"Tak terbayangkan oleh Kanaya, jika pertemuannya dengan seorang CEO akan merubah kehidupannya seratus delapan puluh derajat.
Karena kesalah pahaman membuatnya menjadi tawanan sang CEO dan harus membayar kesalahan yang tak pernah ia lakukan demi menyelamatkan nama baik keluarga.
" Yang penasaran akan alur ceritanya yuk di kepoin , and happy reading guys"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @LJSDewyLee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelisah...
Waktu berlalu dengan cepat satu Minggu berlalu usai pertengkaran hebat Kanaya dan Leonard.
Keduanya memilih untuk tidak saling bertemu ataupun bertegur sapa, satu Minggu juga Kanaya memilih untuk tidak keluar dari kamar dan lebih memilih diam di kamar, hanya sesekali ia keluar kamar itupun untuk berjalan-jalan di tepi pantai ataupun di taman Mansion tetap dalam pengawasan para pengawal Leo.
Seperti hari ini Kanaya tengah berada di pantai dengan duduk di ayunan dengan hamparan pasir putih tanpa mengenakan alas kaki.
Pengawal yang menjaganya mengawasi dirinya dari jarak tidak terlalu dekat mereka ingin membuat Kanaya nyaman dan tidak terganggu dengan penjagaan yang mereka lakukan.
Angin laut yang berhembus meniup helai demi helai rambutnya, nampak indah menerpa wajah cantiknya.
Dari lantai atas Mansion Leo, memperhatikan gerak-gerik Kanaya, Leo berusaha untuk menepis perasaan yang mulai tumbuh dalam hatinya.
Sejak pertama kali ia melihat sosok Kanaya, Leo sudah jatuh hati pandangan pertama dengan sifat dan karakter Kanaya yang cenderung mandiri dan tulus menyayangi seseorang.
Namun Leo, sadar jika pertemuannya dengan Kanaya adalah salah, andaikan saja mereka bertemu dalam situasi yang berbeda mungkin Leo akan dengan berani untuk menyatakan perasaannya.
Hingga ia memilih cara yang salah untuk mempertahankan Kanaya agar tetap bersamanya.
" Tuan Muda, ini kopi yang anda minta" tiba-tiba Bi Yati datang dengan membawakan kopi untuknya.
" Oh Ya, makasih Bi"
" Sama-sama Tuan Muda"
Bi Yati, melihat ke arah Leo memandang sedari tadi.
" Tuan sedang memperhatikan Nona rupanya?"
" Dia masih marah denganku Bi"
" Tuan Muda, harus sabar Nona masih muda emosinya masih labil, jangan terlalu keras padanya , dia akan mengerti suatu hari nanti jika yang Tuan Muda lakukan adalah demi kebaikannya" ucap Bibi.
" Semoga saja apa yang Bibi katakan itu benar" gumam Leonard.
" Bibi yakin Tuan Muda akan bisa mendapatkan hatinya suatu hari nanti dan Tuan Muda juga harus yakin dengan itu "
Kembali Bi Yati memberikan semangat agar Leo tak putus asa dengan sikap Kanaya dan mau berusaha untuk mendapatkan hati dan juga cinta gadis itu.
Leo mengulas senyum tipis dengan apa yang di katakan pengasuhnya itu, tak berapa lama Alan datang dengan tergesa-gesa.
Bi Yati, pun pergi meninggalkan kedua pria tampan itu untuk berbicara berdua saja.
" Apa ada sesuatu yang penting hingga kau tergesa-gesa seperti ini?" tanya Leo.
" Yola, dia sudah kembali!!!"
DEG!!!
Leo meletakkan cangkir kopi dari tangannya entah ia harus senang atau bagaimana menanggapi kenyataan bahwa Yola telah kembali dan ia harus mau melepaskan Kanaya sesuai perjanjiannya.
Tidak, ia tak bisa untuk melepaskan Kanaya begitu saja ia sudah terlanjur mencintai gadis itu.
Apapun akan Leo lakukan demi mempertahankan Kanaya di sisinya meskipun ia harus melakukan kebohongan untuk itu.
