Alin tidak menyangka bahwa hari dimana ia menjadi tamu saat pernikahan anak majikannya justru hari itu pula menjadi hari pernikahannya. Alin harus menggantikan mempelai wanita lantaran sang mempelai wanita kabur entah kemana, untuk menjaga nama baik keluarganya majikannya, mereka menikahkan Alin dengan pria yang sama sekali tidak Alin kenal sebelumnya.
Bagaimana kisah Alin? Apakah Alin akan bahagia?
Atau justru Alin akan menderita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semuanya Sudah Terjadi
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya biar author tambah semangat nulisnya🍒
.
Baru saja Axel akan bersuara tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang, "Sebentar saya lihat siapa yang datang," ucap Axel dan diangguki Alin.
Axel pun membuka pintu kamarnya dan ia melihat Anggun bersama Mama Leticia disana, "Ada apa?" tanya Axel.
"Kak, Anggun boleh ketemu sama Kak Alin?" tanya Anggun yang takut akan wajah Axel.
Ini adalah pertama kalinya Anggun merasakan aura menakutkan Axel karena sebelumnya ia tidak pernah begitu takut dengan Axel kecuali jika sedang marah.
"Untuk apa kamu ketemu sama Alin?" tanya Axel dengan tatapan intimidasi pada Anggun.
"Anggun mau bicara baik-baik sama Alin, biarinlah ya," ucap Mama Leticia.
"Apa jaminan dia gak bakal bicara kasar sama Alin?" tanya Axel.
"Kak, Anggun udah sadar dan sekarang Anggun benar-benar mau minta maaf sama Kak Alin," ucap Anggun.
"Siapa Mas?" tanya Alin dari dalam kamar.
"Bukan siapa-siapa," ucap Axel.
Setelah itu, Axel pun menghela nafas dalam-dalam. "Tapi, dengan syarat kamu gak boleh bicara kasar sama Alin," ucap Axel.
"Iya, Kak. Anggun janji gak bakal bicara kasar ke Kak Alin kayak dulu," ucap Anggun dengan tersenyum lega lantaran Axel memperbolehkannya bertemu dengan Alin.
"Ayo masuk," ajak Axel.
"Kamu masuk ya, Mama mau ke ruang tamu kalau kamu butuh apa-apa langsung panggil Mama," ucap Mama Leticia.
"Iya, Ma. Makasih ya udah bantuin Anggun," ucap Anggun dan diangguki Mama Leticia.
Ya, Anggun memang sengaja membawa Mama Leticia karena ia yakin dirinya akan sulit untuk menghadapi Axel sendirian.
Anggun pun masuk ke dalam kamar dan melihat Alin yang duduk di kasur dengan bersandar.
"Anggun ada apa?" tanya Alin dan membenarkan posisinya.
"Ehm, i-itu Kak...," ucap Anggun terhenti dan melihat Axel yang duduk di samping Alin.
Alin yang paham dengan tatapan Anggun pun tersenyum, "Mas, aku mau buah. Kamu ambilin boleh," ucap Alin.
"Boleh, kamu mau buah apa?" tanya Axel.
"Anggur aja deh, kalau di jus juga boleh Mas," ucap Alin dan diangguki Axel.
"Yaudah, kamu tunggu disini ya. Dek, ingat pesan Kakak tadi," ucap Axel lalu meninggalkan Alin dan Anggun.
Axel sendiri mengerti tatapan Anggun yang seolah menyuruh dirinya untuk pergi, karena itu Axel pergi tanpa ada bantahan sama sekali.
Sedangkan, di dalam kamar. Keduanya masih diam tanpa ada obrolan hingga akhirnya Alin pun memecahkan keheningan di kamar tersebut.
"Ada apa? kenapa kamu ingin ketemu saya?" tanya Alin.
"Ma-maafin Anggun, Anggun udah salah. Selama ini Anggun benci sama Kak Alin tanpa dasar yang jelas, maafin Anggun, Anggun benar-benar menyesal hiks hiks," ucap Anggun dengan menangis di samping Alin.
Alin yang melihatnya pun tak tega, ia membawa Anggun ke pelukannya. "Kamu gak salah, saya yang salah. Saya sadar mau bagaimanapun saya ini istri pengganti buat Mas Axel karena Nona Nadia yang pergi saat hari pernikahan mereka. Kamu pasti sayang sama Nona Nadia makanya belum bisa menerima saya dan itu sangat saya maklumi," ucap Alin.
