmu kan master bedroom, sudah seharusnya aku yang pindah ke kamarmu".

Lalu Deva pergi mandi dan aku masuk kamar Deva, duduk diatas tempat tidurnya sambil memainkan handphone.

Saat Deva keluar kamar mandi, aku merasa gugup, ini akan menjadi malam yang canggung bagi kami berdua, kataku dalam hati.

"Apa kamu sudah mengantuk La".

"Belum Dev".

"Sini berbaringlah disampingku, jangan khawatir aku akan tetap menjaga jarakku".

Aku menuruti perkataannya.

"La aku tadi di kantor bertemu klien yang berumur sudah 60 tahun. Ia bercerita tentang pengalamannya saat di awal awal karirnya sampai ia sukses dengan bisnisnya sendiri La".

Dengan adanya Deva yang bercerita kepadaku, aku pun tidak merasa canggung lagi, sesekali aku menanggapi ceritanya, sampai aku mulai merasa ngantuk dan tertidur.

...----------------...

POV Deva.

Kulihat Ella tertidur, aku memegang hidung dan bibirnya, tapi sepertinya Ella tertidur pulas. Pelan pelan kumasukkan tanganku ke bawah leher Ella, dan menggeser tubuhnya sedikit untuk membuatnya nyaman saat ia tertidur dalam pelukanku. Aku berhasil memeluknya tanpa membangunkannya. Kucium bibirnya sekilas, lalu memejamkan mata sambil memeluknya. Dalam hati aku berterima kasih pada Tuhan atas perubahan hati Ella yang mulai membuka untukku.

...----------------...

POV Ella.

Aku terbangun dengan keadaan berpelukan dengan Deva. Apa yang terjadi semalam?

Apa Deva yang memelukku atau aku yang tanpa sadar mendekatinya. Aku sungguh malu dengan posisi seperti ini, dan tidak bergerak sedikitpun agar tidak membangunkan Deva.

Lalu kuperhatikan wajah Deva yang sangat dekat denganku. Sebenarnya Deva lumayan menarik, ia memiliki bulu mata yang lebih lentik daripada aku, hidungnya pun lebih mancung dari aku, dia memiliki postur tubuh tinggi dan menarik, dia lumayan tampan. Wajahku terasa panas memikirkan Deva. Dengan pelan aku bergerak mundur melepaskan diri dari pelukan Deva, lalu aku masuk ke kamar mandi.

Aku menutup pintu kamar mandi pelan, lalu segera mencuci mukaku, dan melihat pantulanku di cermin. Ada apa denganku? aku melihat wajahku agak memerah dan jantungku juga berdetak lebih kencang. Apa aku mulai menyukainya?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!