NovelToon NovelToon
Cinta Lama Belum Usai

Cinta Lama Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:75k
Nilai: 5
Nama Author: ning_86

Dara diam-diam suka pada murid baru disekolah nya namun sang cowok sudah memiliki kekasih yang merupakan murid populer di sekolah.

namun malam naas menimpa Dara jelita tepat di malam puncak perpisahan. tragedi yang merubah hidup seorang Dara Jelita hingga menjungkir balikan dunia dan impiannya. tragedi yang juga meninggalkan rasa benci mendalam terhadap Sagara, laki-laki yang menghancurkan hidup Dara.

Namun siapa sangka keduanya dipertemukan kembali saat mereka sudah sama-sama dewasa.

Pertemuan tak terduga antara dua anak manusia dan membuka satu rahasia yang pernah tersimpan didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ning_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bayi laki-laki

Perlahan-lahan Dara kini bisa menata hidupnya kembali. Terlepas dari apa yang terjadi dalam hidupnya, Dara berusaha memaafkan orang-orang yang menyakitinya termasuk memaklumi kemarahan kedua orang tuanya.

Dara kini juga bekerja pada Oma yang membuka restoran makanan khas Indonesia. Meski bukan pekerjaan berat setidaknya hal itu bisa mengalihkan perhatian Dara dari rasa sedihnya.

Berkat dukungan dari keluarga sahabatnya kini Dara kembali bangkit dan mulai memikirkan cita-cita yang dulu tertunda. Bahkan rencananya setelah ia melahirkan, Dara bertekad untuk kembali melanjutkan kuliahnya.

Dara baru saja keluar dari salah satu rumah sakit terbaik di Singapura bersama Hanifa. Ia bahkan sejak tadi terus melihat foto USG perkembangan janinnya yang akan diperkirakan lahir beberapa hari lagi.

"Ra.... Aku tebus vitamin dulu ya. Kamu tunggu disini jangan kemana-mana" ucap Hanifa yang meminta Dara agar duduk di bangku tunggu di pojok apotik.

Dara menurut, ia juga akhir-akhir ini sering merasa kelelahan.

Dara menatap ke sekeliling nya. Matanya tertuju pada salah satu pasangan yang sedang asik bersenda gurau tak jauh dari posisi Dara duduk.

Ada rasa iri dalam hatinya melihat pasangan tersebut,dimana sang pria sejak tadi tak berhenti mengelus perut buncit sang istri.

Pikiran Dara tiba-tiba tertuju pada pria yang menyebabkan dirinya seperti ini. Tanpa terasa airmata mengalir di pipinya tanpa bisa ia tahan.

Dara menunduk guna menghalau air matanya agar tak dilihat orang lain.

"Pakai ini" ucap seorang pria yang mengulurkan sebuah sapu tangan pada Dara.

Dara mendongak, pupil matanya melebar. " Mas Vito" panggil nya sumringah.

Pria yang bernama Vito itu tersenyum manis.

"Kamu ngapain nangis disini? Dan apa kamu sendirian?" tanya Vito sambil melihat sekeliling.

Dara menggeleng. " Aku habis periksa dan sekarang lagi tunggu sahabat ku yang sedang tebus vitamin di apotik " sahut Dara yang mengambil sapu tangan dan menghapus sisa-sisa air matanya.

Vito mengangguk paham dan mengambil posisi duduk di samping Dara.

"Mas Vito sendiri ngapain?" Dara balik bertanya.

"Oo... Lagi liburan dan kurang enak badan terus periksa deh sebelum balik ke Indonesia takut ada apa-apa pas naik pesawat nanti " sahut Vito sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dara tersenyum dan mengangguk.

"Dara mau ucapin makasih banyak, mas Vito dan Bu Darmi sekeluarga udah bantu Dara. Jika saat itu Dara nggak ketemu dengan Bu Darmi mungkin saat ini Dara pasti masih terlunta-lunta nggak jelas" ujar Dara yang sedih mengingat perjuangannya untuk tiba ke Singapura ini.

