Tersisih Dari Nagari Minang

***

pagi yang cerah nan indah mengawali hari itu dan miko yang kini telah mengenakan baju adat khas Minangkabau sedang bersiap untuk turun kerumah menuju KUA. tak lupa ia ditemani oleh paman Maurice dan istrinya juga amak yang kala itu tampak cantik mengenakan baju adat wanita minang. meski sudah tua, entah mengapa wajah amak terlihat masih sangat muda dan tetap cantik.

mereka bersama-sama berjalan menuju Kantor Urusan Agama mengiringi langkah miko pagi ini. semua pandangan mata melirik kagum kearah miko yang terlihat tampan dan cocok mengenakan pakaian adat itu. Suasana di desa pagi ini sangat ramai dan orang-orang keluar dari rumah menyaksikan iring-iringan calon marapulai.

Sedikit penjelasan mengenai istilah sebutan untuk menantu laki-laki di ranah minang disebut marapulai. sedangkan bagi menantu perempuan disebut anak daro. adapun sebutan bagi keluarga dari mempelai laki-laki adalah niniak mamak sedangkan keluarga dari pihak perempuan yakni rang sumando.

Semua orang kini telah ramai didepan kantor KUA. mulai dari warga desa, perangkat desa, serta para tokoh pemangku adat telah hadir memenuhi undangan. mereka telah menantikan kedatangan miko di sana. miko yang baru saja tiba beserta rombongan keluarganya pun segera memasuki kantor KUA.

Semua barang hantaran yang dibawa pun ditunjukan kepada para pemangku adat sebagai bukti seserahan. semua orang kagum melihat seserahan yang dibawa oleh keluarga dari belah pihak miko. pasalnya baru kali ini barang hantaran mewah dan mahal. ini bagaikan rekor baru sepanjang sejarah di desa ini.

Ia duduk tepan dihadapan dato' anwar yang disamping kanan dan kiri beliau ialah dato' rahman sebagai kepala pemangku adat dan ustadz Farhan chaniago selaku kepala kantor. miko pun mengeluarkan uang sebesar 35 juta rupiah dari saku bajunya untuk dijadikan sebagai mahar pernikahan.

wajah dato' rahman terlihat sedikit sedih menatap miko. suasana menjadi riuh ramai kala itu hingga akhirnya ustadz farhan memulai acara sakral tersebut.

"Bismillahirrahmanirrahim... Ateh namo Miko bin almarhum Rangga dari kaum depati ampek baleh suku malayu. ambo batanyo kabakeh engkau apokah sabana betul niat engkau untuak maminang Gadih Banamo Melissa sikumbang bin Anwar dari kaum tanah data? " tanya ustadz farhan kepada miko.

"dengan sabana jujur ambo katokan iyo ustadz. izinkan kasado nan maliek jo mandanga manjadi saksi ucapan ambo... " jawab miko.

"baiklah jikalau hati alah mantap dengan pandirian engkau, mako kami kembalikanlah sagalo urusan pado beliau dato' anwar sebagai ayah dari gadih Melissa dan restu dari wali engkau nan banamo Maurice malayu dari kaum depati ampek baleh..." ucap dato' rahman.

"silahkan dato'... " ucap paman Maurice sembari menyerahkan segala urusan kepada dato' anwar sebagai calon rang sumando.

Kini seisi ruangan menjadi hening sejenak dan semua terfokus kepada tindakan apa yang akan diambil oleh dato' anwar. dengan mengambil nafas panjang, dato' anwar pun akhirnya mulai berbicara dengan satu tarikan nafas.

"Bismillahirrahmanirrahim... aku nikahkan engkau jo anak gadih ambo melissa sikumbang bin anwar tanah data dengan mahar uang tunai sebesar 35 juta dibayar tunai!... "

"ambo tarimo nikahnyo Melissa sikumbang bin Anwar tanah data dengan mahar tersebut... "

"ba'a paro saksi kasadonyo? " tanya ustadz farhan kepada semua orang yang menghadiri acara pernikahan itu.

"TIDAK SAH!!! "

sontak jawaban itu membuat semua orang menatap ke sumber suara dengan rasa marah. bagaimana tidak! jelas ikrar ucapan pernikahan itu dinyatakan sah, namun tiba-tiba seseorang menyatakan dengan lantang kalau ucapan ikrar itu tidak sah.

"sia nan mangatokan indak sah?! apo alasan nan biso mambuek engkau bakato indak sah?!" tanya dato' rahman dengan murka ketika belum mengetahui orang yang mengucapkan kalimat rusuh tersebut.

begitu terkejutnya semua orang ketika melihat elya yang tengah berdiri tepat didepan pintu masuk kantor KUA. begitu pula dengan dato' Rahman sebagai ayah dari elya. Maurice pun menghampiri elya lalu bertanya alasan mengapa dirinya mengatakan hal seperti itu.

