NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelah, Letih, Lesu, Love you

Pada keesokan paginya, Romi datang ke kantor dengan hati ruang gembira. Bahkan dari rumah ia sudah bersenandung ria, bergoyang diiringi alunan lagu yang ia dendangkan sendiri. Hatinya tengah berbunga bunga, biasanya Romi datang ke kantor selalu dalam keadaan tak bersemangat. Bahkan kada terlihat seperti orang yang baru selesai kerja rodi, meskipun hari masih pagi. 

Setiap orang yang bertemu dengannya ia sapa dengan ramah, bahkan para pengunjung yang hendak membuat berkas penting tak luput ia sapa. Anak kecil yang dibawa orang tuanya, ia beri coklat dengan senyuman yang melengkung manis. Rekan kerjanya yang bertugas di bagian depan juga merasa terheran heran karna tingkah romi yang tak biasa. 

Dimas dan Deri yang baru sampai melihat Romi begitu ramahnya dengan orang orang, merasa keheranan. Sampai mereka berdua geleng geleng kepala melihat tingkah Romi itu. 

"Dia kenapa sebahagia itu pagi ini, biasanya mukanya setiap pagi kayak orang nggak mandi" Kata Deri yang mengomentari Romi. 

"Kayaknya dia salah minum obat" Jawab Dimas menanggapi. 

"Wah konslet kayaknya dia" Kembali Deri menanggapi. 

Saat tiba di depan ruangan Hanifah, Romi mengetuk pintu ruangan Hanifah itu. Belum juga Romi mengetuk pintu ruangan Hanifah, Romi sudah ditarik oleh Dimas dan Deri. 

"He.eh ini apa apaan kalian, lepasin aku" Kata Romi yang berontak meminta dilepaskan. 

Romi ditarik oleh Deri dan Dimas dibawa masuk kedalam ruangannya, setelah itu didudukan pada kursinya. Setelah Romi jatuh terduduk di kursinya, Dimas mengangkat tangannya dan menempelkan nya pada dahi Romi. Melakukan gerakan tangan mengecek suhu tubuh Romi, kemudian Romi menepis nya karna merasa tak nyaman dengan apa yang Dimas lakukan padanya. 

"Apaan sih, minggir" Kata Romi menepis tangan Dimas. 

"Eeiittss, jangan pergi dulu. Jelaskan sama kita pak Romi kenapa ketawa ketawa sendiri?" Kata Deri menahan Romi yang hendak bangkit dari kursinya. 

"Siapa yang ketawa ketawa sendiri, salah liat mungkin kamu" Kolah Romi pada Deri. 

"Eh eh eh, siapa yang bilang kalau kita salah liat? Kita liat dengan jelas dengan mata kepala kita. Nggak biasa biasanya kamu berangkat kantor sambil cengar cengir, kayak orang lagi iklan pasta gigi" Kata Dimas yang juga menodong jawaban pada Romi. 

"Ih dasar bapak bapak kepo, bukan urusan kalian. Sirik aja liat orang bahagia" Kata Romi yang kini nekat hendak bangkit dari Duduknya.

"E eeiittss, jelasin dulu. Apa jangan jangan kamu diterima sama Hanifah?" TanyaDimas menerka nerka. 

"Kalok iya mau apa?" Tanya Romi dengan songongnya. 

"Serius pak rom? Beneran udah diterima?" Tanya Deri terkaget dengan ekspresi membelalak. 

Romi hanya menyunggingkan senyum jumawanya seraya menarik turunkan alisnya, serta tangannya yang melipat didepan dada. 

"Hah? Seriosa?" Kata Dimas yang menangkup pipinya sendiri berekspresi terkejut. 

"Serius pak" Ralat Deri. 

"Ya itu maksudnya" Jawab Dimas. 

"Iya emang kenapa sih, kok kayak nggak percaya gitu" Kata Romi yang tampak heran melihat Dimas seperti tidak percaya. 

