NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Damar!"

"Iya, Bu!" Damar langsung loncat ke belakang. Gerakan kakinya sungguh tanggung, alhasil dia menginjak sebungkus minyak dan terpeleset di depan Anna.

Suara tawa teman-teman Damar memenuhi ruangan.

Ana duduk makin mundur hingga punggungnya menekan dinding, makin tertunduk. Tangannya meremas plastik karena dia melihat senyuman di wajah Damar.

Anna memalingkan pandangan. Astagfirullaha Rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaihi.

Berkali-kali Anna berusaha menundukkan pandangan. Berkali-kali dia memohon ampunan dari Allah di dalam hatinya. Memohon perlindungan agar tidak dikelilingi laki-laki.

"Mar, antar bingkisan ini ke rumah Mbah Maridjan!" ucap Rini sambil menunjuk dus yang selesai diisolasi.

"Mbah Marijan? Aku lupa yang mana?"

"Itu yang rumahnya ada pohon rambutan. Lalu, kamu curi buahnya tanpa ijin!" ucap Sarip.

Mata Damar mendelik saat dia terus menjadi bahan lelucon teman-temannya. Ibunya langsung melotot. Pipinya menghangat. Malu dengan kelakuan masa kecilnya, ia tak berani melihat ke arah Anna.

"Sudah ayok, sama aku Mar. " Sarip menawarkan diri.

Damar mengangguk dengan lemas. Dia melihat ke Anna. Apaan si, tu! gak capek menunduk?

"Nna!" Rini menghampiri Anna dan duduk di sampingnya lalu berbisik, "kamu di tunggu Ustad. Sana ke halaman belakang!"

"Baik, Bu!" Anna tanpa berlama-lama, berjalan cepat. Dia terkejut dengan keberadaan abi dan umi yang ada di halaman belakang. Namun, yang jadi terasa janggal adalah keberadaan orang asing itu. "Dia lagi?"

"Assalamualaikum, Ustad !" Anna berhenti sejenak sampai Ustad Malik menoleh belakang.

"Duduk sini, Ann!"

Anna berjalan tertunduk melewati abinya. Kenapa Abi mengarahkan dia duduk di tengah? Tangannya meremas tangan umi yang duduk di sisi kirinya. Ia merinding dan terus menunduk.

"Anna, angkat wajahmu! Perkenalkan, Beliau Nak Azzam Hanafie!" ucap Ustadz dengan nada terdengar sedikit dilebihkan, seolah-olah ustadz mempromosikan sesuatu.

Azzam memperhatikan perubahan warna kulit di bawah mata Anna yang tadi putih jadi kemerahan, tetapi wanita itu sama sekali tak berani menatap matanya.

"Abi?" panggil Anna dengan perasaan nggak nyaman. Kepalanya langsung menoleh kiri ke arah umi yang berhijab biru dan cuma dapat senyuman tegang.

"Ann, waktu Ustadz selesai isi pengajian di masjid Agung, Ustadz itu dihampiri Nak Azzam. Beliau ini baru perjalanan bisnis dan minta ke Ustadz diajak ke daerah sini. Sampai kemudian Nak Azzam melihatmu lewat depan Masjid Al- A'la lalu menanyakan status Anna. Eh, Ustad dibuat kaget karena Beliau ini menyampaikan tujuan baik pada Ustadz. Jadi , Beliau ini masih sendiri. Ya, katanya mau meminangmu untuk menjadi istrinya."

Menjadi istrinya.

Menjadi istrinya.

Menjadi istrinya. Suara Ustad masih menari-nari di kepala Anna. Mas Rustam yang orang dekat, tega mengecewakannya, lalu apa ini ... Orang asing?

"Nak Azam memiliki usaha garmen di Perancis. Dia yang berbagi dari kemarin. Apa kamu mau menerima lamarannya?"

Anna mencakar lututnya saat bertabrakan dengan mata hitam jelaga pemuda itu. " Tadz, Anna mau menurut sama jawaban Abi saja."

"Bagaimana, Pak Hamdan?" Ustad Malik ikut deg deg an. Dia bisa memahami. "Nak Azzam belum memiliki keluarga di sini tetapi katanya dia bersedia mau tinggal di Jakarta kalau nanti Anna menerima."

"Em? Beri saya waktu satu minggu semoga saat itu bisa memberikan jawaban terbaik bagi semuanya," ucap Pak Hamdan. "Kalau begitu, kami undur diri dulu. Assalamualaikum."

"Walaikum salam," Azzam langsung loyo karena suara Pak Hamdan terdengar buru-buru. Apa yang membuat Pak Hamdan sulit menerimanya?

"Menurut Ustad, tatapan Pak Hamdan tadi apa tidak menyukai saya?" Azzam sangat bingung sampai dia membuang pandangan ke burung-burung dalam sangkar yang berkicauan. Dia menoleh ke belakang dan melihat kepergian mereka.