"apo sabab musabab saudari mangatokan indak sah jo ikrar pernikahan ini? " tanya Maurice sembari tersenyum.

"ambo indak rela!... ambo sabana indak rela uda miko menikah jo Melissa!... pernikahan ini indak sah!... " teriak elya.

Dato' rahman pun segera menghampiri putrinya dan dengan marah ia berkata kepada elya.

"Elya!... istighfar nak!... jodoh kasadonyo alah diatur jo nan kuaso... ikhlaskan lah miko dari hidupmu!... "

"elya indak akan mengikhlaskan uda miko ayah!... elya sabana cinto ka bakeh uda miko!... elua niok manikah jo uda miko surang!"

keadaan menjadi semakin rumit. tiba-tiba dari kejauhan tampak istri dato' rahman berlari sambil menangis menghampiri kerumunan itu.

PPLAAAKKK!!

Tamparan langsung diberikan kepada elya hingga dirinya terduduk dilantai. Sambil menahan emosi dan menangis, ibunda elya memeluk elya dan menenangkannya.

"Istighfar anakku... Istighfar... rilakan uda miko menikah jo Melissa yo dih... paja miko indak biso menikah dengan duo perempuan sesuai aturan adat... mari pulang dih. " ucap ibunda elya.

"tapi ibundo... elya indak mungkin sanggup bertahan tanpo uda miko... apopun resikonyo elya akan tanggung bundo... " jawab elya sambil memgang pipinya yang merah bekas tamparan.

"Cukuik elya!... jan mambuek malu keluarga labiah jauah lagi!... pulanglah basamo ibundo!... jan mangatokan hal-hal nan indak sepatutnyo engkau katokan! " bentak dato' rahman.

Mendengar ucapan dato' rahman yang mulai murka, ibunda elya segera menarik tangan elya untuk pergi dari kantor KUA. jelas dengan sekuat tenaga elya berusaha melawan namun apalah daya tenaganya tidaklah cukup untuk bisa mengalahkan tenaga ibunda yang menariknya.

"tunggu!...biarkan ambo manikah juo jo elya!... apopun resikonyo biar ambo tangguangkan!... " teriak miko.

Sontak semua orang kini beralih menatap miko tak terkecuali dato' anwar. miko pun lalu melanjutkan perkataannya.

"dato' anwar jo dato' rahman... izinkan ambo untuak maminang kaduo anak gadih kalian secaro basamo... tolong panuhi permintaan egois ambo nan sakali ko... bialah ambo tangguang aturan adat desa kito... "

setelah miko berkata seperti itu seisi ruangan menjadi hening beberapa saat. kemudian dato' rahman mendekati miko dengan rasa bersalah.

"tapi nak miko... aturan adat melarang untuak maminang duo parampuan sakaligus dek karano biso mamacah kaum adat... paliang indak hukumannyo adolah di sisiahkan dari desa salamo-lamonyo. " ucap dato' rahman.

"benar apo nan dikatokan oleh uda rahman nak miko... dato' rahman indak ingin malakukan kasalahan pado nak miko untuak kaduo kalinyo..." tambah dato' anwar.

"indak apo dato'... meski disisiahkan dari tanah kelahiran, miko bersedia manangguang dosonyo...mako dari itu izinkan ambo maminang duo putri para dato' sekaligus..." ucap miko sembari tersenyum.

Dato' rahman dan dato' anwar tidak dapat lagi berkata akan keputusan dan tekad bulat miko. mereka berdua pun bersama-sama memberikan restu kepada miko untuk menikah dengan putri mereka. sedangkan paman Maurice hanya bisa tersenyum mengingat kejadian ini benar-benar mirip seperti almarhum ayah miko dahulu.

Hanya amak yang dalam hatinya tidak bisa menerima hal itu. ia mengepalkan jari dan menggertakkan giginya mendengar kalau miko menikah bersama dua perempuan sekaligus maka hukuman yang akan diterima oleh miko adalah harus dibuang kembali ke perantauan untuk selama-lamanya.

Ibu rani teringat kejadian sangat mirip persis saat dimana dirinya dulu akan menikah dengan rangga. hal itulah yang membuat rangga terusir dari desa dan pergi ke kuala lumpur Malaysia. hanya dirinya yang bersikeras untuk tinggal di desa dan hal itu membuat merek terpisah jauh selama 12 tahun. rangga kembali diterima oleh desa ketika miko telah menginjak usia delapan tahun.

