NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terungkap

"Selamat sore, Bapak Atma dan Ibu Maya," sapa perwira polisi itu dengan ramah. "Saya adalah Inspektur Rudi. Kami datang untuk membicarakan perkembangan kasus kebakaran kedai Anda."

Maya dan Atma saling bertukar pandang sebelum mengangguk kepada Inspektur Rudi. "Silakan masuk, Pak. Kita bisa bicara di dalam," ujar Atma sambil menunjuk ke ruang belakang kedai yang lebih tenang.

Setelah mereka duduk, Inspektur Rudi mulai menjelaskan. "Setelah melakukan penyelidikan mendalam, kami menemukan beberapa bukti yang mengarah pada tersangka. Kami ingin memastikan informasi ini kepada Anda sebelum mengambil tindakan lebih lanjut."

Maya merasa gugup dan cemas, sementara Atma mencoba tetap tenang. "Siapa tersangka itu, Pak?" tanya Atma dengan suara yang sedikit bergetar.

Inspektur Rudi menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tersangka utama kami adalah mantan karyawan Anda, Roni. Kami menemukan sidik jarinya di sekitar tempat bensin dan korek api yang digunakan untuk membakar kedai."

Maya terkejut. "Roni? Tapi kenapa dia melakukan ini? Dia sudah lama tidak bekerja di sini."

"Kami masih menyelidiki motifnya," jawab Inspektur Rudi. "Namun, kami menduga ada masalah pribadi atau dendam yang mendorongnya melakukan tindakan ini. Kami membutuhkan Anda untuk memberikan keterangan lebih lanjut tentang Roni dan hubungannya dengan kedai ini."

Atma dan Maya saling berpandangan, mengingat kembali masa-masa ketika Roni masih bekerja di Kedai Harapan. "Kami akan memberikan semua informasi yang kami miliki, Pak. Kami ingin keadilan ditegakkan," ucap Atma dengan tegas.

Setelah memberikan keterangan yang diperlukan, Inspektur Rudi mengucapkan terima kasih dan berjanji akan segera menangkap Roni. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan dia bertanggung jawab atas perbuatannya," kata Inspektur Rudi sebelum meninggalkan kedai.

Maya dan Atma duduk kembali di kedai, merasa lega tetapi juga masih terkejut dengan perkembangan tersebut. "Aku tidak pernah menyangka Roni bisa melakukan hal seperti itu," ucap Maya dengan suara bergetar.

"Kadang-kadang, orang bisa berubah karena berbagai alasan," jawab Atma. "Yang penting sekarang, kita bisa melanjutkan hidup kita dan menjaga Kedai Harapan tetap menjadi tempat yang penuh harapan dan kebahagiaan."

Mereka saling menggenggam tangan, merasakan kehangatan dan dukungan satu sama lain. "Kita akan menghadapi ini bersama, seperti selalu," ucap Atma.

Maya mengangguk, tersenyum lembut. "Ya, kita akan menghadapi ini bersama. Dan kita akan membuat Kedai Harapan ini semakin kuat."

Keesokan harinya, Maya dan Atma diminta untuk datang ke kantor polisi untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Roni. Sesampainya di kantor polisi, mereka dipandu memasuki ruang tertutup di sebelah ruangan interogasi. Mereka bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di dalam ruangan melalui kaca satu arah.

Di dalam ruangan interogasi, Roni duduk dengan wajah penuh penyesalan, diapit oleh dua polisi. Salah satu polisi yang lebih senior mengajukan pertanyaan dengan tegas, "Anda mengatakan bahwa Anda dipaksa melakukan hal itu. Siapa yang menyuruh Anda?"

Roni menunduk, tampak ragu dan takut. Atma mulai menggenggam tangannya dengan keras, sementara Maya berusaha menenangkan Atma dengan sentuhan lembut di bahunya. Roni tidak menjawab, membuat suasana di ruangan itu semakin tegang.

Polisi itu mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan suara yang lebih keras, "Siapa yang memaksa Anda melakukan ini? Beritahu kami sekarang!"

Roni tetap diam, tetapi ketegangan di wajahnya semakin terlihat. Polisi itu akhirnya membentak dan memukul meja dengan keras, menyebabkan Maya tersentak. "Katakan sekarang juga, atau Anda akan menghadapi konsekuensinya!"

Akhirnya, dengan suara bergetar, Roni mulai berbicara. "Dia... dia adalah Pak Darto," ucapnya pelan.

Polisi itu mengernyitkan dahi, "Pak Darto? Apa hubungan Anda dengannya dan kenapa dia menyuruh Anda membakar Kedai Harapan?"

Roni dengan suara gemetar melanjutkan penjelasannya, "Pak Darto adalah ayah dari Arthan. Dia adalah seorang pengusaha ternama. Saya diancam oleh Pak Darto katanya, jika saya tidak melaksanakan apa yang ia suruh, keluarga saya akan mendapat ancaman. Dan saya juga diancam oleh Arthan jika saya tidak melakukannya, aku akan dipukuli."

Maya dan Atma yang mendengar penjelasan tersebut terkejut dan marah. Maya berkata kepada Inspektur Rudi, "Arthan memiliki masalah dengan kami sejak dulu. Dia pernah mempermalukan Atma di depan umum saat kuliah, hingga membuat Atma terpuruk."

Atma, dengan rasa marah yang tinggi, berbicara dalam hati, "Arthan, kau lagi, kau lagi."