"Itu dulu, sekarang Anggun seneng banget karena Kak Axel nikahnya sama Kak Alin bukan sama Kak Nadia," ucap Anggun dengan senyum cerianya dan mampu membuat Alin terpana hingga ia pun ikut tersenyum.
"Kak," panggil Anggun.
"Iya, ada apa?" tanya Alin.
"Jangan anggap Anggun sebagai majikan lagi ya, Anggun sekarang adik ipar Kak Alin jadi panggil seperti Kak Axel panggil Anggun bisa?" tanya Anggun.
"Tapi...," ucapan Alin terhenti lantaran Anggun yang menyelanya.
"Anggun gak mau penolakan, ini adalah salah satu langkah supaya Anggun sama Kak Alin bisa akrab kayak adik dan Kakak ipar pada umumnya," ucap Anggun.
"Iya, Kakak coba ya," ucap Alin dan diangguki Anggun.
"Sekali lagi terima kasih dan maaf karena Anggun semuanya jadi kacau, Kak Alin juga harus berjuang antara hidup dan mati belum lagi Kak Alin juga hamil. Pasti berat banget jadi Kak Alin," ucap Anggun yang kembali murung jika mengingat apa yang sudah terjadi.
"Semuanya sudah terjadi, tidak perlu mengingatnya lagi ya. Yang harus kita lakukan sekarang adalah belajar dari apa yang sudah terjadi, lagian kan sekarang Kakak baik-baik aja kan," ucap Alin.
"Iya Kak," jawab Anggun.
Tak lama setelah itu, Axel pun masuk ke dalam kamar dengan membawa jus buah sesuai dengan pesanan sang istri. "Ini untuk kamu dan ini untuk kamu," ucap Axel.
"Loh Anggun gak minta kok Kak," ucap Anggun.
"Gapapa, buah bagus buat Ibu hamil jadi kamu harus sering makan dan juga minum jus buah," ucap Axel.
"Kakak tau kamu gak terlalu suka buah, tapi kamu harus coba suka karena kamu lagi hamil," lanjut Axel saat melihat Anggun yang akan bersuara.
"Huh, iya-iya," jawab Anggun.
"Mau kemana kamu?" tanya Axel saat melihat Anggun berdiri.
"Mau balik ke kamar, Kak. Anggun pergi dulu ya," ucap Anggun dan keluar dari kamar tersebut.
"Apa yang Anggun bicarain tadi? Dia gak bicara yang gak-gak atau bicara kasar ke kamu kan?" tanya Axel.
"Gak kok Mas, aku sama Anggun hanya ngobrol biasa aja," ucap Alin dengan tersenyum.
Axel tau apa yang dibicarakan Anggun lantaran ia berada di depan kamar dan menguping pembicaraan kemudian wanita tersebut, Axel begitu salut dengan Anggun yang mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada Alin padahal Axel tau bagaimana sifat Anggun yang begitu keras kepala seperti dirinya.
"Sekarang kamu istirahat," ucap Axel.
"Iya, Mas," ucap Alin.
Axel pun membantu untuk memposisikan Alin agar sang istri tidur dengan nyaman, Axel terus berada di samping istrinya hingga Alin tertidur.
Saat tengah memandangi wajah sang istri yang begitu damai, tiba-tiba ponselnya bergetar dan dengan cepat Axel mengangkat sambungan telepon tersebut dan menuju balkon agar tidak mengganggu Alin.
^^^Ada apa?^^^
Gue tau dimana Henry.
^^^Dimana?^^^
Dia di sekap sama Fino.
^^^Shit! ternyata kita kalah cepat dari si berandalan itu, dimana tempat Henry?^^^
Dia dirumahnya Fino yanga dan di dekat kampus Fino dulu.
^^^Gue tau, gue pernah anterin Anggun kesana dulu.^^^
Untuk sekarang hanya itu info yang gue dapat.
^^^Oke, Thanks Steve.^^^
Yoi.
Setelah itu, Axel pun memutuskan sambungan telepon tersebut dan bergerak menuju tempat yang dimaksud Steve.
"Ma, Axel ada urusan sebentar. Minta tolong jagain Alin ya," ucap Axel.
"Iya Mama jagain Alin, kamu hati-hati loh," ucap Mama Leticia dan diangguki Axel.
.
.
.
Tbc.