Dewa Setan Perbatasan Utara

“BUBAR!”

DUAAAAARRRR!

Pekarangan itu meledak oleh benturan energi spiritual.

Gerombolan itu terpencar kecuali Yang Zhongyu.

“Pangeran Ketujuh!” Yang Zhongyu tersenyum masam, “Apa maksudnya?”

“Dia orangku,” jawab Pangeran Ketujuh tanpa ekspresi.

Yang Zhongyu mengetatkan rahangnya dan tertunduk. Ia menyapu sekeliling dengan ekor matanya. Gerombolannya terkapar di sana-sini. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Kemudian menurunkan kakinya dari kepala Huan Wenzhao.

Pangeran Ketujuh berjalan melewati Yang Zhongyu, kemudian membungkuk menghampiri Huan Wenzhao yang masih tengkurap di rerumputan.

Huan Wenzhao mengangkat wajahnya untuk melihat penolongnya. Lalu mengerjap dan memicingkan matanya. Ternyata dia Pangeran Ketujuh! Katanya dalam hati.

“Kau tak apa-apa?” Tanya pangeran ketujuh sambil mengulurkan tangannya menawarkan bantuan.

Huan Wenzhao mendesah dan menarik duduk tubuhnya sambil meringis. “Untuk sementara tak akan mati,” katanya sambil menerima uluran tangan pangeran ketujuh.

Pangeran ketujuh membantunya berdiri dan memapahnya hingga ke luar gerbang.

Pelajar wanita paling cantik di kelas mereka memandangi punggung kedua pria itu dengan tatapan keruh. Kemudian mengerling ke arah Yang Zhongyu dengan raut wajah kecewa.

“Yang Mulia…” Huan Wenzhao menurunkan tangannya dari pundak pangeran ketujuh, kemudian membungkuk dengan sedikit terhuyung. “Terima kasih!”

“Terima kasih? Kau ingin berterima kasih?” Pangeran ketujuh tersenyum miring. “Bagaimana kau akan berterima kasih?”

Huan Wenzhao mengerutkan dahi. “Apa maksudnya?”

Pangeran ketujuh melipat kedua tangannya ke belakang dan mendongakkan hidungnya. Sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. “Aku baru saja menyelamatkanmu!”

“Menyelamatkanku?” Huan Wenzhao membelalakkan matanya. “Apa aku memintamu menyelamatkanku?”

Pangeran ketujuh tetap bergeming dengan ekspresi datar.

“Menolong itu harus ikhlas,” Huan Wenzhao berkilah. “Kau sungguh perhitungan!” Gerutunya sambil berbalik dan menjauh.

Pangeran ketujuh memutar sedikit kakinya dan seketika ledakan energi spiritual membuncah di permukaan tanah di sekelilingnya.

BRUK!

Kedua lutut Huan Wenzhao spontan tertekuk hingga jatuh berlutut. Aura kaisar lagi! Rutuknya dalam hati. Apa hanya begini saja?

Aura kaisar adalah salah satu teknik serangan mental untuk menekan lawan dengan wibawa spiritual. Teknik spiritual tingkat tinggi yang hanya dimiliki mentalis tingkat tujuh ke atas dengan garis keturunan kaisar.

Tetap belum ada apa-apanya dibanding Huan Wenzhao.

Ini takkan berhasil memancing Huan Wenzhao mengeluarkan kekuatannya!

Dan ia sedikit kecewa mengetahui seorang pewaris kekaisaran tak lebih kuat dari salah satu tentara wanita di perbatasan utara.

Huan Wenzhao meringis di bawah tekanan itu. “Baiklah!” Katanya pura-pura menyerah. “Nanti aku berikan hadiah besar,” janjinya. “Bagaimana?”

Pangeran ketujuh tak bereaksi.

“Kenapa?” Tanya Huan Wenzhao. “Tidak puas?”

Pangeran ketujuh tetap tak bereaksi.

“Kuda perang dari perbatasan utara cukup, kan?” Tanya Huan Wenzhao lagi.

Pangeran ketujuh mendesah dan menggeleng tipis. Aku tak percaya ini! Pikirnya sembari memutar kakinya sedikit lagi, menambahkan tekanan yang lebih besar.

Punggung Huan Wenzhao tertekuk semakin dalam. “Baiklah, baiklah!” Katanya dengan suara tercekat. “Kristal naga tingkat delapan dan kuda perang!”

Kristal naga tingkat delapan adalah esensi binatang spiritual dari ras ular purba yang usia kultivasinya sudah mencapai delapan puluh ribu tahun. Salah satu batu spiritual paling langka di masa itu.

Pertumbuhan level kekuatan spiritual bisa dipercepat dengan bantuan batu spiritual semacam itu.

Selain itu, batu spiritual juga bisa digunakan untuk menerobos tingkat.

Sebagai contoh, seseorang dengan usia kurang dari dua puluh tahun yang sudah mencapai level kekuatan dua puluh tidak dapat naik tingkat ke level dua puluh satu sampai usianya genap dua puluh tahun. Untuk bisa melewati level dua puluh itu, seseorang di bawah dua puluh tahun membutuhkan batu spiritual. Begitu juga seterusnya.