Vito menepuk pundak Dara dengan lembut.

"Udah jadi kewajiban kami membantu sesama. Apalagi kamu mengingatkan ku pada alm.adikku yang usianya juga nggak jauh beda dengan mu" sahut Vito lagi dengan wajah sendu.

"Tetap aja Dara ucapkan terima kasih banyak " ucap Dara lagi.

"Ra... Ayo..." panggil Hanifa yang telah selesai menebus vitamin buat Dara.

Hanifa melirik sinis pada pria jangkung yang duduk disamping Dara.

"Dia mas Vito yang bantu aku buat visa kemarin, keponakannya Bu Darmi yang pernah aku ceritakan tempo hari. Mas kenalin dia sahabat ku Hanifa" ujar Dara yang paham akan arti tatapan membunuh sang sahabat.

"Vito Anggara" ujar pria jangkung itu mengangkat tangan untuk bersalaman.

"Hanifa" sambutnya singkat dan langsung melepaskan jabat tangan itu.

"Aku duluan ya Ra... sehat-sehat kamu hingga nantinya lahiran. Dan jangan lupa kasih tahu kami, bibi Darmi pasti bahagia" ucap Vito pamit.

Dara mengangguk ramah.

Hanifa masih melempar tatapan menyelidik pada pria yang sudah berjalan menjauh dari mereka.

"Fa.... Jangan sinis gitu ih.... Itu mas Vito nya jadi takut lihat tatapan kamu" ucap Dara menepuk lengan sahabatnya.

"Memangnya aku menatap dia gimana? Perasaan biasa saja" elak Hanifa.

"Biasa aja tapi biji mata mau keluar " gumam Dara.

"Apa..?" Hanifa mengernyit.

Dara menggeleng kecil. " Nggak ada... Ya udah yuk balik, aku capek banget, pengen rebahan " ajak Dara menarik lengan Hanifa.

Hanifa menggandeng lengan Dara dan menuntun nya untuk menuju parkiran.

...----------------...

Hari itu adalah pemeriksaan terakhir Dara di trimester terakhir.

Dara masih mondar-mandir di kamarnya.

Sejak sore ia merasakan mulas diperutnya namun sepersekian detik mulas itu hilang.

Dara berusaha tenang agar tak membuat seisi rumah panik.

Pelan-pelan ia mendorong koper berisikan segala perlengkapan penting untuk ia bawa ke rumah sakit yang sudah ia persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Dara menggigit ujung daster yang ia kenakan ketika gelombang sakit itu datang lagi.

"Sayang, kamu udah nggak sabaran ya mau ketemu mama? Sabar ya nak... Kita bangunkan aunty Ifa dan yang lainnya" kata Dara mengajak bayi nya berbicara.

"Mohon kerjasamanya ya nak ..." lanjut Dara lagi yang terus mengelus perutnya yang besar.

Dara menarik nafas dan menghembuskannya perlahan begitu terus yang ia lakukan saat sakitnya datang lagi.

"Maaf jika kamu hanya punya mama... " Dara menangis sesenggukan saat mengusap perutnya.

Perlahan Dara membuka pintu kamar dan mendorong koper miliknya keluar.

"Ra... Kenapa...?" tanya mas Bram yang juga kebetulan baru turun dari lantai dua.

"Sakit..." sahut Dara meringis.

Bram kakak dari Hanifa yang kebetulan sedang berkunjung ke Singapura sejak dua hari lalu lantas berteriak memanggil seluruh penghuni rumah lainnya.

"Kenapa Bram...?" tanya Oma dengan wajah masih mengantuk.

"Dara... Oma... Itu mau lahiran...." sahut Bram sambil menunjuk ke arah Dara.

"Siapkan mobil Bram..." ucap mama Indi yang juga baru keluar dari kamarnya yang juga diikuti oleh Hanifa yang tertidur di kamar mamanya.

"Fa , gandeng Dara bawa ke mobil.." perintah mama Indi.

