NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:42.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Perkelahian

SPLASH!

SPLASH!

Tembakan sihir Malaikat Maut mengenai buku catatan kehidupan Orin dan Aydin. Buku itu pun terbakar. Aydin meradang, naik darah, tatapan tajam bak busur panah diarahkannya kepada Malaikat Maut. Emosinya sudah memuncak. Dalam sekali kedipan, Aydin membawa Malaikat Maut ke tempat yang tidak seorangpun tahu.

Aydin merentangkan kedua tangannya. Asap hitam mengelilingi tubuh Aydin. Matanya memancarkan cahaya semerah darah. Dari belakang punggung Aydin keluar sepasang sayap hitam. Dalam sekali kepakan angin besar mengelilinginya. Aydin menyerang Malaikat Maut dengan kepakan sayapnya.

Malaikat Maut menghadang angin Aydin dengan sabitnya yang besar. Perkelahian tidak bisa dihindari. Masing-masing menunjukkan kekuatannya. Tempat itu porak poranda. Di tengah sengitnya perkelahian muncullah nenek tua di tengah-tengah mereka.

"Hentikannnnn!" suara Nenek tua menggelegar, semua kekuatan ghaib tiba-tiba hilang.

Malaikat Maut dan Aydin menghentikan aksi mereka. Dengan napas yang tersengal-sengal mereka menatap ke arah nenek tua.

"Anak muda, berani sekali kamu menantang Malaikat Maut. Siapa kamu sebenarnya?" Nenek tua memperhatikan Aydin.

"Dia, mempermainkan nyawa manusia. Jelas-jelas tertulis di catatan kehidupan Orin masih hidup 60 tahun lagi. Tapi apa yang dia lakukan!" Aydin penuh kebencian menatap Malaikat Maut.

"Benarkah itu?" Nenek tua menyorot tajam ke arah Malaikat Maut.

"Nenek tua. Ini semua karena mu! Selama hidup aku tidak pernah gagal mencabut nyawa manusia. Gadis itu telah melihat wujud ku. Dan dia juga. Selama ini tidak ada yang boleh melihat wujud ku. Kecuali ajal mereka sudah dekat. Dan mereka seharusnya mati di tangan ku!"

"Anak muda, benarkah yang kamu bilang? Orin masih bertahan hidup 60 tahun lagi?" tanya Nenek.

"Benar dan dia yang mengaku sebagai Malaikat Maut sengaja ingin memainkan nyawa manusia. Apakah nyawa manusia ada ditangannya!" Aydin tidak dapat menyembunyikan amarahnya.

"Dan kamu, manusia biasa tidak akan bisa menghadapi Malaikat Maut. Siapa kamu sebenarnya?" Nenek penasaran dengan Aydin.

"Saya hanya manusia biasa yang tidak rela nyawanya dipermainkan. Saya sudah kedua kalinya bertemu dengan dia. Dan setelah saya melihat catatan kehidupan kami, saya merasa harus memberi pelajaran kepada oknum yang mengatasnamakan Malaikat Maut." Tunjuk Aydin dengan penuh kemarahan ke hadapan Malaikat Maut.

"Baiklah saya mengerti. Saya pastikan jika dia bersalah, dia akan mendapatkan hukuman." Nenek tua menjentikkan jarinya.

Aydin dalam hitungan detik menghilang kembali ke balkon kamar hotel tempat dia menginap. Aydin perlahan mulai mengontrol emosi yang tadinya meletup-letup. Aydin mengambil napas panjang dan menghembuskan pelan. Aydin kembali menjadi dirinya. Setelah tenang, Aydin kembali mengingat kejadian yang baru saja dia alami.

Aydin tidak mengerti mengapa dia bisa mempunyai kekuatan yang sebanding dengan Malaikat Maut. Aydin hanya seorang manusia biasa. Walaupun sebelumnya dia menguasai sedikit bela diri dan ilmu tenaga dalam untuk melindungi diri. Tapi tidak mungkin dia bisa mengimbangi kekuatan Malaikat Maut.

Dan Aydin juga membaca catatan kehidupan miliknya dan milik Orin. Di sana jelas-jelas tertulis perjalanan mereka di dunia masih panjang. Mengapa Malaikat maut menginginkan Orin? Dan bukannya Orin hanya memiliki waktu 90 hari saja pasca kecelakaan. Apakah Orin sudah mengubah takdirnya? Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala Aydin.

Aydin merasa lelah sekujur tubuhnya. Aydin melihat ada beberapa bekas pukulan. Di kulit kaki dan tangannya berwarna merah. Aydin pergi ke kamar mandi dan berendam dalam air panas. Aydin menggosok bagian punggungnya dan menemukan sehelai bulu berwarna hitam. Itu bulu sayap Aydin.

