Dewa Setan Perbatasan Utara
Selama ratusan tahun…
Dinasti Xing memimpin kekaisaran...
Namun sampai sekarang daerah perbatasan utara tetap dalam bahaya.
Keluarga Huan terus berjaga di Gerbang Timur Laut.
Gerbang Timur Laut adalah benteng pertahanan di wilayah perbatasan suku iblis dan manusia. Disebut juga kota pangkalan dan gerbang pengusir iblis.
Dibangun oleh keluarga Huan.
“Di mana Tuan Muda?” Seorang panglima wanita bertanya sambil mengedar pandang dengan sorot mencari-cari yang tajam.
“Sudah tidur sejak sore,” tanggap seorang perwira di sampingnya.
Mereka sedang berjaga di menara pertahanan di gerbang pengusir iblis bersama sederet pasukan di kiri-kanan dan belakang mereka.
Di bawah benteng itu adalah wilayah suku iblis.
Kedatangan pasukan iblis seringkali tidak terduga. Mereka bisa menyerang sewaktu-waktu tanpa mengenal lelah. Menunggu kesempatan para penjaga itu lengah.
Tujuan mereka adalah menara pertahanan di puncak benteng.
Itu adalah pilar pusat formasi sihir pertahanan terkuat yang dimiliki manusia.
Jika menara itu hancur, maka seluruh kekaisaran juga akan hancur.
Jadi para tentara itu terus berjaga siang dan malam secara bergiliran.
Dan malam ini, seharusnya giliran si tuan muda berjaga menggantikan si panglima wanita.
Seorang penyihir buta berjubah gelap dengan tudung kepala, sudah melepas elang malamnya setengah jam yang lalu untuk memantau situasi. Elang hitam dari ras dewa itu adalah matanya.
Dan elang itu sudah kembali!
Seberapa lama elang itu pergi, separuh waktunya adalah jarak kedatangan pasukan iblis.
Lima belas menit lagi pasukan iblis akan menyerang, pikir panglima wanita itu. Mungkin juga lebih cepat!
Dan Tuan Muda malah tertidur?
“Hanya tahu bersenang-senang!” Gerutu panglima wanita itu sambil berbalik dan bergegas menuju barak si tuan muda.
Sementara itu, di satu kilometer di depan mereka, pasukan iblis sudah merangsek ke arah benteng.
Sosok mereka seperti manusia berbulu dengan kepala serigala.
Suku iblis dari ras gorgon.
Di pertengahan jalan, sekonyong-konyong ranting pohon di atas kepala mereka tersentak dan bergetar.
SLASH!
SLASH!
Sejumlah sicae—belati kecil berbentuk sabit yang tajam di kedua sisi, melesat dari sudut hutan. Dan seketika sejumlah tentara iblis memekik tertahan dan berjatuhan.
Salah satu gorgon di depan mereka menoleh ke belakang dan tersentak. “Gawat!” Pekiknya dengan suara serak yang dalam. “Ada penyergapan!”
Sebagian pasukan serentak berbalik dan menghunus pedang mereka sambil mengawasi sekitar dengan waspada. Sejumlah besar lainnya terus bergerak ke depan.
Sesosok bayangan gelap berkelebat melewati pasukan tentara iblis yang tertinggal di belakang, kemudian menyelinap ke tengah-tengah pasukan yang sedang bergerak ke arah benteng.
Pakaiannya sama dengan yang dikenakan para tentara gorgon saat itu, jubah gelap dengan tudung kepala. Dan ia turut berlari sambil tertunduk mengikuti arus pasukan gorgon.
Tak ada yang curiga!
Wajahnya tersembunyi di balik masker ketat berwarna hitam. Sepasang matanya berkilat-kilat penuh semangat di bawah tudung jubahnya.
Tangan kirinya menggenggam sejumlah sicae di tiap sela-sela jarinya. Tangan kanannya menghunus belati yang lebih besar jenis pisau berburu.
