Dia Yang Ternoda

Tanpa terasa hampir sudah satu bulan Esther tak lagi terlihat di rumah keluarga Setiawan.

Darius telah mewujudkan kata katanya dengan menikahi Esther meski hanya secara siri sejak satu minggu yang lalu.

Pria itu bahkan tak membiarkan Esther lepas dari jangkauannya sama sekali.

Hingga saat kerja pun ia turut membawa Esther bersamanya.

tujuannya kini satu....

Cepat cepat membuat wanita itu untuk bisa segera mengandung anaknya.

Dan ketika Esther sibuk dengan kegiatan sosialnya, maka tanpa merasa malu dan canggung...pria itu pun turut ikut serta.

Ia tak bisa menikahi Estheer secara hukum negara karena surat perceraian Esther bersama Rexy belum keluar.

Rencananya, setelah surat perceraian Rexy dan Esther keluar,

Ia akan segera mendaftarkan pernikahan mereka dan setelahnya, ia akan membawa Esther menyusul kedua orang tua Esther yang kini tengah berada di China.

Darius menikahi wanita itu meski dengan cara paksa.

Kedua orang tua Rexy tak tahu apapun tentang perceraian anak dan menantunya itu karena mereka yang saat ini tengah berada di Luar Negri.

Sementara Ryu yang lebih sering pulang ke apartemennya setelah seharian berkutat di rumah sakit ketimbang pulang ke rumahnya juga tak tahu sama sekali tentang kabar perceraian antara sang kakak dan kakak iparnya itu.

Hari jumat, tanggal 22 April, tepat 41 tahun yang lalu rumah sakit ABDI di bangun.

Dan hari ini adalah hari ulang tahun ke 41 tahun rumah sakit ini.

Rumah sakit mewah berlantai tiga dengan bangunan gedung yang teramat luas.,

di lihat dari luar nampak biasa biasa saja, tak ada kegiatan yang signifikan di sana selain kegiatan keluar masuk pasien dan keluarga pasien mungkin.

Hanya deretan deretan mobil mewah tak sepertinya berjajar rapi di parkiran khusus tamu dan para petinggi rumah sakit.

Acara ulang tahun rumah sakit di adakan di ballroom rumah sakit yang memang sengaja di bangun untuk kegiatan kegiatan di luar pelayanan.

Pukul tujuh malam, sebuah mobil pajero sport nampak memasuki parkiran basemant itu.

Seorang pria tampan dengan seragam militer dengan logo angkatan Laut nampak turun dari sana dan di ikuti oleh dua orang pasangan paruh baya di belakangnya juga seorang wanita cantik dengan rambut panjang sebahu yang di model crully tergerai.

High hels warna putih semakin menambah nilai plus kecantikannya.

" Fakry..jangan terlalu cepat jalan kamu, kau bisa membuat Marissa tergelincir nanti " kata wanita baya itu memanggil pria berbadan tegap dengan seragam militer itu.

Hampir lima menit perjalannan keempat orang itu akhirnya memasuki pintu ballroom itu.

Kesan mewah segera mereka temui di sana.

Deretan meja memajang di sisi kiri ruangan itu dengan berbagai macam makanaan berat dan makanan ringan tersaji lengkap di sana.

Juga berbagai jenis minuman dan juga buah buahan tak ketinggalan turut tersaji di sana.

Lampu lampu hias di bagian atas ruangan itu semakin menambah kesan mewah acara itu.

Keempat orang itu terus melangkah dan berhenti ketika dua orang pasangan suami istri berdiri di hadapan mereka.

" pak Rosyid, nyonya Rosyid selamat datang.

Terimakasih karena telah mau menyempatkan diri untuk menghadiri pesta sederhana kami ini " kedua orang itu yang tak lain adalah pak Hengky dan bu Inggrid menyapa keempat orang itu.

" terimakasih karena masih mengingat kami, perkenalkan dia putra bungsu kami Fakry dan calon menantu kami, dokter Marissa Pricilia Rahardian " pak Rosyid memperkenalkan anak dan calon menantunya kepada kedua orang di hadapannya itu.

" ya Tuhan...anda sangat pintar memilih seorang menantu pak Rosyid.

Saya dengar putra bungsu anda juga seorang tenaga medis di kemiliteran " bu Inggrid yang bersuara.

" iya ibu, ibu benar....dia Fakry " jawab Bu Novi sembari menepuk pundak sang putra.

Fakry mengangukkan kepalanya sembari terseyum.

" salam kenal nyonya..." Fakry kembali menyapa dua orang penting di hadapannya itu.

Pak Hengky turut menepuk pundak kokoh pria itu.

" putra kedua kami juga seorang dokter, semoga kita bisa saling mengenal.

