NovelToon NovelToon
LENTERA CINTA

LENTERA CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Playboy / Aliansi Pernikahan / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arti Channel

Tiara Salsabila biasa dipanggil Rara adalah sosok gadis polos, sederhana dan kekanakan. Dia jatuh hati pertama kali pada Tian, sosok pria yang membuatnya iri karena Tian mempunyai kelebihan yang menjadi kelemahannya.

Namun ternyata cintanya itu membuat kecewa. Tian tidak seperti yang diharapkan gadis tersebut. Tian ternyata diam-diam sosok playboy yang mempunyai banyak wanita.

Semenjak itu Tiara tidak bisa mempercayai yang namanya laki-laki. Tiara berubah dratis dan melindungi dirinya sendiri. Hingga datang seorang pria yang dengan tulus mencintainya. Bahkan melamarnya, Namun pria tersebut tidak lain adalah dosen killernya. Dosen yang selama ini membuat Tiara kesal, emosi bahkan menangis karenanya. Akankah Tiara percaya dengan cinta sang dosen? Dan menerima lamarannya? Baca kisahnya di Lentera Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arti Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khitbah vs Perasaan

Selama perjalanan pulang ke rumah, Hasan benar-benar memikirkan solusi dari Aidan. Begitu sampai rumah, Pria itu langsung menyibukkan dirinya sampai malam.

Dari mengurus pekerjaannya sebagai dosen dan juga Dirut perusahaan. Hingga membuat

akhir-akhir ini Hasan merasa cepat sekali lelah. Mungkin karena sering tidur malam. Seperti malam ini saja Pria itu tidur pukul dua belas malam. Dan terbangun setengah tiga malam. Karena tak bisa tidur, akhirnya Hasan memutuskan sholat tahajud sekaligus lanjut istikharah. Pria itu mencoba meminta petunjuk pada Allah, seperti yang di sarankan sahabatnya itu.

Sambil menunggu sholat subuh, Dia berdzikir. Berharap ada keajaiban untuk Ayahnya. Begitu juga meminta kekuatan untuk bisa menjalani ujian hidupnya.

Pagi ini Hasan tidak ada jadwal mengajar di kampus. Setelah Pria itu memimpin rapat di perusahaan lewat zoom, Dia pun mengunjungi Ayahnya dirumah sakit.

Kondisi Ayahnya belum ada perubahan yang signifikan. Hasan pun meminta saran Pak Handoko selaku dokter yang merawatnya,

" Apakah akhir pekan ini saya bisa membawa Ayah saya beberapa jam keluar dari rumah sakit?" Tanya Hasan.

" Bisa Hasan. Namun jangan terlalu lama. " Saran Pak Handoko.

" Baik Dok."

Hasan kembali ke ruangan Ayahnya dirawat.

Pria itu terkejut, ada Bu Lili diruangan Ayahnya bersama Tian. Hasan mengucapkan salam. Mereka pun membalas salam Hasan.

" Akhirnya bertemu Kamu, San. Bagaimana kabarmu?" Tanya Bu Lili.

" Alhamdulillah baik. " Jawab Hasan. Dia tidak terbiasa memanggil wanita didepannya itu sebagai Ibunya.

" Alhamdulillah kalau begitu. Ya sudah Kita pamit dulu. Sekali-kali datangnya ke rumah. Bagaimanapun itu juga rumahmu." Ucap Wanita itu seraya tersenyum. Namun Hasan merasa senyuman itu adalah senyuman palsu baginya.

" Insyaallah." jawab Hasan mencoba menahan diri untuk tidak mencaci maki wanita didepannya tersebut di depan Ayahnya.

" Saya pulang dulu ya Kak." Ucap Tian pamit ke Hasan.

Hasan hanya menganggukkan kepalanya mencoba tetap bersikap ramah pada adik tirinya itu.

Setelah pintu tertutup. Hasan pun bicara pada Ayahnya untuk rencananya akhir pekan ini.

Ayahnya tersenyum bahagia.

" Tapi, Hasan tidak tahu ini berhasil atau tidak Bi. Masalahnya Hasan belum ada acara ta'aruf segala." Jelas Hasan.

" Tidak apa-apa. Rezeki, jodoh dan kematian semuanya sudah diatur." Ucap Pak Setiawan pada putranya tersebut. Hal itu membuat Hasan semakin yakin dan Dia tidak mempermasalahkan hasilnya nanti. Yang penting Dia sudah berusaha.

" Jangan lupa ajak Ibu dan adikmu." Saran Ayahnya.

" Insyaallah, Baik Bi," Jawab Hasan walaupun dalam hatinya Dia tidak menyukai ibu tirinya tersebut. Namun didepan Ayahnya yang sekarang sedang sakit ini. Hasan tidak mau membebani pikiran Ayahnya tentang ketidaksukaannya pada Ibu sambungnya tersebut.

...***...