Aydin ingin mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya. Setelah pergi merantau ke kota B dan bertemu dengan Orin, Aydin mulai merasa keanehan pada dirinya. Keanehan yang pertama Aydin bisa merasakan dan kadang melihat beberapa penampakan di dalam gudang tua. Keanehan kedua, Aydin bisa mendengar suara jeritan Orin dan bisa meringankan kesakitannya. Dan terakhir bertemu dengan Malaikat Maut.

Hari kedua di Kota J. Omar, Ezar, Orin dan Aydin memutuskan jalan-jalan bersama. Aydin terlihat kurang enak badan. Omar menanyakan keadaan Aydin. Aydin bilang mungkin karena kecapean. Aydin kali ini merahasiakan pertemuannya dengan Malaikat Maut. Karena Aydin tidak mungkin bilang kepada mereka sudah membaca catatan kehidupan karena itu rahasia Ilahi.

Ezar membawa mobilnya memasuki pekarangan sebuah rumah yang luas. Omar kebetulan mendapatkan undangan perkawinan Andrew Manajer Keuangan. Omar mengajak Ezar, Orin dan Aydin ke pesta perkawinan. Pesta yang sangat meriah. Berbagai hidangan prasmanan tersaji apik di meja.

Andrew dan istri berbaur dengan tamu undangan yang hadir di pesta mereka. Bercakap-cakap sebentar dan beralih ke tamu undangan yang lain. Andrew dan istri menghampiri Omar, Ezar, Orin dan Aydin. Omar kemudian bergabung dengan beberapa relasi bisnisnya. Sedangkan Ezar, Orin dan Aydin memilih menikmati hidangan yang disediakan.

Mereka memilih duduk menghadap sebuah danau kecil yang berada di belakang rumah Andrew. Pemandangan yang sangat sulit mereka lihat di kota besar. Ezar terlihat tidak nyaman di acara itu.

"Kak E sakit? Gak enak badan?" tanya Orin.

"Duh Dek, ada mantan Kak Ezar. Males liatnya," Ezar berpindah duduk yang semula di depan Orin kini duduk di samping Orin.

"Yang mana mantan Kak E?"

"Yang pake dress selutut warna hijau," bisik Ezar.

Orin mencari gadis yang dimaksud Ezar. Orin memfokuskan dirinya dan mendengarkan isi hati gadis yang di maksud Ezar.

"Kak, dia pengen banget ngomong sama Kak Ezar. Dia pengen minta maaf. Apa Kak Ezar gak mau maafin dia?"

"Kak Ezar sudah tidak bisa lagi Dek. Kak Ezar kecewa," jawab Ezar.

"Ya sudah. Semua terserah Kakak." Orin kembali menyantap hidangan yang ada di hadapannya.

Orin kembali mendengar isi hati mantan Ezar. Saat ini sang mantan marah, cemburu melihat Ezar duduk di samping Orin. Dia mengira Ezar begitu cepat melupakannya karena sekarang sudah mempunyai kekasih yaitu Orin. Rupanya selama ini Ezar tidak pernah cerita punya seorang adik perempuan.

"Kak E, mantan Kaka cemburu sama aku. Dia mengira aku kekasih Kak E. Gimana ini?" Orin menatap ke arah mantan Ezar yang mulai menunjukkan ketidaksukaan.

"Benarkah?" Ezar menghabiskan makanannya.

Ezar mengambil kue yang ada di meja, Ezar menyuapi Orin. Dengan lembut Ezar membersihkan mulut Orin dengan tisu. Ezar melirik ke arah Aydin yang kebingungan dengan tingkah Ezar.

"Kak Aydin, Ceweknya aku pinjam bentar. Lagian dia juga Adek kesayangan ku. Mau manas-manasin mantan," ujar Ezar.

"Hmmm, Ezar. Kamu gak takut kalo mantan kamu benci dan akhirnya menyakiti Orin? Gak bahaya?" Aydin mengingatkan Ezar.

"Kak Aydin terlalu jauh berpikirnya. Gak bakalan. Mantan ku gak sesadis itu," jawab Ezar.

Dari jauh Orin melihat mantan Ezar meninggalkan pesta. Dan menghilang dari pandangan mata. Orin tiba-tiba sakit perut. Aydin menawarkan diri untuk mengantarnya ke kamar mandi. Tapi Orin mengatakan dia bisa sendiri. Orin bertanya ke salah satu pelayan berbaju putih dimana letak kamar mandi.

Orin akhirnya menemukan kamar mandi. Orin masuk ke dalam salah satu bilik yang ada di kamar mandi. Setelah sakit perutnya hilang Orin keluar dari bilik kamar mandi. Tiba-tiba saja, tangan Orin ditarik paksa oleh seseorang. Mulut Orin di tutup oleh orang itu dengan tangannya. Tubuh Orin diangkat oleh dua orang pria tak di kenal.

Kedua oang itu membawa Orin ke bagian belakang rumah Andrew dimana di sana ada danau kecil. Tempat itu sedikit jauh dari acara pesta. Mereka kemudian melempar tubuh Orin ke danau.

BYUURR!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!