Inspektur Rudi segera mengambil tindakan. Dia memberikan arahan kepada timnya untuk segera menangkap Arthan dan ayahnya, Pak Darto. Para intel kepolisian bergerak cepat sesuai perintah.

Pak Budi, polisi yang sedang menginterogasi Roni, mengangguk dan berkata, "Ini adalah kasus yang cukup berlapis dan berat. Kami harus memastikan setiap langkah dilakukan dengan tepat."

Sementara polisi bergerak untuk menangkap Arthan dan Pak Darto, Maya dan Atma merasa campuran antara kelegaan dan kecemasan. Mereka tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk mendapatkan keadilan, tetapi prosesnya tidak akan mudah.

Beberapa jam kemudian, mereka menerima kabar bahwa Arthan dan Pak Darto telah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi lebih lanjut. Maya dan Atma diminta untuk kembali ke kantor polisi untuk memberikan pernyataan tambahan.

Sesampainya di kantor polisi, mereka melihat Arthan dan Pak Darto dibawa masuk dengan borgol di tangan. Arthan yang biasanya penuh percaya diri kini tampak tegang. Maya dan Atma berjalan ke ruang interogasi dengan perasaan campur aduk.

Di ruang interogasi, Pak Rudi mulai mengajukan pertanyaan kepada Arthan dan Pak Darto. "Kenapa kalian melakukan ini? Apa yang membuat kalian merasa perlu menghancurkan kehidupan orang lain?"

Pak Darto dan Arthan tetap menyangkal dan membela diri. "Saya akan menuntut tuduhan ini," kata Pak Darto dengan tegas.

Pak Rudi, kehilangan kesabaran, memukul meja dan berkata, "Jangan memancing emosi saya. Kooperatiflah. Semuanya sudah terbukti."

Pak Rudi berteriak, "Bawa masuk anak yang bernama Roni itu."

Pak Darto dan Arthan mulai berkeringat dingin dan ketakutan, karena mereka tidak tahu bahwa Roni telah membuka semuanya. Saat Roni masuk ke ruangan interogasi, dia dengan penuh penyesalan berkata, "Memang benar mereka menyuruhku, Pak. Aku sempat merekam semuanya. Aku tidak mungkin melakukan semua itu sendiri. Kak Atma dan Kak Maya telah menyelamatkan aku. Aku yang berasal dari pemulung diberi kesempatan oleh Kak Atma dan Kak Maya. Mereka memberiku pekerjaan saat semua tempat di kota ini tidak menerima orang dengan tamatan sekolah dasar," ucapnya sambil meneteskan air mata.

Roni menghampiri Maya dan Atma, "Aku minta maaf kepada Kakak. Aku tahu aku juga salah dan melakukan hal itu. Aku..."

Roni dihentikan oleh Pak Rudi yang memukul meja dengan keras. "Cukup, Roni. Terima kasih atas keterusteranganmu. Sekarang, kita akan melanjutkan proses hukum sesuai dengan bukti yang ada."

Pak Darto dan Arthan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka terdiam, tahu bahwa bukti-bukti dan pengakuan Roni sudah cukup untuk menyeret mereka ke pengadilan.

Pak Rudi menatap Pak Darto dan Arthan dengan tajam. "Kalian akan menjalani proses hukum yang adil. Tidak ada tempat untuk kejahatan seperti ini di masyarakat kita."

Maya dan Atma merasa lega mendengar keputusan itu. Mereka tahu bahwa meskipun proses ini belum selesai, keadilan sedang berjalan. Saat mereka keluar dari kantor polisi, Atma menggenggam tangan Maya erat-erat.

"Kita akan membangun kembali Kedai Harapan, lebih kuat dari sebelumnya. Ini adalah awal yang baru," kata Atma dengan tekad.

Maya mengangguk, matanya penuh semangat. "Ya, kita akan terus maju. Bersama-sama."

Roni menghampiri Atma dan Maya “Kak Atma, Kak Maya, Aku minta maaf atas segalanya yang telah terjadi, aku siap untuk di pecat, kak”

Maya dan Atma menoleh kepada Roni dan tegas. “Perbuatanmu memang tidak bisa dibenarkan, Roni,” Ucap Atma. “Akan tetapi saya tidak pernah mengatakan ingin memecatmu” Ucapnya dengan senyuman.

“Benar, Roni. Mulai besok kamu bersiaplah untuk bekerja dan jangan terlambat!” Ucap Maya dengan senyuman kepada Roni.

Roni yang mendengar ucapan dari mereka berdua, mulai bertekuk lutut untuk meminta maaf, akan tetapi Maya dan Atma menghentikan pergerakannya, “Jangan melakukan hal itu, minta maaf kepada tuhan, pulanglah, Roni” Ucap Atma.

Pak Rudi yang melihat itu sedikit terbawa perasaan dan menghentikan perjalanan Arthan menuju mobil polisi, “Lihatlah! Orang sebaik mereka dengan gampang masih memberi kesempatan, sedangkan kau dengan teganya membakar dan melakukan hal keji kepada mereka,” Ucap Pak Rudi. “Sekarang jalan sana dan bertobat lah.” Ucap Pak Rudi sambil mendorong Arthan.

1
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
puisi tanpa kopi ibarat ambulans tanpa wiu wiu 😮‍💨🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
adegan naik perahu jd inget film My Heart... auto nyanyi kolab aku sama cakyit. ealah 😮‍💨🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
meniadakan bukan mentiadakan 😮‍💨
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
penyair puisi. uhuy
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
D.A: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
D.A: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
D.A: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
D.A: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
D.A: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
D.A: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
D.A
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
D.A
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!