"Bahkan ketika aku kehilangan seluruh kenangan ku, kisah kita akan tetap hidup sayang.."
"Tidak aku hanya ingin kau tetap bersama ku selamanya!". Maitias menggenggam tangan Istrinya dengan erat.
Tangan yang hanya berbalut kulit itu tidak akan bertahan lama sesuai prediksi dokter karena Eve, Istrinya sudah kangker Otak stadium akhir .
Masa-masa terakhir wanita itu yang tidak diketahui oleh Maitias adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya, dia bahkan hampir bertunangan dengan wanita lain saat istrinya bertaruh nyawa untuk calon anak mereka
Eve memilih tidak berobat meski nyawanya akan menjadi taruhan untuk mewujudkan impian suaminya
Akankah wanita itu tetap hidup bersama cinta sejatinya? Atau pergi untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERMOHONAN EVE
Eve menatap lurus ke arah depan tidak seperti yang di katakan oleh Jerome, wanita itu tetap bertekat untuk menemui suaminya walau dia sudah mencari kesegala tempat yang mereka kunjungi namun tetap dia tidak menemukan pria itu.
Sampai dia bertekat untuk mengunjungi Mansion tempat terakhir yang dia harapkan untuk menemui suaminya dia juga sudah membawa secarik kertas di tangannya yang dia bawa dari dokter kandungan.
"Huff aku harap dia bisa mendengarkan aku, aku tahu ini sudah keterlaluan". Ucap Wanita itu dia menatap ke arah luar untuk mengusir kebosanan nya saat berada di dalam taksi
Hingga tatapan yang tidak sengaja tertuju pada sebuah restoran, pria yang dia cari berada di sana duduk di antara beberapa orang . Maitias....
"Pak tolo berhenti di kafe itu!". Eve memutuskan turun dari taxi setelah memastikan pengelihatan nya tidak salah dan benar sana Maitias berada di sana bersama beberapa orang yang dia kena . Keluarga vuinthon kenapa mereka berada di sana, keluarga Maitias juga kenapa mereka tampak bercengkrama dekat.
Eve memutuskan untuk mengambil posisi berjarak dari mereka dia tidak ingin mengganggu obrolan mereka di tengah-tengah keramaian dia mungkin akan membuat keributan
Dan beberapa jam berlalu akhirnya dua keluarga itu selesai Eve sentantiasa menunggu Maitias di sana dia menghampiri pria itu begitu dia keluar dari dalam restoran.
"Maitias!"
"Kau! sudah ku bilang aku tidak ingin bertemu dengan mu!". Maitias menepis tangan wanita itu dengan kasar "Untuk apa kau ke sini huh!"
"Maafkan aku!"
"Maaf? setelah kau mempermainkan perasaan dan pernikahan kita? yang benar saja kau adalah wanita terkejam yang pernah aku lihat!"
"Tapi aku melakukannya dengan alasan kuat?"
Pria itu tersenyum miring tebakan di kepala Maitias hanya menjawab satu hal, ya jiwa sosial yang melekat dalam diri wanita itu
"Seharunya kau tidak menikah dengan ku! menikahlah dengan pekerjaan mu itu!"
"Bu...Bukan itu!". Wanita itu terisak menatap Maitias seakan pria itu tidak memberinya sebuah harapan dan maaf yang dia ingin kan "Ayo pulang Maitias.... aku sangat merindukan mu!"
"Pergilah!". Maitias mulai melangkahkan kakinya menjauh, Eve dengan lengan kecilnya mencoba menahan pria itu tapi apa daya tenaganya bukanlah tandingan untuk pria itu "Aku sedang mengandung Maitias, aku bersumpah setidaknya dengarkan dahulu!".Wanita itu memberi secarik kertas yang dia bawa dia menatap pria itu dengan harap
Maitias membaca surat pernyataan itu dengan seksama Eve benar wanita itu sedang mengandung anak yang dia nantikan selama ini, tapi tatapan tidak juga melunak
Pria itu menatapnya dengan seksama kemarahan nya belum juga hilang, jika saja wanita itu mengatakan keinginannya sejak dulu mungkin dia akan memakluminya tapi tidak dengan sekarang hatinya masih terasaperih hingga tidak ingin melihat wanita itu sedikitpun
Srak!!.
"Huh! kau percaya ini Maitias?". Ellen yang tiba-tiba menarik kertas dari pria itu kini menatap Eve dengan tajam dan dengan senyum angkuhnya "Kalian itu sama-sama sibuk, kenapa dia bisa mengandung?"