“Berpencar!” Instruksi kepala pasukan gorgon sembari menggerak-gerakkan sebelah tangannya memberi isyarat
Pasukan itu serentak berpencar menjadi tiga kelompok. Dua kelompok menyisi ke dalam hutan, sisanya terus bergerak ke arah benteng.
Sosok misterius itu turut menyisi bersama kelompok kanan.
Salah satu gorgon tiba-tiba mengerling dengan mata terpicing sambil mengendus-endus.
Ketahuan! Sosok misterius itu segera menyadari.
Dan sebelum gorgon itu sempat bereaksi, sosok misterius berjubah gelap itu melesat ke arah gorgon tadi dan menikam perutnya.
JLEB!
Gorgon itu terpekik dan terpuruk dalam kematian bisu.
Gorgon lainnya tersentak dan menoleh.
Sosok itu melejit dan berputar di udara sembari melontarkan semua belati kecil di sela-sela jarinya ke arah yang berlainan.
SLASH!
SLASH!
Belati-belati itu sukses melemparkan sejumlah gorgon dan melumpuhkannya dalam sekejap.
Entah karena belatinya yang istimewa, atau kemampuannya yang luar biasa.
Belati kecil itu benar-benar mampu melontarkan bobot seribu kali lipat dari ukurannya.
“Sia—”
JLEB!
Salah satu gorgon terpekik dan terpuruk sebelum menyelesaikan perkataannya. Pisau berburu di tangan kanan penyusup itu menembus lehernya.
“Ada mata-mata!” Teriak gorgon yang tersisa.
Itu pun tak berlangsung lama.
Sosok misterius itu melesat ke sana-kemari sambil menghujamkan pisaunya di sana-sini, berpindah-pindah tempat dalam sekejap seperti keredap kilat. Dan dalam hitungan detik, ia sudah menumbangkan semua gorgon kelompok kanan.
Setelah yakin tak ada yang tersisa, sosok itu melesat pergi ke sisi lainnya, menyusul kelompok kiri.
Para tentara manusia di puncak benteng sudah terdengar gaduh.
Ledakan pertempuran mendengking ke langit malam.
“LINDUNGI MENARA PERTAHANAN!” Teriak lantang seorang perwira.
SLASH!
SLASH!
Ratusan anak panah mendera seperti hujan meteor.
TRANG! TRANG! TRANG!
Beberapa berhasil ditepis dengan pedang dan perisai. Beberapa gorgon tumbang bergelimpangan. Beberapa gorgon lainnya sudah merayap di dinding memanjat benteng.
BUG! BUG!
Dua-tiga gorgon terpental setelah mencapai puncak.
Sisanya masih merayap menuju puncak.
Sosok misterius yang menyusup di antara pasukan iblis itu mengangkat sebelah tangannya di sisi wajah dengan jemari membentuk cakar menghadap ke atas. Lalu dalam sekejap telapak tangannya memancarkan cahaya biru berbentuk kristal.
Detik berikutnya, bola kristal di telapak tangannya itu memunculkan keredap kilat yang lalu menjalar ke arah para tentara iblis yang sedang memanjat seperti jerat laba-laba.
Dan ketika ia mengepalkan tangannya, tali petir meledak serentak dalam sekali hentak.
DUAAAAARRRR!
Para gorgon yang terjerat tali petir itu terpental dan terpelanting.
“Apa-apaan ini?” Pekik kepala pasukan gorgon. Lalu dengan sigap ia menoleh ke sana kemari sambil memasang kuda-kuda.
Segerombol tentara iblis yang tadi tertinggal sudah menyusul ke dekat benteng.
“Ada penyusup di antara kita!” Teriak kepala pasukan tentara iblis dengan suara menggeram yang menggelegar.
“Bagaimana mungkin?” Pekik beberapa gorgon yang tidak sadar situasinya.
“Tangkap penyusup itu!” Hardik kepala pasukan mereka sembari mengepalkan tangan.
“BAIK!” Para gorgon di sekelilingnya menanggapi serempak dengan hormat tentara. Lalu berpencar tanpa menunggu aba-aba.
