Mengejar Cinta MAS Ojol

Kini Iwan yg mengungkung Riska. Desahaaann desahaaann dikeluarkan oleh Riska. Hingga Riska mencapai klimaks dua kali. Namun Iwan masih sangat perkasa.

Bahkan tubuh Riska sudah diputar kesana kemari. Untuk menikmati permainan Iwan, Riska hanya melenguh dan mendesaaaahh.

" Buset, gw sampe lemes begini. Tapi lanjut Wan, gw suka.." Ucap Riska, kini ia menungging untuk menikmati sensasi tersendiri. Dan Iwan pun memacunya hingga Riska berteriak kesakitan, namun tidak mau udahan. Dan tak lama kemudian, Iwan membalik tubuh Riska. Kini kembali Iwan memacunya kembali, membuat tubuh Riska menjelang tidak karuan dan Iwan pun mencapai klimaksnya.

Hampir setengah jam, keduanya terkapar tak berdaya. Riska tertawa, karena baru kali ini benar benar puas menikmati keperkasaan Iwan cukup lama. Keringat keduanya bercucuran. Membasahi wajah dan tubuh mereka. Iwan kemudian bangkit untuk ronde selanjutnya.

" Stop dulu Wan, shiiitttt !!, gw lemes bener.." Ucap Riska masih tersenyum puas. Sementara Iwan cekikikan, dan Iwan kembali terlentang masih mode on.

" Baru sekali lho Ris.."

" Iya iya, sweeerr deh Wan, elu pakai obat atau apa sih sampai itunya masih on. Katanya tadi udah kepakai sama cewek Lo..!"

" Kaga, dari sononya begini.."

" Gimana cewek Lo ya, tiap hari dapet begituan.." Sahut Riska, karena dari perhitungannya, ceweknya pasti sangat perkasa juga. Karena setelah denger cerita hingga semalaman bahkan kadang sampai pagi.

" Biasa aja tuh, malah dia pingin terus dan terus.." Sahut Iwan sambil cekikikan. Riska hanya geleng geleng kepala. Sebab dirinya baru satu rondenya Iwan sudah sangat kewalahan.

" Bagaimana?, lagi?" ucap Iwan. Dan Riska mengangguk.

" Gw begini aja ya, terlentang. Kalau gw ga kuat. Besok gw ga berangkat.."

" Ya udah.." Sahut Iwan kemudian kembali mengungkung Riska. Di cumbunya kembali Riska perlahan lahan. Mulai dari wajah hingga ke bawah. Dan kini Iwan berada tepat di inti milik Riska. Iwan pun memainkan inti tersebut.

" Geli Wan, tapi enak. gw suka.."

Ucap Riska sambil menaik-turunkan pinggulnya. Karena perlakuan Iwan. Mulutnya menganga, karena intinya di tarik dengan bibir Iwan disana. Membuat Riska kembali bangkit bergairah. Kemudian Iwan pun mengarahkan tongkat miliknya ke inti Riska.

Dengan posisi jongkok, Iwan memompa Riska semakin lama semakin cepat. Membuat Riska melayang layang. Lenguhan pun kenali menggema dalam kamar itu. Desahaaann desahaaann lolos dari bibir mungil Riska. Membuat Iwan semakin mempercepat pacuannya.

Iwan memindahkan kaki Riska ke bahunya, kemudian memacunya kembali. Tubuh Riska menggelinjang tak tentu arah. Berbagai posisi pun sudah Iwan lakukan. Kini Iwan yg terlentang sementara Riska berada diatasnya. Riska menari erotis disana sambil menggoyangkan pinggul naik turun.

Tak lama kemudian, Iwan membimbing pacuan Riska untuk mempercepat, tanpa klimaks keduanya menyerah karena lelah. Dan Riska masih berada diatas memeluk Iwan yg dibawahnya. Nafas keduanya memburu.

" Shiiitttt, Wan. Gw tulang rasanya copot semua " Ucap Riska, sambil membelai wajah Iwan yg tersenyum lebar.

" Ya udah istirahat dulu. Biar menancap begitu " Sahut Iwan. Kemudian melumat bibir Riska, bertukar ludah serta lidahnya bergerilya didalam sana. Decakan decakan pun kembali menggema.

" Bener bener mandi keringat ini Wan.."

" Mau mandi..?" Ucap Iwan sambil membelai kepala Riska yg menempel didada.

" Jam 11 malam ternyata. Entar aja ah, baru menikmati gelitikan tongkat elu Wan. Geli geli gimana gitu.." Sahut Riska, tanpa berpindah sedikitpun.

" Lengket lho.."

" Gendong gw ya Wan. Lu masih kuat kan..?" Sahut Riska. Dan Iwan mengangguk.

Dan benar saja , keduanya menuju kamar mandi di kamar Riska. Dan Iwan menaruh Riska di bathtub, dan mengisi air hangat hingga penuh. Kemudian Iwan pun masuk kesana bersama Riska.

" Ini gila Wan. Bener bener gila. Kalau gw ketagihan bagaimana coba?" ucap Riska duduk didekapan Iwan dalam bathtub.

" Pakai botol sirup..!" Sahut Iwan sambil cekikikan.

Plak.....