" Al, jangan sampai Kanaya tahu jika Yola sudah kembali" titah Leo membuat Alan terkejut.
" Kenapa Tuan Muda, bukannya ini yang kau inginkan? "
" Al, aku tak bisa melepaskan Kanaya begitu saja"
Alan terdiam mendengar perkataan Leo, ia pun sadar jika saat ini Leo sudah mulai menyukai Kanaya.
" Apa karena kau sudah jatuh cinta pada gadis itu?" kini Alan bertanya tanpa ragu bukan sebagai asisten pribadi tapi ia bertanya sebagai seorang saudara dan sahabat Leonard.
Leo menatap Alan dengan raut wajah yang berubah dengan aura kelembutan berbeda dengan sosoknya yang selama ini selalu terlihat dingin.
" Kau benar Al, aku sudah jatuh cinta pada dirinya, dan aku tak mau kalau aku harus kehilangan dia karena masalah Yola"
" Tapi, ini tidak benar Leo, kau dari awal sudah salah dengan menyakitinya dan sekarang apa kau akan tega untuk membohonginya juga tentang saudaranya?" Alan menatap Leo .
" Aku tahu aku salah Al, tapi apapun akan ku lakukan demi mempertahankan Kanaya di sampingku"
" Yang kau lakukan ini keliru, dan aku yakin jika Naya tahu yang sebenarnya ia akan semakin membencimu "
" Aku tahu, makanya aku menyuruhmu untuk berhati-hati jangan sampai Kanaya tahu tentang Yola, atau habislah aku juga kau"
" Aku??? Kenapa aku juga? "
" Kau ini, kenapa kau jadi bodoh begini kau itu asistenku yang melakukan semua perintahku ya tentu Kanaya juga akan sama marahnya padamu"
" Iya juga sih..."
" Untuk itu kau harus jaga rahasia ini baik-baik, jangan sampai ketahuan "
Leo kembali menatap Kanaya yang masih betah berada di pantai di ikuti Alan yang turut melihat ke arah Kanaya berada.
" Gadis yang cantik, tapi sayang kenapa jalan hidupmu harus malang begini?" lirih Alan.
" Apa maksud dari perkataanmu barusan? Kau menganggapku membawa sial untuknya?" Leo menatap tajam Alan yang tanpa sadar berbicara demikian.
" Ah...tidak....tidak aku...hanya bercanda" Alan dengan mengeluarkan senyum juga tangannya dengan salam kedua jari.
" Sialan kau ....
Alan segera berlari meninggalkan Leonard yang sedikit kesal dengan ucapannya barusan.
☘️☘️☘️☘️☘️
Di kediaman Dinata saat ini Yola tengah menikmati makan siangnya bersama Irma dan Hadi .
Mereka baru saja tiba dari toko bunga, kini Yola membantu pekerjaan Hadi di toko melayani pembeli bunga-bunga dan tanaman hias lainnya.
" Bu, kenapa sudah hampir seminggu ini aku tak pernah mendengar Naya menghubungi kita ataupun Ayah dan Ibu yang menghubunginya?" tanya Yola ia merasa ada yang aneh dengan Kanaya.
" Ibu juga merasa ada yang aneh dengan Kanaya, ia tak pernah menghubungi kami, dan kami pun tak bisa menghubunginya" ucap Irma.
" Memangnya Naya ganti nomor Handphone?"tanya Yola.
" Ibu tidak tahu, kami selalu mencoba untuk menelponnya tapi selalu di luar jangkauan " jawab Hadi.
" Aneh, aku merasa ada yang aneh dengan Kanaya dan pernikahannya yang terkesan mendadak " gumam Yola.
" Doakan saja, adikmu baik-baik saja " timpah Irma.
" Tapi, kalau di bilang aneh memang aneh hari itu juga asisten pribadi suami Naya datang dengan membawa berbagai macam hadiah dan juga memberikan uang senilai 10 milyar " ucap Hadi membuat Yola tersedak dan menyemburkan makanan di mulutnya.
" Apa??? 10 milyar?"
Yola membelalakkan matanya mendengar nominal uang sebanyak itu.