Hanifa yang juga dibantu oleh Oma menuntun Dara dan terus mengelus perutnya.

...----------------...

Satu jam kemudian, Dara sudah berada di dalam ruang VK.

"Sudah pembukaan delapan, sebentar lagi sudah bisa dilakukan persalinan" ucap dokter Obgyn yang biasa memeriksa kandungan Dara.

"Oma..." tangis Dara memanggil Oma Dewi.

"Oma dan mama disini sayang... Kuat ya nak... Kamu pasti bisa. Dan baby akan lahir dengan selamat..." sahut Oma yang menggenggam tangan dingin Dara.

Tak berapa lama, seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya, Dara kini sedang mengahadapi proses persalinan nya yang dilakukan secara normal.

Tangis haru semua orang yang ada disana pecah seketika seiring dengan lengkingan tangis bayi laki-laki yang begitu tampan yang lahir beberapa menit lalu.

Bahkan Oma saja tak memalingkan wajahnya dari bayi mungil itu sejak ia menggendong baby merah yang sudah dibersihkan oleh perawat.

"Cakep ya Oma... Putih, hidungnya mancung banget ini..." ucap mama Indi kagum mencolek pipi bayi merah itu.

"Ra... Peluk dulu, biar dia tetap merasa hangat " ucap Oma menyerahkan bayi laki Dara kedalam dekapannya.

Dara menangis terisak saat menatap wajah bayinya untuk pertama kali. Seketika ingatannya tertuju pada ayah bayi itu.

"Gara..." bisik Dara pelan dan terus menangis sesenggukan sehingga ia harus di tenangkan oleh mama Indi.

Mama Indi dan Oma keluar dari ruang VK yang langsung dicecar pertanyaan dari Hanifa dan juga Bram.

Mama memberikan kode lewat mata dan senyuman.

"Udah lahir dengan selamat, cakep dan nggak kurang satu apapun... Ah... Mama punya cucu laki-laki... Senangnya...." kata mama Indi dengan mata berbinar.

"Mas, kayaknya kita bakalan ada saingan si bocil ini..." gurau Hanifa melihat kebahagiaan mamanya.

Bram hanya tersenyum kecil menanggapi gurauan adiknya.

To be continued....

jangan lupa like dan vote...

Terima kasih...🥰

1
Jk Cute
Fardhan ini red flag atau green flag sih?
Sunaryati
Demi Diaz dan juga cintamu lepaskan Vito Dara, jika kau tetap bersama Vito kau akan menyakiti 3 pria ( Vito, Gara, danDiaz) dan kamu sendiri
Kasma Aisya
saya tidak sabar melihat Reva hancur 🤭💪
Sunaryati
Seru, lanjut
Asri Iqrok
keren.. Ditunggu double update nya
Kasma Aisya
ternyata dara egois ya, dia tidak memikirkan keselamatan anakx.
Sunaryati
Orang licik akan bahagia dan rasa kepuasannya atas yang diperoleh hanya sebentar, lalu menderita selamanya jika tak segera sadar dan taubat
Kasma Aisya
org licik d balas dgn kelicikan
Holipah
aki2 memutar balik fakta dia blng istri nya selingkuh pdhl diri nya sendiri yang selingkuh
Nur Adam
lnjut
vicka luvasta
mengandung Bombay, nangis tiap baca perbannya, tapi sangat ditunggu untuk update ceritanya
vicka luvasta
mengandung Bombay, nangis tiap baca perbannya, tapi sangat ditunggu untuk update ceritanya
Holipah
horeeee penjahat jaya trs
Ranita Rani
mulek
aca
nah gni kan enak siip daripada gara keluarganya toxic smua
Rieya Yanie
lanjut kak..semangat
aca
trima aja ngapain ngarepin gara ih bekasi cium2 reva jalang najis
Rieya Yanie
kasian dara/Sob/
Kasma Aisya
terima aja Vito, dari pada gara keluarganya toxis gitu
Holipah
kasian jg gara otak nya bisa rusak kecelakaan trs
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!