NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Perjuangan

Antara Cinta Dan Perjuangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raira Megumi

Ahmad Hanafi, seorang laki-laki cerdas dan tangguh yang ikut serta dalam perjuangan memerdekaan bangsa Indonesia dari jajahan negeri asing yang telah menjajah bangsanya lebih dari 300 tahun.
Saat mengabdikan seluruh jiwa dan raganya demi bangsa yang dicintainya, ia dibenturkan pada cinta yang lain. Cinta lain yang ia miliki untuk seorang gadis cantik yang sulit ia gapai.
Rosanne Wilemina Van Dijk adalah nama gadis yang telah memporak-porandakan keyakinan Ahmad Hanafi akan cintanya pada bangsa dan negaranya.
Cintanya pada dua hal yang berbeda memberikan kebimbangan luar biasa pada diri seorang Hanafi.
Pada akhirnya, cinta siapa yang akan dipilih Hanafi? Cintanya pada bangsa Indonesia? atau pada Rosanne? atau ada wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Cemburu

Entah kenapa ada berbagai macam perasaan berkecamuk dalam dada Hanafi. Ada rasa sakit dan marah yang saling berebut meminta perhatian detak jantungnya. Tidak ingin melihat kebersamaan Rosanne dan laki-laki lain, membuat Hanafi ingin segera meninggalkan tempat itu. Baru saja ia membalikkan tubuh, tiba-tiba ia berubah pikiran. Ia merasa seperti pecundang jika ia menghindar. Toh, di kemudian hari Rosanne akan kembali berkunjung ke rumahnya. Ia harus memastikan siapa laki-laki yang sedang bersamanya. Setelah memastikan status laki-laki itu, ia akan menata ulang hatinya.

“Selamat sore, Nona Rosanne!” sapa Hanafi berusaha ramah.

“Oh, selamat sore, Hanafi!” balas Rosanne riang.

“Selamat sore, Tuan…”

“Saya Marco Van Basten.” Laki-laki itu langsung memperkenalkan dirinya. “Saya adalah sahabat Anne,” ucapnya sambil menyebut nama panggilan Rosanne seakan ingin memberitahu Hanafi mengenai kedekatannya dengan Rosanne.

“Saya Hanafi. Nona Rosanne mengajar anak-anak belajar dan menulis di tempat saya.” Hanafi pun tidak mau kalah menyatakan bahwa ia pun memiliki kedekatan dengan Rosanne.

Mendengar sesuatu yang tidak ia inginkan, Marco kembali fokus pada Rosanne. Hanafi melihat pandangan Marco pada Rosanne yang terlihat mendamba.

“Nona Rosanne, saya mendengar kabar Anda sakit.”

“Ah ya, maafkan karena saya tidak memberi kabar pada Anda. Bagaimana dengan anak-anak? Apakah mereka menanyakan saya?” jawab Rosanne formal.

“Ya, mereka bertanya hampir setiap hari. Saya tidak menjawab pertanyaan mereka karena saya sendiri pun tidak mendapatkan kabar yang pasti mengenai kondisi Anda.”

Hanafi merasa jika sikap Rosanne berubah padanya. Apakah karena ada laki-laki bernama Marco di sampingnya. Rosanne berkata dengan nada datar tidak seperti biasa saat berbicara padanya.

Setelah mendengar jawaban Hanafi, Rosanne kembali berbicara dengan Marco dan membiarkan Hanafi berdiri di sana tanpa dilibatkan dalam percakapan.

“Saya permisi Nona Rosanne, Tuan Marco. Selamat sore!” tanpa menunggu jawaban Rosanne dan Marco, Hanafi langsung berlalu membawa perasaan yang berkecamuk. Ia merutuki dirinya yang bodoh. Bodoh karena terhanyut sikap Rosanne yang berbeda terhadapnya. Bodoh karena membiarkan hatinya berharap mendapatkan cinta Rosanne.

Pada detik itu juga, Hanafi memutuskan untuk membunuh perasaannya terhadap Rosanne. Ia tidak akan lagi terganggu oleh perasaan-perasaan tidak berguna yang selama tiga minggu mengganggu dan menghantui dirinya.