Kenangan berkumpul bersama di desa terasa sangat singkat hingga kejadian naas menimpa rangga hingga membuatnya meninggal. dato' anwar dan dato' rahman juga mengetahui kejadian itu. dan semenjak rangga wafat, ibu miko bertahan hidup dan membesarkan miko seorang diri. ibu Rani sempat menghindari Maurice selaku adik rangga karena dirinya tidak ingin mengenang kisah pahit itu.

"baiklah jikok baitu keputusan nan paja miko ambil. dato' marestui paja miko untuak maminang melissa... " ucap dato' anwar memberi restu.

"baitu pulo jo dato'... dato' ma agiah restu jo nak miko untuak maminang elya... " tambah dato' rahman.

Keduanya sepakat dan tersenyum satu sama lain memberikan restu kepada miko untuk meminang putrinya. elyapun segera dibawa ke ruangan tunggu di kantor KUA bersama Melissa. ibu Melissa dengan sigap merias wajah elya dengan make up yang sama seperti Melissa gunakan.

Acara pun dimulai kembali dari awal dan miko pun menambah uang mahar menjadi 50 juta dengan tujuan membagi dua secara sama rata. kini tempat duduk berganti posisi dengan ustadz farhan ditengah sedangkan dato' anwar dan dato' rahman berada di sampingnya.

"Bismillahirrahmanirrahim... ambo nikahkan saudara miko dengan Melissa sikumbang bin anwar tanah data jo elya chaniago bin rahman koto dengan mahar 50 juta dibagi rato duo puluah limo dibayar tunai!... "

"ambo tarimo nikahnyo Melissa sikumbang bin anwar tanah data jo elya chaniago bin rahman koto dengan mahar tersebut!... "

"ba'a kasadonyo paro saksi!? " ucap ustadz farhan.

Semua orang yang menghadiri acara serentak dan kompak mengatakan satu kalimat yaitu

"SAH!!! "

"alhamdulillahi rabbil 'alamin... "

ketika mendengar hal itu ustadz farhan pun melanjutkan acara penutup dengan berdo'a untuk rumah tangga baru miko sekarang. setelah berdo'a kedua perempuan itu keluar dari ruang tunggu dengan menggunakan gaun cantik khas pernikahan adat minang.

baik Melissa maupun elya kini keduanya telah resmi menjadi istri dari miko. ketiga belah pihak menangis terharu melihat adegan itu. kedua istri sah miko bergantian mencium tangan miko dan duduk disampingnya. semua tampak bahagia akan pernikahan itu terkecuali amak.

amak hanya bisa memendam emosinya terhadap elya karena dialah miko akan disisihkan dari desa ini untuk kedua kalinya. ia tak menyangka kalau anaknya miko menempuh jalur yang sama seperti ayahnya dahulu. untuk kesekian kalinya amak akan kehilangan orang yang benar-benar dicintainya.

Setelah acara pernikahan selesai, semua orang pun kembali pulang dan miko pulang kerumah dato' anwar karena telah resmi menjadi suami dari Melissa dan juga elya harus menginap di kediaman dato' anwar karena besok akan diadakan duduk bersanding di pelaminan yang sudah disiapkan oleh keluarga Melissa. keluarga dato' rahman berjanji akan membagi dua masalah pembayaran dekorasi maupun suguhan pangan acara pelaminan tersebut.

buku nikah mereka pun akan dibuat ulang dan diselesaikan beberapa hari lagi. mereka juga harus mempersiapkan diri untuk duduk bersama di kursi pelaminan besok pagi. entah bagaimana reaksi dari para tamu undangan yang akan menghadiri pesta pernikahan ini. miko berharap semuanya berjalan dengan normal tanpa kendala apapun.

sore itu dikediaman dato' anwar, terlihat di dalam kamar melissa dan elya saling bertatap tajam sedangkan miko tertidur pulas karena kelelahan.

"aku tidak menyangka kamu akan melakukan hal memalukan seperti ini elya! " bentak melissa.

"mel... bagaimanapun, elya indak biso mengikhlaskan kepergian uda miko dari hidup ambo. bukankah indak ado salahnyo uda miko maminang kito baduo? " jawab elya.

"memang tidak ada yang salah! tapi gara-gara abang miko menikahi kita berdua miko harus terusi dari desa untuk kedua kalinya! apa kau tidak kasihan terhadap amak? "

"tapi melissa... seandainya kamu berada di posisi ambo sekarang, pasti akan berbuek semacam iko juo..."

"apa kamu tega melihat amak abang akan bersedih karena kehilangan anak semata wayangnya?! "

***