Akhir pekan,

Tiara buru-buru memakai jilbabnya.

Zakia teman majelisnya sudah datang menjemputnya. Dengan busana gamis warna hitam kesukaan Tiara. Tiara pamit ke Ibunya.

" Rara ke majelis dulu ya Ummi." Ucapnya seraya menjabat dan mencium punggung tangan Ibunya.

Setelah selesai jamaah Maghrib, Tiara baru pulang.

" Assalamualaikum. Rara pulang, Ummi, Abbi." Teriak Rara seraya membuka pintu rumahnya.

Gadis itu terkejut melihat ruang tamu ramai. Sepertinya sedang ada tamu.

" Kamu sudah pulang Ra, Sini duduk." Panggil Ibunya.

Gadis itu melangkahkan kakinya,Tiara tidak menyangka akhir pekan Minggu ini rumahnya begitu ramai. Tiara hampir lupa Syukuran kehamilan Kak shifa dilaksanakan besok Minggu, Jadi semuanya berkumpul, Ada keluarga kecilnya Kakaknya yang pertama, Kak Mira dan juga Kak Shifa. Tapi tunggu, Gadis itu terkejut dengan kedatangan Pak Hasan yang duduk tepat diseberang Kak Aidan dan Ayahnya, Lalu seorang pria separuh baya yang duduk dikursi roda disebelah dosen killernya tersebut, serta seorang wanita muda dan Tian. Semua keluarganya Pak Hasan. Dan Tiara baru melihatnya malam ini. Tiara berpikir positif, mungkin Kak aidan begitu dekat dengan keluarga Mereka. Pria separuh baya tersebut tersenyum pada Tiara. Sedangkan wanita muda tersebut memandang Tiara penuh selidik. Pak Hasan kali ini malah terlihat sedang menundukkan pandangannya. Sedangkan Tian, Pria itu seperti menyimpan tanda tanya ke Tiara. Tiara hanya melontarkan senyum ke semuanya sebagai tanda sopan santunnya. Dan lalu duduk di sebelah Ibunya.

" Nah , karena semua udah lengkap, ada hal penting yang ingin Aidan sampaikan di depan keluarga."

Tiara yang tiba-tiba merasa haus meneguk air mineral didepannya, Dia berpikir paling berita tentang kehamilan kak Shifa. Secara kak Shifa sudah memberi tahu tentang kehamilannya yang sudah menginjak empat bulan.

" Jadi kedatangan Hasan dan keluarganya selain silahturahmi juga disertai niatan baik. Mungkin Hasan sendiri yang akan menyampaikan hal tersebut kepada Abi." Jelas Aidan.

Tiara bingung, kenapa malah Pak Hasan yang dibicarakan. Tiara jadi ngelag ditengah-tengah minum ari mineralnya.

Hasan terlihat beranjak dari tempat duduknya dan berdiri. Karena Ayahnya tidak mungkin mewakili dirinya ditengah kondisinya yang lemah.

" Sebelumnya terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan pada malam ini. Seperti yang telah disampaikan saudara Aidan, Selain silahturahmi, Kami sekeluarga datang kesini ingin mengkhitbah putri Bapak..., untuk Saya." Kata Hasan memandang Pak Hastomo penuh keyakinan dan lalu duduk kembali.

Tiara langsung tersedak.

Apa? Mengkhitbah Putri Bapak? Putri Abinya yang belum menikah kan hanya Tiara. Jadi maksudnya Pak Hasan. Saya?

Tiara menepuk jidatnya, Namun terasa sakit. Berarti ini bukan mimpi. Kelakuan Tiara mengacaukan suasana serius yang sedang berlangsung. Mereka tersenyum melihat Tiara yang menepuk jidatnya sendiri. Tiara masih belum sepenuhnya sadar. Gadis itu masih seperti mimpi. Dia masih mengingat jelas kata-kata pedas dari pria yang melamarnya saat ini. Dari yang membuat Tiara kesal bahkan sampai menangis. Namun kini tiba-tiba tiada angin, tiada hujan, datang melamarnya.

" Maaf, begitulah Tiara Putri Kami. Dia masih kekanak-kanakan. Tapi kalau boleh tahu apa yang membuat Nak Hasan ingin melamar Tiara putri Kami?"

" Ada fulan yang bilang pada Saya, bahwa memikirkan wanita yang bukan mahramnya adalah termasuk zina pikiran. Dan putri Bapak akhir-akhir ini selalu ada dipikiran Saya. Islam memuliakan seorang wanita dengan pernikahan. Maka dari itu Saya ingin menikahi putri Bapak, Tiara Salsabila." Jelas Hasan.

Tiara terdiam. Sebagian dirinya merasa bahagia karena ada yang berani menemui Ayahnya langsung untuk melamar Tiara. Itu yang didambakan setiap wanita. Namun sebagian lagi Tiara merasa aneh. Sejak kapan dosen yang selama ini dianggap killer, galak dan menyebalkan itu justru memikirkannya?