"Nak Azzam, teruslah berprasangka baik."

*

Damar tiba di rumah. Orang-orang sibuk mengeluarkan sembako untuk dibawa ke masjid. Pemuda itu langsung mengitari rumahnya, masuk ke dalam , keluar lagi ke halaman belakang, memutar samping rumah dan kembali melewati Azzam yang tampak tak bersemangat di ruang tamu.

"Kamu nyariin siapa? Ana sudah pulang," ucap Bu Rini di ruang makan. Dia fokus mencatat daftar warga yang perlu dianterin sembako. Kondisi fisik para lamsia tidak mungkin antri sembako.

Damar duduk di samping ibu saat orang-orang berseliweran memindahkan bingkisan untuk dibawa keluar. Dia melirik catatan. "Ibu, sejak kapan Anna jadi berpakaian begitu tertutup?"

Rini mengangkat satu alisnya karena penasaran kenapa putranya sampai-sampai tanya soal Anna. "Iya tanya sendiri ke yang bersangkutan, dong!"

"Mau tanya gimana? Dia orangnya pemalu, heran ... setiap Damar ngajak ngobrol langsung menunduk jadi gemes aku, Bu?"

Rini tertawa kecil. "Bukannya malu itu sebagian dari iman?"

"He'emm! Damar ke rumahnya ya, Bu."

Alis Rini kembali terangkat. "Rumahnya bukan ditempat yang dulu."

"Iya, aku tahu dari Ayah kalau mereka pindah tapi pindah ke mana, Bu?"

Rini menoleh lalu tersenyum. "Mar, ponsel lamamu nggak kepake ya. Coba berikan itu ke Anna. Mungkin dia kesulitan setiap mau mengobrol dengan yang bukan muhrimnya," ucapnya karena beberapa kali dia mendapati Anna seperti itu.

"Rumahnya dimana??????"

Rini lagi-lagi tersenyum.

"Ibu jangan cuma senyum. Rumahnya di mana?"

"Tanya ayahmu coba, bawa hape lamamu sekalian."

Kening Damar berkerut begitu dalam, pergi ke kamar mengambil ponsel dan charger. Dia berjalan keluar melewati orang-orang yang menyapanya, sayangnya ayah sedang pergi.

Satu persatu tetangga yang cukup dia hafal wajahnya, ditanya. "Semua menjawab di sungai depan masjid," gumamnya sambil menyalakan ponsel lama yang baterainya tinggal 30 persen. "Operatornya masih aktif nggak ya?"

Langkah Damar terhenti di depan masjid, di pinggir sungai tidak ada rumah, semua taman. Damar menggaruk rambutnya.

Winda berhenti didekat Damar. "Ada apa, Mar?"

"Winda, oh ya aku minta nomermu!"

Winda tertunduk langsung tersipu malu, dia langsung mengambil ponsel dari tangan Damar dan memasukkan nomernya. Tidak menyangka ternyata Damar menyukainya.

"Kamu tahu rumah Pak Hamdan?"

"Pak Hamdan ... Di sana!" Winda menunjuk dengan tangan kiri. "Ke celah antara tanaman lalu turun ke sungai, langsung belok kiri. Kalau siang gini Pak Hamdan dan Bu Sarah lagi mulung."

"Winda ayo cepat, nanti antriannya panjang," ucap Bu Winarsih yang baru datang dan menarik anaknya.

"Dah, Mar! Sms aku ya!" Winda berjalan tergopoh-gopoh karena ditarik ibunya.

"Siapa tadi, Nda?" Tanya Winarsih.

"Anaknya pak ustadz."

Mata Winarsih langsung bersinar. "Dia yang mau ngisi pengajian besok! Kamu harus datang, Nduk, jangan main terus sama orang aneh itu!"

"Aneh apanya, Bu? Anna nggak aneh."

"Sudah Ibu bilang jauhi Anna, jangan sampai ketularan begitu, ditutupi rapat-rapat kaya apa aja. Nggak usah berlebihan!"

Winda diam saja. Sakit hati juga sahabatnya dibilang aneh, padahal dia iri pada Anna yang tak malu memakai serba tertutup, meski selalu mendapat cemohan.

Sementara itu, Damar berhasil menuruni beton miring dengan berpegangan tali tambang. Hatinya bergetar dan menutup hidungnya dengan tangan. Baunya. Di mana rumah Pak Hamdan?

Sebuah gubuk terpal, mengalihkan pandangannya. "Tempat apa itu!"

"Assalamualaikum?" Damar berniat bertanya rumah Pak Hamdan pada gubug tertutup kain, Damar mundur kebelakang saat seseorang nongol dari balik kain dengan tiba-tiba. Matanya terpanah.

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!