Bersamaan dengan itu, sosok misterius itu melesat dari kegelapan ke arah kepala pasukan tentara iblis sembari mengayunkan pisau berburu di tangan kanannya.
Kepala pasukan iblis itu tersentak dan terpekik. Dengan refleks mengelak namun terlambat.
Pisau berburu itu berhasil menggores lehernya.
“Dia di sini!” Teriak kepala pasukan tentara iblis yang secara otomatis ditanggapi sejumlah gorgon yang langsung menerjang ke arah sosok misterius itu.
Sosok misterius itu menjejakkan sebelah kakinya di atas kepala salah satu gorgon dan memantulkan dirinya dalam gerakan salto.
Lalu mendarat di luar kepungan.
Kepala pasukan iblis memutar-mutar tombaknya di atas kepalanya sambil mengendus-endus. “Manusia!” Hardiknya sambil menerjang ke arah sosok misterius itu.
Sosok misterius itu memantulkan dirinya lagi ke ketinggian, lalu berputar di udara sambil mengayunkan tangan kirinya.
SLASH!
SLASH!
Sejumlah belati melesat keluar dari sela-sela jemarinya yang dalam sekejap sudah berhasil membuat sejumlah gorgon terpelanting serentak.
Bersamaan dengan itu, sosok misterius tadi sudah melesat ke arah kepala pasukan iblis dan berhasil menghujamkan pisaunya di perut gorgon itu.
Gorgon itu merenggut pergelangan tangan si sosok misterius itu, namun pada waktu yang sama, ujung mata pisau yang menancap di perutnya berdesis dan berkeredap memancarkan cahaya kilat.
DUAAAAARRRR!
Ledakan cahaya membuncah dari ujung mata pisau itu dan meremukkan tubuh panglima iblis.
“GAWAT!” Teriak beberapa gorgon. “Panglima sudah dikalahkan!”
“Tarik semua pasukan!” Instruksi yang lainnya.
“MUNDUUUURRR!!!” Teriak yang lainnya lagi.
Lalu secara serentak, pasukan iblis itu lari tunggang-langgang menjauh dari benteng.
“Aneh sekali!” Gumam seorang perwira di puncak benteng. “Kenapa mereka tiba-tiba menarik pasukan? Mungkinkah ini hanya jebakan?”
“Tidak!” Perwira lainnya menanggapi. “Sepertinya ada sesuatu yang memukul mundur pasukan iblis itu.”
“Entah kenapa aku merasa akhir-akhir ini pekerjaan kita sedikit terlalu mudah,” gumam seorang pemanah seraya memandang lepas ke luar benteng. “Seperti… ada kekuatan ajaib yang melindungi kita!”
“Mungkin dewa menyertai kita!” Komentar prajurit lainnya.
“Kenapa reaksi mereka terlihat seakan formasi menara telah diaktifkan?” Sela prajurit lainnya lagi.
“Formasi menara tak bisa diaktifkan tanpa token Tuan Muda!” Tukas penyihir mereka.
Semua mata serempak mengerling ke arah penyihir itu. Tiba-tiba teringat tuan muda mereka belum keluar.
Pada waktu yang sama, panglima wanita itu baru sampai di barak si tuan muda.
Dengan sengit, ia mendobrak pintu dan melabraknya.
Orang yang bergelung di tempat tidur di dalam barak itu terperanjat dan buru-buru menarik selimut sampai ke kepalanya.
Panglima wanita itu bergegas mendekat dan merenggut selimutnya.
Sosok di balik selimut itu sontak berbalik memunggunginya dan meringkuk dengan gemetar.
Panglima wanita itu mengerutkan keningnya.
Bukan si tuan muda!
Seorang pengawal menggantikannya.
Panglima wanita itu mengetatkan rahang dan menggertakkan giginya. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Bocah tengik ini…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sri lestari
semoga selalu menarik
2024-06-30
0
Maz Tama
menarik Thor mudah-mudahan ga hiatus
2024-06-27
0
Gonggitsune
membuncah = mengeluhkan, menggelisahkan (KBBI). Tdk cocok dgn penggunaan di sini.
2024-06-18
0