"Diam kau Ellen! ini bukan urusan mu!". Teriak Eve dia mencengkram lengan wanita itu lalu menarik kertas itu kembali padanya
"Cih kalian itu sudha tidak bersama beberapa minggu ini! kau pasti berbohong padanya!".
"Aku tidak ingin mendenagr atau melihat mu Eve jangan muucul di hadapan ku lagi!".
Tangan Eve bergetar dia begitu panik saat Maitias sudah berjalan menjauh tanpa menatap kearahnya, Maitias bahkan tidak menoleh padanya sedikitpun
"Menyingkir kau!". Teriak Eve menarik lengan wanita itu hingga Ellen merintih kesakitan meski tubuh wanita itu jauh lebuh tinggi dari Eve tetap saja wanita itu akan kalah dari segi tenaga
"Auch!". Teriak Ellen merasakan rasa sakit di lengannya "Dasar wanita barbar sakit sekali!". Ellen menatap sekitarnya memanggil dua wanita di dalam sana yang tengah asik bercengkrama "Panggilkan Mama dan Tante Silvia!"
"Baik Nona Muda!". Seorang Bodyguard bergegas dan membawa dua wanita itu yang Ellen maksud dan ini adalah masalah besar bagi Eve karena kedua wanita itu tentu tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Ada apa sayang?". Olivia mendekat merangkul putrinya lalu menatap tajam kepada Eve "Kau apakan putri ku!"
"Aku? aku tidak melakukan apapun". Ucap Eve santai dia melirik ke arah Maitias yang kini sudah menghilang dari hadapannya. sialan mereka pasti akan memojokan ku. tatapan Eve menatap sekitarnya, ada beberapa orang di sana dan dia akan menjadi pusat perhatian jika dia tidak segera pergi "Aku akan pergi!".
"Cih kemana kau! setelah kau menyakiti calon menantu ku kau mau pergi begitu saja?"
"Ibu mertua... Aku tidak menyakitinya, apa tubuh kecil ini mampu menyakiti orang sebesar dia"
"Kau!". Maki Ellen merasa jika Eve sedang menghina fisiknya
"Sudahlah aku tidak ingin membahas apapun dengan kalian, aku harus mengejar suami ku!".
"Suami mu!?". Silvia tersenyum miring "Dia bukan suami mu Eve kau hanya pengemis yang berada di dekatnya kau bahkan tidak bisa di sejajarkan dengan putra ku!"
"Kami sudah menikah!". Kesal Eve, beberapa pengawal Ellen menghalangi pergerakannya
"Ya kalian menikah, tapi apakah dia pernah mengakui mu di publik dia pengusaha terkenal Eve, aku tahu betul bagaiamana putra ku dia akan mengakui apa yang menjadi miliknya"
Eve menggeleng dia melepaskan lengannya dari beberap orang di sana "Aku tidak akan pernah mempercayai orang tua yang pernah menelantarkan putranya!"
Silvia terdiam untungnya tidak ada orang asing yang mendegar perkataan Eve, dia menyuruh beberapa pengawal menjauh dari wanita di depannya sebelum Eve melakukan satu hal yang lebih, Eve hanya tersenyum miring itu adalah kelemahan Silvia dia tidak ingin di pandang sebagai orang tua yang jahat di tengah kejayaannya sekarang
"Tante kenapa melepaskannya?!". Tanya Ellen kesal
"Biar saja, lagi pula dia tidak akan bisa mengejar Maitias, lebih baik kita menghabiskan waktu bebrbelanja aku punya butik langganan". Sialan mulutnya sangat pedas, wibawa ku bisa saja hancur karena ulahnya.
*****
Seperti seorang yang gila Eve menyusri jalan untuk menemukan Maitias, walau kakinya sudah lemah dia tidak berhenti sampai di sebuah taman dia tersneyum menatap seorang pria yang duduk sendiri di taman
"Maitias...". Panggil wanita itu menghampiri suaminya,Maitias menatapnya tajam "Mari kita pulang ku mohon!".
"Kau tidak mendengarkan ku! menatap wajah mu membuat ku kesal!"
"Aku mohon terakhir ini saja, aku benar-benar akan memperhatikan keluarga kita"
"Kapan? kau sudah berjanji itu berulang kali, aku muak Eve pergilah"
"Maitias"
:Aku benar-benar tidak ingin melihat wajah mu saat ini, pergilah sebelum aku melakukan hal buruk pada mu!". Maitias mendorong bahu wanita itu sebagai tanda peringatan dan tatapannya yang belum berubah
"Kau tidak mempercayai ku?"
"Dulu Iya, tapi kau sudah banyak berbohong aku tidak punya alasan lagi untuk percaya"