Sayangnya dia belum juga nampak hadir.

Dasar anak nakal itu, dia adalah direktur rumah sakit ini, tapi dia juga malah datang terlambat.

Menyebalkan bukan " ucap pak Hengky di sambut tawa berderai mereka.

Tak lama, seorang pria tampan dengan stelan jaz formalnya warna biru navy yang di padukan dengan kemeja warna toska muda nampak melangkah dengan gagah ke arah meraka.

" selamat malam papi..." sapa pria itu.

Pak Hengky dan bu Inggrid menatap pria itu dengan kening berkerut.

" di mana istrimu Rexy ?! " tanya bu Inggrid karena tak melihat Esther datang bersama sang putra sulung.

" dia akan segera menyusul momy " jawab Rexy, ia sadar kedua orang tuanya tak tahu apa apa tentang perceraiannya.

Karena momy dan papinya baru datang sore tadi dan langsung ke acara ini.

Pak Hengky dan bu Inggrid hanya menganggukkan kepalanya.

" kenalkan dia putra pertama kami, Rexy Mahardika Setiawan " pak Hengky memperkenalkan sang putra kepada orang orang di sekitarnya itu.

Kening Rexy berkerut sempurna ketika netranya mengenali seseorang di hadapannya.

dia adalah pria yang ia lihat bersama Rhain sepuluh tahun yang lalu.

Dan....

Mata Rexy berkilat penuh amarah ketika ia menatap seseorang yang nampak berdiri tak tenang di sisi pria itu.

" Marissa....beraninya kau muncul di hadapanku lagi " desis Rexy di dalam hati dengan matanya menatap tajam penuh kebencian pada sosok wanita itu.

Flass on

Hari itu, Rexy yang tak kunjung melihat Rhain datang kesekolah menjadi semakin gila ketika tanpa sengaja ia mendengar pengakuan Marissa pada teman temanya yang telah berhasil menjauhkan dirinya dari Rhain.

Rexy berdiri tegak dengan tatapan nyalang ke arah gadis berseragam putih abu abu dengan rok panjang selutut di depannya.

" Marissa....." suara Rexy teedengar bergemerutuk.

" Kak...Rexy..kakak di sini ? 'jawab Marissa yang salah tingkah karena tiba tiba melihat Rexy berdiri di belakangnya.

" busuknya hatimu Marissa....teganya kau berbohong seperti itu tentang Rhain kepadaku, bukankah kau juga adalah temannya " sentak Rexy membuat tubuh Marissa gemetar ketakutan.

Pasalnya, wajah Rexy saat ini sangat membuatnya ngeri.

Gadis itu mundur beberapa langkah kebelakang ketika Rexy melangkah maju kepadanya.

" jadi selama ini Rhain tak pernah mengatakan apapun tentangku padamu ?!

Dia juga tidak pernah membanding bandingkan aku dengan orang lain begitu "

" kak...maaf, a...aku...." Marissa tergagap ketika Rexy telah berdiri tepat di hadapannya.

gadis itu meringis ketika tangan kekar Rexy meremas kasar dagunya.

" lepaskan tanganmu kak...kau menyakitiku, kau terlalu memuja Rhain. Dia tak seistimewa yang kau bayangkan.

Dia sama saja sepertiku...bahkan aku jauh lebih baik darinya.

Aku melakukan ini karena aku mencintaimu kak....aku yang lebih dulu mengenalmu tapi kenapa kau justru lebih memperhatikan dia ketimbang aku " Marissa melampiaskan kekesalannya pada Rexy.

Rexy menggelengkan kepalanya.

Bodohnua ia yang mempercayai Marissa begitu saja.

" tutup mulutmu Marissa....Rhain tak seperti yang kau katakan.

Dia pun masih suci...." kata kata Rexy terputus.

" suci apa maksud kakak ?! "

" tidak ada, tapi satu yang pasti...berhenti menjelek jelekannya Marissa atau jika tidak, kau akan menyesal karena telah mengenalku " kata Rexy mengalihkan pembicaraan.

" dia tidak menyukaimu kak....percaya padaku, dia menyukai orang lain " kata marissa lagi.

Rexy menoleh lagi dengan tatapan dingin kepada gadis itu.

" setelah ini..dia pasti hanya akan menyukaiku " jawab Rexy dengan penuh percaya diri.

" dan kau...jangan pernah lagi berani muncul di hadapanku, atau aku akan benar benar membuat perhitungan denganmu "

Flass off

Gadis cantik dengan rambut panjang di crully itu sedikit menggeser tubuhnya ke belakang pria yang membuat hati Rexy juga kembali tersulut amarah.

Sepertinya...Rexy memang bermasalah dengan emosinya.