"Ya jelas nggak percaya lah, secara kamu sama Hanifah udah kayak kucing sama anjing. Nggak pernah ada akurnya, dan kemarin kamu minta tolong sama kita buat bantuin nyusun kata kata, karna kamu bilang kalau kamu susah buat ngungkapin perasaanmu ke Hanifah terus sekarang kabarnya kamu diterima sama Hanifah. Kayak nggak masuk logika tiba tiba diterima gitu aja artinya Hanifah juga punya perasaan sama kamu, kayak nggak mukin aja gitu... " Kata Dimas yang kini mulai dengan mode bawelnya, jika saja Romi tak menangkup bibir Dimas. Mungkin saja Dimas sudah nyerocos tak berhenti. 

"Huuuuussssstttt, kamu itu ngomong nggak ada jeda. Emang nggak istri nggak suami sama aja" Kata Romi merutuki Dimas. 

"Dengerin dulu makanya penjelasanku, jadi gini ceritanya. Niat aku ngakak Hanifah buat menjalin hubungan itu bukan sekedar pacaran, tapi niatku mau ajak dia langsung ke jenjang yang serius. Awalnya dia ngulur waktu buat kasih jawaban, tapi pas tadi pagi aku dapat pesan dari dia. Kalau dia mau jadi istriku, aaahhhh, aku sudah nggak jomblo lagi ahahahahah" Kata Romi yang diakhiri tawa kebahagiaan, dan merentangkan tangan lalu berputar dengan kursinya. 

"Kamu langsung lamar dia? Emang kamu benar benar serius mau melepas masa lajang mulai rom?" Tanya Dimas lagi yang masih tak percaya. 

"Udah disunat belum?" Celetuk Deri pada Romi. 

Kemudian Romi melayangkan kakinya menendang Deri. Sementara Dimas terkekeh mendengar sarkas dari Deri. 

"Sembarangan kalok ngomong, ya udah lah. Dari dulu kali" Grutu Romi, sementara Dimas dan Deri hanya tertawa melihat respon Romi. 

"Heemmm, ada apa ini kok pada ketawa, kayaknya bahagia banget" Tegur Hanifah yang tiba tiba ada dibelakang Dimas dan Deri. 

"Eh, ada nyonya Romi. Enggak, nggak papa cuma bercandaan aja" Kata Deri kini menarik Dimas pergi meninggalkan ruangan Romi. 

"Loh mau kemana?" Tanya Hanifah pada mereka berdua. 

"Emm kita lagi banyak kerjaan. Duluan ya" Jawab Dimas masih sambil mengulum senyum. 

Hanifah hanya mengangguk tipis, kemudian ia berbalik dan mendekat pada Romi. Romi mengulas senyum menatap Hanifah, Hanifah juga membalas senyum pada Romi. 

"Hai, Selamat pagi?" Sapa Hanifah. 

"Selamat pagi, cantik" Jawab Romi dan memuji kecantikan Hanifah. 

"Eemm, nanti siang kita makan siang diluar kantor yuk" Ajak Hanifah setelah merasa salah tingkah saat dipuji oleh Romi. 

"Boleh, mau makan dimana?" Tanya Romi. 

"Dimana ya enaknya?" Jawab Hanifah seraya berfikir. 

"Kita liat nanti aja deh" Jawab Hanifah yang tiba tiba bingung mau bicara apa. Tiba tiba ia ngeblank dan kehilangan kata kata. 

"Ya udah, gitu aja. Sampai nanti" Kata Hanifah yang kini hendak pergi meninggalkan ruangan Romi. 

Namun bergegas Romi bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan Hanifah. Menahan Hanifah agar tidak pergi terburu buru, Hanifah kembali berbalik badan menghadap Romi. Tatapan Romi sangat lah dalam melihat Hanifah, degup jantung Hanifah berdetak jauh lebih kencang dari sebelumnya. Perasaan yang tak biasa kini ia rasakan, gugup karna mendapat tatapan lekat dari Romi. 

"Fah, boleh aku dengar langsung jawaban dari kamu?" Tanya Romi meminta jawaban pada Hanifah. 

"Kan aku sudah bilang tadi pagi lewat chat, apa kamu tidak baca?" Kata Hanifah yang sengaja membuat Romi merasa penasaran. 