Rosanne melihat Hanafi yang berlalu dengan sudut matanya. Ia tidak berani bersikap seperti yang biasa ia perlihatkan kepada Hanafi karena Marco. Marco adalah teman kakak laki-lakinya. Walaupun Edward tidak mengatakan apapun padanya mengenai Marco, tetapi ia merasa sikap Marco berbeda terhadapnya. Rosanne bisa merasakan Marco tertarik padanya, tetapi sayang Rosanne tidak akan pernah bisa membalas perasaan Marco karena hatinya sudah ia berikan pada Hanafi.

Rosanne merasa bersalah saat melihat raut kecewa wajah Hanafi. Terakhir mereka bertemu, Rosanne bisa merasakan sikap Hanafi yang berbeda padanya. Hanafi berubah menjadi lebih ramah dan perhatian. Ia juga sesekali menangkap basah Hanafi yang mencuri-curi pandang kepadanya.

Rosanne bertekad untuk menemui Hanafi esok hari dan menjelaskan semuanya termasuk hubungan antara Marco dan dirinya. Ia berharap Hanafi tidak marah padanya, tetapi melihat raut wajah Hanafi saat tadi bertemu, Rosanne tidak yakin jika Hanafi tidak akan marah padanya.

Keesokan harinya, Hanafi melakukan kegiatan seperti biasanya. Pagi-pagi buta ia sudah pergi ke ladang untuk memantau tanamannya. Tadinya, tanah tempat ia bercocok tanam bukanlah tanah miliknya sendiri. Ia menyewa tanah tersebut kepada pemerintah Hindia Belanda. Namun, dengan koneksi yang dimiliki oleh ibunya, ia berhasilkan mendapatkan sepetak tanah tersebut dengan harga yang tidak murah.

Kebebasan untuk memiliki tanah di tanah air sendiri adalah sesuatu yang sedang diperjuangkan oleh Hanafi dan rekan-rekan seperjuangan. Mereka tidak terima sebagai pribumi tetapi tidak berhak atas tanah mereka sendiri. Kalangan pribumi biasa tidak memiliki hak untuk memiliki tanah. Beruntung ibu Hanafi berasal dari keturunan bangsawan sehingga ia mendapatkan hak yang lebih dibandingkan pribumi yang lainnya. Hanafi bermimpi-dan juga mimpi pemuda lainnya agar semua pribumi memiliki hak dan kebebasan yang sama.

Setelah pulang dari ladang, Hanafi kemudian membersihkan kandang ternak miliknya. Dengan semangat ia membersihkan kandang hingga ia tidak memiliki waktu dan energi untuk memikirkan Rosanne. Semalam pun ia pulang sangat larut demi membahas organisasi bentukan para pemuda pejuang.

Setelah selesai membersihkan kandang ternak, ia membersihkan diri dan bersiap untuk mengajar anak-anak mengaji. Saat kegiatan mengaji berlangsung, salah seorang murid perempuan bertanya mengenai keadaan Rosanne.

“Nona Rosanne sudah sehat kembali tetapi ia tidak akan mengajari kalian lagi. Sebentar lagi Nona Rosanne akan menikah dan tidak memiliki waktu untuk mengajar kembali.”

“Siapa yang mengatakan kalau aku tidak akan mengajar lagi?” terdengar suara Rosanne yang langsung disambut oleh anak-anak didiknya.

“Nona Rosanne, apakah Anda sudah benar-benar sehat?”

“Seperti yang kamu lihat. Nona Rosanne kalian sudah sehat dan sangat bersemangat untuk belajar bersama kalian!” seru Rosanne.

“Nona Rosanne, Pak Ustadz mengatakan Anda akan segera menikah. Benarkah?”

“Tidak!” jawab Rosanne tegas.

“Tapi Pak Ustadz mengatakan…”

“Pak Ustadz mendapatkan kabar yang salah.”

“Benarkah, Nona Rosanne?”

Rosanne mengangguk.

Anak-anak bersorak-sorai mendengar kabar bahwa Rosanne tidak akan menikah dan akan terus mengajari mereka.

“Darimana Anda mendapatkan kabar itu, Tuan Hanafi?” tanya Rosanne dengan mata mengerling.

“Eh?” Hanafi gelagapan mendapat tatapan menggoda dari Rosanne.

“Aku dan Marco hanya teman,” ucap Rosanne menjelaskan.

“Aku tidak memintamu untuk menjelaskan hubungan antara kau dan laki-laki bernama Marco itu.”