" Enak aja, kaga hidup tuh Wan. Enakan elu, sekali kali main kesini ya Wan. Gw kayaknya dah ketagihan.."

Iwan tertawa lepas, sementara tangannya memainkan bukit kembar milik Riska.

" Kalau ada kesempatan. Gw udah punya bokin sendiri lho.."

" Sekali kali mampir lah Wan. Atau gw yg main ke kontrakan elu..?" Sahut Riska.

" Jangan, disono bahaya. Langsung digrebeg. Emang elu mau jadi bini gw..?"celetuk Iwan sambil memainkan inti Riska dalam rendaman air. Riska melenguh menikmati.

" Mau lah, tiap malem begini terus, hehe.."

" Cewek gw kemanain coba.." Sahut Iwan.

" Iya ya. Gw mau kok jadi simpanan elo..essshhhh" Sahut Riska sambi mendesaaaahh.

" Gw ga sanggup kasih biaya hidup elu.." sahut Iwan masih memainkan jemarinya. Bibirnya menjelajah diceruk leher Riska. esshhh.

" Gw ga butuh duit dari elu Wan. Justru elu kalau butuh bilang aja. Gw ada walau engga banyak. Yg penting jangan lupain gw, sering seringlah seperti malam ini. esshhh achhhh "

" Coba hadap sini.." Ucap Iwan, kemudian Riska pun berbalik menghadap Iwan dan duduk dipangkuan Iwan. Riska pun paham, kemudian mengarahkan tongkat bisbolnya untuk masuk ke intinya. Perlahan lahan Riska pun berdansa. Dadanya membusung langsung ditekan oleh Iwan.

Keduanya kembali berpacu di bathtub tersebut, hingga berbagai posisi. Kuda liarnya kembali beraksi. Hingga lama kelamaan Riska benar benar menyerah. Dan Iwan pun mengangkat untuk pindah ke ranjang dalam kamar.

" Buset Wan, bener bener Wan. Gw udah ga kuat. Gw pingin istirahat. Lu nginep kan..?" ucap Riska dan Iwan mengangguk.

" Tapi pagi pagi gw balik ya.." Sahut Iwan dan Riska pun menyetujuinya. Iwan mendekap erat Riska, hingga benar benar tertidur pulas. Hingga mata Iwan pun ikut terpejam.

Pagi harinya, pukul 03:30 Iwan sudah bangun dari tidurnya. Kemudian membelai wajah cantik Riska yg masih terlelap. Dan tak lama kemudian Iwan menyambar bibir Riska yg menantang. Membuat Riska pun ikut terbangun.

" Wan. Belum balik..?"

" Belum, mau salam perpisahan dulu.." Ucap Iwan kemudian mengungkung Riska.

" Wan, gw lelah plisss.." ucap Riska memohon.

" Bukannya engga berangkat elu nanti..?" Ucap Iwan dan Riska mengangguk.

" Sebentar doang, buat pengurasan. Yah.." ucap Iwan sambil mengulum dada Riska yg juga menantang.

" Bentar aja ya.."

" Belum pingsan ini.." Ucap Iwan tersenyum penuh kemenangan. Kemudian mengarahkan tongkat bisbolnya kembali masuk ke sarangnya. Riska benar benar pasrah.

" Shiiitttt, Wan, tega amat lu.."

" Nikmati Ris.."

" hemmm, awas kalau gw ketagihan.."

" Siap melayani.." Sahut Iwan. Kemudian memacunya perlahan lahan. Dan Riska kembali mendesaaaahh menikmati sentuhan sentuhan Iwan. Sesaat Iwan berhenti, untuk merilekskan Riska.

" Lanjut sayang.."

Dan benar saja, Riska sudah tidak tahan dengan sentuhan yg Iwan buat. Hingga Iwan memacunya dengan lebih cepat. Pinggul Riska naik turun akibat pompaan Iwan yg semakin menjadi. Hingga beberapa saat kemudian, keduanya pun mencapai klimaksnya. Nafas Iwan dan Riska saling memburu. Berebut oksigen pagi hari. Riska memeluk erat Iwan, enggan untuk terlepaskan malam ini.

" Kalau pagi gini beda Ris, kalau engga buru buru lebih nikmat. Tapi sayang gw harus pulang.." Ucap Iwan yg kemudian mencabut miliknya dari inti Riska yg sudah benar benar terkapar pagi ini.

" Makasih ya Wan, gw ga masuk kerja hari ini. Lelah, lelah banget. Busyeeet, kalau tiap hari gw ga bisa jalan bener ini lho Wan.." Riska sambil tersenyum puas. sementara Iwan tertawa.

" Katanya mau tiap hari.."

" Ogah.." Sahut Riska, kemudian menutup mukanya dengan telapak tangan.

" Ga jadi mau jadi simpanan..?"

" Ogah, yg penting sesekali elu kesini ya Wan. Bener bener gw ketagihan kalau kaya begini.." Sahut Riska masih menutup mukanya malu.

" Ya udah, gw tinggal dulu yah.." Ucap Iwan, dan Riska mengangguk.

Iwan pun berkemas memakai pakaiannya kembali. Kemudian pergi meninggalkan Riska. Sementara Riska terbaring di kamar, senyum senyum sendiri akibat nikmat yg dialami malam ini.

Shiiitttt......

...****************...