"Alhamdulillah, Saya sangat senang mendengarnya. Namun semua jawaban tergantung pada Rara sendiri, karena Dia yang akan menjalaninya. Bagaimana, Rara?"

Tiara kelihatan bingung, detak jantung berdetak kencang dan gugup.

Menikah? Dengan dosen killer ini?

Kebimbangan melanda Tiara. Bukan perkara umur, melainkan perasaan. Tiara yang sebelumnya menaruh hati pada Tian. Belum sepenuhnya hilang. Bagaimana Dia bisa mencintai dosen killernya itu, yang kebetulan malah kakaknya Tian. Mungkin Tiara bisa belajar mencintai Pak Hasan setelah Mereka menikah. Tapi Bagaimana kalau Tiara tidak bisa sepenuhnya mencintai pria yang kini melamarnya itu. Dia Kakaknya Tian. Pria yang ingin Tiara lupakan saat ini. Tiara bimbang.

"Rara?" Panggil Ibunya membuat Tiara tersadar.

" Rara butuh waktu." Ucap Tiara lirih dan tidak berani memandang siapapun.

" Berapa lama?" Jelas suara dari pria yang melamar Tiara saat ini.

"Seminggu." Jawab Tiara. Setidaknya dengan waktu tersebut, Dia bisa istikharah dahulu memohon petunjuk pada Allah. Keputusan dan jawaban mana yang terbaik menurut Allah.

" Baiklah. Saya akan menunggu jawabannya." Ucap Hasan, Jelas Dia merasa itu jawaban yang Fifty-Fifty. Tapi setidaknya gadis itu masih mempertimbangkan niat baik dirinya.

To be continued

Jangan lupa like dan komentar

1
NurAzizah504
Otw ke karya baru, Kak /Smile/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya 🥰
total 1 replies
NurAzizah504
Eh, beneran tamat? Cepet bgt /Sob/
Dandelion: iya jg sih mgkn blm rejeki. Tapi kyk gmn gtu kalau sdh dikontrakin terus g masuk nilai standar retensi. hehe, ok makasih semangatnya 🥰
NurAzizah504: Oalah, tpi ceritanya ini bagus, menghibur. Dan, ingat, gak ada karya yang sia2. Tetap semangt, ya. Mungkn belum rezekinya /Whimper/
total 3 replies
NurAzizah504
Pak Hasan cemburu /Chuckle/
Qiandra Tsabita Arriza
loh kok tamat?? baru juga bahagia tiara sama hasan
Qiandra Tsabita Arriza: owh oke oke.. semangat kak
Dandelion: Selanjutnya dikarya baru ya 🥹, saya lanjutkan dikarya baru. Karena karya yg ini penilaian retensinya tidak cukup jd kayak sia-sia kalau saya lanjutkan, 😢
total 2 replies
Arthey Cifanblifor
Ceritanya menarik
NurAzizah504
Mawar mendarat. Lanjut, Kak
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Heh, mau jadi pebinor apa, ya? Geram sama Tian.
Dandelion: Memang Tian terlalu , hehe
total 1 replies
Teteh Lia
jaemin 😍
Dandelion: wah ketahuan nih biasnya jaemin hehe
total 1 replies
Teteh Lia
potek sudah ...... Tian sudah punya cewe ternyata
Dandelion: Tian kan play boy hehe
total 1 replies
Teteh Lia
cemberut menguras hati. mending santuy2 aja dulu.
Dandelion: iya benar bgt
total 1 replies
Teteh Lia
mau cemburu tapi gengsi.
Dandelion: cemburu terpendam dihati hehe
total 1 replies
Teteh Lia
bosan 😱 trus langsung putus gitu aja. 😱
Dandelion: playgirls hehe
total 1 replies
Teteh Lia
aku mau ice cream aja. 🤭
Dandelion: iya lebih enak ice cream hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Semangat!
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya
total 1 replies
IG: arka_novel
Semangat kak❤
Dandelion: Terima kasih. Bismillah tetap semangat hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjutttt. Aku kasih dua iklan, ya /Ok/
Dandelion: Terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NurAzizah504
Pak Hasan bikin greget, deh /Joyful/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Saya menantikan karya hebat Kakak /Smile/
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya kak
total 1 replies
Qiandra Tsabita Arriza
kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam hubungan pasangan suami istri kadang menimbulkan suatu masalah dan kesalah pahaman,, hati" hasan karna kamu masih saja memandang rara sebagai anak kecil bila suatu hari nanti terjadi salah paham jangan salahkan tiara
Dandelion: Insyaallah, bismillah. Semangat
Qiandra Tsabita Arriza: sama sama kak.. semangat terus yak
total 3 replies
NurAzizah504
Dua iklan mendarat, Kak /Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!