"Aku membacanya, tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu. Mendengarnya langsung dari lisanmu" Kata Romi kini menggengam kedua tangan Hanifah. 

Hanifah mengulas senyum menatap Romi, sengaja ia buat lama dan memberi rasa penasaran pada Romi. 

"Ayo fah aku ingin dengar langsung darimu" Kata Romi yang tak sabar. 

"Iya sayang, aku Terima lamaran kamu" Jawab Hanifah seraya berbisik di telinga Romi. 

Kemudian Hanifah pergi meninggalkan Romi secara terburu buru, senyumnya tak surut dari bibirnya. Sementara Romi malah terpaku membeku mendengar jawaban Hanifah, ia tak lagi bisa bergerak dan hanya mampu memandang Hanifah yang pergi dan menghilang dari balik pintu. 

Setelah tersadar, Romi malah langsung berjingkrak tak karuan. Sampai ia berguling guling diatas lantai, melakukan gerakan rol depan dan berguling guling bagaikan cacing yang disiram menggunakan abu gosok. Saking bahagianya hati Romi, pinangan nya diterima oleh cinta pertamanya. Setelah itu Romi masih dalam keadaan tersenyum senyum sendiri, ia melanjutkan pekerjaannya. 

"Pak Dimas, gimana perkembangan janin anak pak Dimas? Sudah berapa bulan?" Tanya Deri pada Dimas disela sela pekerjaan mereka. 

"Alhamdulillah, janin dan mamanya sehat. Bulan ini menginjak usia dia bulan der, masih lama ya menuju sembilan bulan. Rasanya nggak sabar bertemu sama si baby" Jawab Dimas seraya tersenyum dan membayangkan betapa lucunya anaknya nanti. 

"Ya masih lama lah pak, baru mau dia bulan. Masih ada tujuh bulan lagi" Jawab Deri seraya menepuk lengan Dimas. 

"Eh sharing dong gimana pengalaman kamu pas punya anak kembar" Tanya Dimas pada Deri. 

Deri pun menceritakan pengalamannya saat pertama kali melihat anak anaknya, keriwehan dan perasaannya saat menemani sang istri melahirkan. Dimas mendengarkannya dengan serius, ia membayangkan apabila nanti anaknya lahir apakah akan seriweh yang dialami Deri. 

"Maka dari itu pak, nanti sebelum anak bapak lahir. Jauh jauh hari packing barang barang perlengkapan lahiran, jadi nggak begitu repot. Siap siap dari jauh jauh hari lah intinya, setelah lihat anak saya lahir kala itu perasaan saya lega, bercampur hari. Melihat kepolosan wajah mereka dan gerakan gerakan kecil mereka membuat hati semakin merasa bahagia" Deri menceritakan seraya tersenyum senyum mengingat semua rentetan kejadian kala itu. 

Hari terus bergulir, mereka semua telah disibukkan dengan pekerjaan mereka. Tak jarang juga ada hal yang nenguras emosi, dan pada saat itu kantor sangat ramai para warga yang berbondong bondong secara bersama sama  membuat kartu Tanda penduduk. Membuat kartu keluarga, dan ada yang meminta untuk legalisir surat surat penting kependudukan. Waktu dan tenaga mereka sangat terkuras pada hari ini, sampai jam pulang tiba rasa lelah itu masih sangat terasa. Dimas menjatuhkan diri terduduk di sofa ruang tamunya, Indah tak ikut duduk bersama Dimas. Melainkan pergi menuju dapur dan nengambilkan segelas air minum untuk Dimas. 

"Minum dulu mas" Indah menyodorkan segelas air untuk Dimas. 

"Terimakasih sayang" Dimas meraih dan menerima segelas air itu dan mengelus perut Indah. 

"Kamu terlihat lelah sekali nampaknya" Kata Indah yang menebak nebak. 

"Iya nih, rasanya capek banget. Banyak banget tadi orang orang buat berkas kependudukan. Sampai antri antri, rasanya lelah, letih, lesuh, love you" Kata Dimas malah menggoda Indah. 

Indah tertawa dan merasa salah tingkah mendapat gombalan dari suaminya. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!