“Aku hanya ingin menjelaskannya kepadamu agar wajahmu tidak masam seperti itu,” kekeh Rosanne merasa geli.

“Apa maksudmu mengatakan wajahku masam?” sela Hanafi sedikit kesal.

“Kamu marah karena aku bersama dengan Marco sore itu, huh?”

“Tidak!” jawab Hanafi cepat.

“Aah, kau masih marah?”

“Tidak! Aku tidak marah!”

“Kalau tidak marah, kenapa nada suaramu meninggi?”

“Sudah kukatakan kalau aku tidak marah.”

“Mulutmu mengatakan tidak marah tapi wajah serammu mengatakan yang sebaliknya.”

“Wajahku tidak bisa berkata-kata. Kenapa kamu bilang kalau wajahku mengatakan sebaliknya. Kalau bicara jangan berbelat-belit. Aku tidak paham.”

“Kamu suka padaku, Hanafi?” terka Rosanne berani. Sebenarnya ia sangat malu saat mengatakan hal tersebut, tetapi ia harus melakukannya agar Hanafi mengatakan apa yang sebenarnya ia sembunyikan.

“Apa?”

“Kamu suka padaku?”

“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Hanafi menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

“Aku hanya ingin mengetahui isi di dalam hatimu ini,” tunjuk Rosanne tepat ke dada kiri Hanafi.

“Apa yang ada dalam pikiranmu mustahil terjadi,” ucap Hanafi mencoba jujur pada dirinya sendiri dan juga Rosanne. Walaupun ia jatuh hati pada Rosanne tetapi ia menyadari bahwa tidak mungkin cinta mereka bersatu ditengah perbedaan yang sangat jauh. Ada jurang menganga lebar diantara mereka dan Hanafi sangat menyadari kenyataannya.

“Kenapa kamu memiliki pemikiran seperti itu? Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Semuanya bisa saja terjadi.”

“Ada, dan hal yang mustahil itu adalah aku dan kamu. Sebelum kita saling menyakiti satu sama lain, sebaiknya kita lupakan apa yang mungkin pernah ada dalam hati kita masing-masing. Kamu lupakan apa yang kamu rasakan tentangku dan aku pun akan melupakan apapun yang pernah kurasakan.

“Apakah kamu menyukaiku?” tanya Rosanne sekali lagi. Ia ingin mempertegas jawaban yang diberikan Hanafi. Ia yakin Hanafi menyukainya tetapi ia ingin mendengarnya langsung dari mulut Hanafi sendiri bukan berdasarkan kesimpulan yang dibuatnya.

“Tidak penting apakah aku menyukaimu atau pun tidak. Aku …”

“Bagiku sangat penting,” potong Rosanne.

“Sudahlah, Nona Rosanne. Lupakanlah semuanya. Jika kamu masih ingin mengajar di tempatku, aku akan senang hati mempersilahkan. Tapi…”

“Tapi aku ingin mengetahui perasaanmu terhadapku. Mungkin aku berbeda dengan perempuan-perempuan yang pernah kamu temui atau kenal. Aku tidak segan untuk memastikan perasaan dari laki-laki yang aku sukai.”

“Sudahlah, Nona Rosanne. Anak-anak menunggumu.” Hanafi mencoba untuk menghentikan pembicaraan antara dirinya dan Rosanne yang mungkin tidak akan pernah menemui titik temu.

“Baiklah. Aku akan mengajar mereka terlebih dahulu, tetapi aku harap kamu tidak lari dari topik pembicaraan kita, Tuan Hanafi. Aku ingin kamu berjanji untuk tidak lari. Janji?”

“Aku tidak akan pernah bisa memberikan janjiku kepadamu, Nona Rosanne.”

“Aku hanya memintamu untuk tidak lari, Tuan Hanafi. Kamu mau menungguku?”

“Baiklah. Aku tidak akan pergi kemana-mana. Setelah kamu selesai mengajar, kita akan bicara.”

“Terima kasih, minj lief.”

**********

to be continued...

1
Nurgusnawati Nunung
Hanafi mulai berubah, jd luluh
Nurgusnawati Nunung
Hanafi orang yang tegas..
Nurgusnawati Nunung
hadir...
Anna Kusbandiana
lanjut ya, thor...👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!