Setiap sepuluh level kekuatan, seseorang membutuhkan batu spiritual untuk bisa terus berkultivasi tanpa batasan usia.

Tanpa bantuan batu spiritual, seseorang tak bisa menerobos tingkat.

“Masih kurang?” Tanya Huan Wenzhao terbata-bata. “Kenapa kau pemilih sekali? Sebenarnya kau mau apa?”

Apa dia benar-benar bodoh? Pangeran ketujuh mengerang dalam hatinya. Kemudian mendesah dan melonggarkan tekanannya. Tapi tak melepaskannya.

“Atau aku berikan diriku padamu?” Seloroh Huan Wenzhao.

Pangeran ketujuh tersenyum tipis. Tatapannya berubah lembut. “Boleh juga!” Katanya di luar dugaan. Kemudian melepaskan Huan Wenzhao.

“Hah?” Huan Wenzhao menoleh dan terperangah.

Pangeran ketujuh memutar tubuhnya memunggunginya, kemudian berlalu menjauh dari Huan Wenzhao.

“Kau tidak serius, kan?” Huan Wenzhao melompat berdiri dan meneriakinya.

“Apa aku terlihat sedang bercanda?” Desis pangeran ketujuh sembari mengerling ke arah Huan Wenzhao.

“T---tt---ta—ta—”

“Mulai besok kau jadi teman belajarku!” Tandas pangeran ketujuh memotong perkataan Huan Wenzhao.

“Teman belajar?” Huan Wenzhao tergagap. Fiuh! Ia mendesah pendek. Kukira apa?

“Apa yang kau pikirkan?” Dengus pangeran ketujuh sembari memalingkan wajahnya.

Aku hampir berpikir kau penyuka sesama jenis, jawab Huan Wenzhao. Tentu saja hanya dalam hatinya.

Pangeran ketujuh melanjutkan langkahnya.

“T---tt---tu---tunggu!” Panggil Huan Wenzhao terbata-bata. Lalu buru-buru mengejar pangeran itu. “Aku?” Pekiknya sambil menunjuk hidungnya sendiri. “Jadi teman belajarmu?”

Pangeran ketujuh tak menggubrisnya.

Yang benar saja? Huan Wenzhao mengerang dalam hatinya. Langsung ingin aku memihak?

Tidak bisa! Pikirnya sambil mempercepat langkahnya menjejeri pangeran ketujuh. Ini terlalu meremehkanku!

“Yang Mulia, Anda sungguh humoris!” Huan Wenzhao mencoba berkilah. “Saya tak pernah belajar sama sekali, apa pantas jadi teman belajar Anda?” Katanya mendadak sopan.

Pangeran ketujuh spontan terkekeh sinis.

Huan Wenzhao bisa membaca gelagat itu. Ini tidak berhasil! Katanya dalam hati. Lalu kembali bicara normal. “Jika aku sampai membuat onar di luar dan merusak nama baikmu… Woy—”

Pangeran ketujuh tahu-tahu sudah menaiki keretanya tanpa menoleh lagi. Kemudian menyentakkan tirai dan menutupnya.

Huan Wenzhao membeku di tempatnya dengan mulut menganga.

Sial! Geram Huan Wenzhao dalam hatinya.

Sejak awal ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Hanya saja, ia tidak mengira akan secepat ini.

Xing Zhu ini… kelihatannya saja tak banyak bicara. Sebenarnya akalnya sangat banyak! Pikir Huan Wenzhao.

Xing Zhu adalah nama pangeran ketujuh.

Sekarang… takutnya sudah tak bisa ditolak! Pikir Huan Wenzhao.

Tidak bisa! Ia menegaskan pada dirinya. Tak peduli apakah ini hanya salah paham atau dia benar-benar sedang melakukan pendekatan.

Tetap tak boleh memihak!

Begitu sampai di paviliun, kedua pengawal cantiknya memberondong Huan Wenzhao dengan banyak pertanyaan.

“Apa yang terjadi?”

“Kenapa babak belur begini?”

“Siapa lagi yang sudah kau singgung?”

Tapi Huan Wenzhao sedang tak ingin diganggu kedua wanita ini. Jadi, alih-alih menjawab pertanyaan kedua pengawal itu, Huan Wenzhao malah menghambur ke arah mereka dan memeluk keduanya sambil merengek seperti anak manja.

Ia tahu kedua pengawal itu paling tak tahan kalau disentuh.

Kedua pengawal itu kalang kabut dan mengirimkan isyarat pada Lu Binghe untuk menjauhkan pemuda itu dari mereka.

Lu Binghe segera mengambil alih dan memapah Huan Wenzhao ke dalam kamarnya.

“Saya akan menyiapkan air panas dan herbal untuk mandi obat,” katanya setelah mencapai meja teh dan mendudukkan Huan Wenzhao.

Huan Wenzhao menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri sementara pelayan itu berlalu.

Harus cepat pikirkan cara untuk turun dari kapal ini! Katanya dalam hati.

Tapi lalu kemunculan seorang pengawal mengusik lamunannya.

“Tuan, Kasim Wu datang!” Pengawal itu melaporkan.

Huan Wenzhao tersenyum samar. Akhirnya…