Selena wanita yang begitu mencintai Jhonatan Alberto. Dia bahkan melakukan apa saja demi Jonathan agar mencintai, hingga suatu hari dia merencanakan untuk menjebak Jhonatan dan berhasil mengandung benihnya. Bukannya Jhonatan mencintainya justru membencinya sekalipun ada anak di dalam perutnya.
"Aku tidak akan mengakui anak itu kalau perlu gugurkan saja karena anak itu hanyalah kesalahan dan aku sudah memiliki anak dengan Julia. Jadi aku hanya mengakui anak ku dengan Julia." Jhonatan Alberto.
Bagaikan di tikam dengan pisau, begitu sakit dan menyiksa. Selena pun menggunakan segala cara untuk menyakiti Julia hingga Jhonatan mengetahuinya dan demi menghukunya, Jhonatan memaksa Selena menggugurkan kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Julia menatap tajam. Dia merasa geram melihat wanita di hadapannya yang begitu lelet. "Bisa cepat tidak! Jalan mu seperti siput."
Buk
Julia menendang kaki Alena. Hingga wanita itu terjatuh. "Makanya jangan lelet jadi manusia."
"Kakak." tanpa sengaja Alena menyebut sebutan sakral tersebut.
Telinga Julia merasa panas. Dia langsung mencengkram kedua pipi Alena. "Aku sudah mengatakannya pada mu. Panggil aku Nona. Kau bukan adik ku."
Dia mendorong Alena hingga menghadapan ke sampingnya. "Sekali lagi kamu menyebut ku kakak mu, akan aku robek mulut mu. Sekarang cepat pergi, melihat wajah mu aku merasa mual."
Alena mengusap air matanya. Dia pun berlalu pergi dengan langkah buru-buru.
"Kenapa sayang?" tanya Andreas.
Julia langsung mengubah ekspresi wajahnya. "Tidak apa-apa. Aku kasihan saja sama dia, dia mengatakan aku mirip kakaknya jadi aku menyuruhnya memanggil ku kakak."
Andreas tersenyum, ia kagum pada Julia yang mementingkan perasaan orang lain. Ia yakin Julia sudah berubah. "Ya sudah aku berangkat dulu."
"Sayang, daddy pergi dulu." Andreas mengusap perut Julia yang masih rata.
...
Selena menatap rumah berlantai dua tersebut. Dia meminta ijin keluar pada ibunya dan si kembar pun tidak ia ajak. Ia hanya sendirian karena ia ingin tau apa yang akan di lakukan oleh Julia.
Dia pun bertanya pada seorang penjaga dan penjaga gerbang tersebut menyuruhnya masuk karena Julia berpesan jika ada tamunya dan tidak perlu menanyakannya.
Selena pun masuk, dia melihat sekeliling ruangan tersebut. Dia menatap foto Andreas dan Julia.
"Cepat! Kau begitu lelet!" sentak Julia. Ia mendengarkan seseorang berteriak.
"Selena." Julia terkejut melihat kedatangan Selena. "Kau sudah datang." Sapanya tersenyum. Dia melepaskan lengan Alena.
Selena melihat ponselnya dan membuat sebuah rekaman. "Iya aku sudah datang. Apa Kakak tau kedatangan ku?" tanya Selena.
"Emm ya tentu saja dia tau." Julia menoleh. "Siapkan camilan dan bawa ke balkon."
"Ba-baik," ucap Alena dengan gugup, dan berlalu pergi.
Selena menatap wanita yang menunduk dan berkaca mata tebal tersebut. Dia merasa ada yang aneh. Bahkan Julia tadi berteriak dan berbicara kasar padanya.
"Emm bagaimana kalau kita ke balkon saja." Ajaknya.
Selena menaikkan sebelah alisnya. Dia mengangguk dan mengekori Julia. Ia menoleh ketika berhenti di pertengahan anak tangga dan melanjutkan langkah kakinya.
"Julia apa yang ingin kau bicarakan?"
Julia menoleh dan tersenyum. “Aku ingin meminta maaf pada mu.”
Selena tersenyum, ia tidak seratus persen percaya begitu saja. “Kau tidak perlu berpura-pura pada ku. Sebenarnya kau masih membenci ku kan karena aku bersama dengan Jhonatan? Dia ingin kembali pada ku.”
Selena ingin tau seberapa panas dan marah Julia, dan benar saja ia melihat raut wajah Julia yang terlihat marah. “Hah! Aku tidak peduli, tapi aku tidak ingin melepaskan mu. Selena kau wanita yang licik, tapi lihatlah Andreas tunduk pada ku.”
“Kau berpura-pura mencintai kakak ku hanya karena ingin menghancurkan ku kan? Kau ingin menjauhkan aku dengan kakak?”
“Aku ingin menghancurkan keluarga mu. Kau sudah menghancurkan hidup ku.”
“Kebenaran akan terungkap. Sampai kapan kau akan mempermainkan kakak ku? Lepaskan dia Julia.”
Julia mengelus perutnya. “Dengan adanya anak ini, aku bisa mengendalikan kakak mu Selena.” Pada akhirnya ia akan menjadi pemenangnya.
"Kau ingin memanfaatkan anak mu? Kau begitu kejam Julia. Seandainya anak mu meninggal hanya karena memfitnah ku, apa kau juga tidak peduli pada nyawa anak mu?"
Julia tersenyum, dia menghampiri Selena. "Selena kau yang kejam, kau berpisah dengan Jhonatan tapi itu rencana mu karena ingin mengikat Jhonatan. Kau ingin yang kejam Selena. Kau yang kejam jadi jangan salahkan aku begitu kejam pada mu dan aku tidak peduli pada anak ini."
"Aku akan mengatakannya pada kakak ku."
Selena langsung lari, Julia tersenyum ia mengejar Selena. Sampai di ujung tangga Julia menarik tangan Selena dan Selena meraih tangan Julia dengan tangan lainnya namun Julia mendorong Selena hingga mebuatnya terjatuh.
Selena menghentikan langkahnya dan menoleh, sedangkan Alena tertegun. "Kakak." Alena menjatuhkan nampan tersebut dan menghampiri Julia. Dia menangis ketakutan. "Nyonya."
"Sakit! Perut ku sakit!" Julia memegang perutnya. "Cepat hubungi Andreas."
"Sebaiknya kita kerumah sakit dulu."
Julia menurut, dia tersenyum. Selena merasa geram, ternyata Julia begitu nekat dan bahkan mengorbankan anaknya sendiri.
...
"Julia." Begitu mendengarkan Julia berada di rumah sakit ia langsung ke rumah sakit dan melihat keadaan istrinya.
"Bagaimana keadaan mu?"
"Anak kita, aku sangat takut kehilangan anak kita," ucap Julia sambil menangis. "Ini semua salah ku tidak menjaga anak kita."
"Jangan menyalahkan Selena, dia tidak mungkin mencelakai ku."
Andreas menatap Selena dan Alena.
"Selena, Alena aku ingin berbicara dengan mu."
Selena mengekori Andreas. Sudah pasti kakaknya tidak akan percaya padanya. Cinta boleh, tapi harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
"Apa Kakak tidak percaya pada ku?"
"Aku akan mendengarkan perkataan Alena."
"Alena jelaskan pada ku." Alena pun meneguk ludahnya susah payah. Dia hanya melihat ketika Julia jatuh. "Tuan saya hanya melihat nyonya jatuh dan saya tidak tau apa yang sebelumnya terjadi, tapi saya mendengarkan jika nyonya Julia memanggil nyonya Selena."
"Aku ingin berbicara berdua dengan Kakak. Ikut aku Kak," ucap Selena. Dia pun mengajak kakaknya ke taman rumah sakit.
"Kakak, dengarkan ini dulu." Selena memutar rekamannya dan Andreas pun mengepalkan kedua tangannya.
Selena tau bahwa apa yang dia lakukan telah membuatnya sakit hati. Tapi ia bisa apa? Dia harus memperlihatkannya. Ia tidak ingin kakaknya begitu mempercayai Julia hanya karena ingin memperalatnya.
"Masalah Julia terjatuh, dia memegang lengan ku dan aku sempat menggenggam tangannya, namun aku di dorong dan dia menjatuhkan dirinya sendiri. Apa kakak percaya pada ku?"
Andreas menjatuhkan tubuhnya di kursi putih di sampingnya. Tubuhnya terasa lemah, ternyata Julia begitu tidak menginginkannya hingga anaknya ingin dia korbankan untuk menarik simpatinya.
"Kakak, aku meminta maaf pada mu." Selena duduk dengan kedua lututnya di tanah. "Aku hampir mencelakai anak mu. Aku kira hubungan ku dan Julia membaik, tapi dia ... Dia tega ingin aku di benci oleh mu. Percayalah Kak, tidak sedikit pun aku ingin mencelakai anak mu. Sekalipun Julia ingin memfitnah ku bahkan ingin menghilangkan nyawa ku, aku tidak pernah membencinya dan membenci anak mu."
"Aku berharap suatu saat nanti dia akan berubah."
"Selena, maafkan Kakak. Apa boleh Kakak meminta tolong pada mu?"
Selena mengangguk dan tersenyum.
"Bisakah kau tinggal dengan Julia. Aku tidak tau sampai kapan Julia akan memanfaatkan anak ku. Aku sangat takut kehilangan anak ku Selena."
sekrang siapa yg gila krn cinta
nasib cerita novel sanggup kejar smpai 5thn meski d anggap gitu2 jak..klau reality lama sdh d tinggal jenis2 mcm Selena🤭🤭
hanya kadang ada salah penyebutan nama saja yg kadang tertukar dengan ceeita di karya lain author sendiri
tapi selebihnya
hanya kadang ada salah penyebutan nama saja yg kadang tertukar dengan ceeita di karya lain author sendiri
tapi selebihnya