NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet'Candy

"Bawa foto ini, dan temui seseorang dialamat ini! Saat kau melihatnya nanti, tunjukan foto masa kecilmu itu maka dia akan mengenalimu dengan mudah! ingatlah Sayang, dia yang akan menjaga dan menyayangimu persis seperti mama dan papa. Hiduplah bersamanya dengan segala sikap dan sifat baikmu, jangan pernah kecewakan dia!"

Itu adalah pesan terakhir mama sebelum meninggal!! Kehidupan Metta berubah sepeninggal kedua orang tuanya, Metta amat disayang dan dicintai oleh Levin. Namun, Metta amat dibenci oleh Monica yang tak lain adalah mamanya Levin.

Akan seperti apa Metta menjalani dan melewati setiap luka dan bahagia disetiap detiknya, jika ketika ingin menyerah, wasiat sang mama terus saja memaksanya untuk bertahan!



Yuk simak dan tinggalkan jejak manisnya ya Readers 💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet'Candy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itu Benar!

"Sampai kapan kau akan seperti ini?"

Levin diam, sudah sepekan Levin tak bertemu dengan Monica, dan sekarang suara itu didengarnya lagi.

"Masalah apa yang kau tutupi?"

Levin tetap diam, satu minggu ini Levin memang fokus dengan Metta, tanpa perduli yang lain. Bahkan kantor pun sering ditinggalkannya, dan itu sama sekali tidak diketahui oleh Monica.

"Kau akan diam terus, jam berapa sekarang? Ini hari libur dan kau tetap pergi sepagi ini? Kemana kau keluyuran seminggu ini?"

Monica sengaja diam sejak awal karena berharap Levin akan memulainya lebih dulu, tapi ternyata Levin tak perduli dengan diamnya Monica. Lelaki itu justru sepertinya senang karena Monica tak menegurnya, seperti tidak ada masalah apa pun, dan seperti Monica tidak perduli apa pun.

"Kau akan terus diam? Masalah apa? Bisnis baru, Kolega baru, atau wanita?"

Akhirnya Levin menoleh dan menatap Monica, dua pasang mata itu kini seolah saling mengintimidasi satu sama lain. Levin belum berniat mengatakan soal Metta, tapi sepertinya Monica tidak akan bisa setenang itu jika Levin tidak mengatakan yang sebenarnya.

"Sekarang kau bisu?"

"Mami, sejak satu minggu ini aku memang sibuk di luar."

"Tentu saja, Mami sudah tahu itu, tapi yang perlu Mami tahu adalah alasannya. Kenapa?"

Levin kembali diam, bagaimana cara mengatakannya jika Levin merasa Metta bukan keinginan Monica.

"Mami siang ini keluar? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"

"Kau hanya mengalihkan pembicaraan!"

"Tidak, aku akan pulang saat jam makan siang."

Monica tak percaya itu, Levin sekali berbohong tentang pulang saat makan siang. Bagaimana bisa Monica percaya jika sudah satu minggu gelagatnya aneh, putranya jadi suka sekali berbohong.

"Mami setuju?"

"Jika kau berbohong lagi, lihat saja!"

"Aku akan pulang, kali ini aku tidak berbohong!"

Monica menghela nafasnya panjang, semoga saja itu benar, Monica akan menunggunya saat siang nanti. Tak ada kata lagi, Monica kembali memasuki rumah tanpa menunggu Levin pergi.

"Baiklah, Metta biarkan hari ini saja Mami melihat kamu."

Levin mengangguk yakin, hari ini, besok atau lusa pada akhirnya Monica memang harus melihat Metta. Suka atau tidak suka, Levin hanya akan mengingat pesan papinya saja.

"Kamu yakin mau pulang?" tanya suster.

Metta mengangguk, tentu saja, bukankah sekarang Metta sudah sehat. Tiara tersenyum, perubahan kondisi yang sangat baik, Metta sudah kembali pulih sekarang sesuai dengan harapan semuanya.

"Dia tidak menjemputmu?"

"Aku bisa pulang sendiri, Suster fikir aku anak kecil?"

"Tidak, meski kini kamu sudah nampak sehat, tapi kamu harus tetap banyak istirahat!"

Metta kembali mengangguk, mungkin itu mampu dipahaminya tanpa harus diingatkan. Metta meraih hoodie warna cokelatnya yang menggantung kepala ranjangnya, itu jaket yang dibelikan Levin untuknya saat dua hari lalu.

"Semudah itu menerima orang asing?"

"Dia sangat menyebalkan, jika aku tidak menurutinya maka kepalaku akan sakit!"

Tiara sedikit tertawa, effort Levin bukan main untuk menarik perhatian Metta. Sungguh manis karena akhirnya Metta sadar jika masih ada yang perduli padanya.

"Sarapan datang!"

Keduanya menoleh, Tiara mengangkat kedua alisnya dan menatap Metta, Levin sudah jadi kurir makanan paling on time untuk 3 kali makan Metta dalam satu hari.

"Ada apa ini?" tanya Levin.

"Pak Levin tahu, pasien satu ini keras kepala sekali, dia memaksa untuk pulang hari ini!"

"Pulang? Memangnya itu boleh?"

"Kenapa tidak? Kau bahkan akan melarangku?"

Levin diam, memangnya apa yang dikatakan Levin, adakah kalimat yang menjurus kesana. Tanpa ada perdebatan, Metta benar-benar pulang sekarang, itu sesuai dengan niatan Levin yang akan membawa Metta menemui Monica.

"Kalau begitu saya tinggal ya, silahkan bersiap untuk pulang. Tapi ingat kesehatannya dijaga jangan semena-mena setelah keluar dari sini!"

Metta menghembuskan nafasnya pasrah, berisik sekali suster itu, sudah berapa kali mengucapkan kalimat tersebut. Levin membuka makanannya, bincang-bincangnya sudah selesai dan sekarang sudah waktunya untuk Metta makan.

"Salmon yang sama," ucap Levin.

Metta hanya mengangkat sebelah alisnya sekilas, Levin sepertinya tidak akan pernah merubah menu makannya jika untuk Metta.

"Ayo makan, Nona!" ucap Levin seraya memberikan makanannya.

"Setelah aku keluar dari sini, kamu tidak perlu repot lagi terus seperti ini!"

"Tentu saja, aku akan membawa kamu ke tampat makannya langsung."

Metta tak merespon, perlahan Metta melahap makanannya, sejak pagi itu Levin jadi tahu kalau Salmon adalah salah satu makanan favorite Metta. Sehingga setiap hari menu itu akan selalu ada, Salmon juga bagus kan untuk kesehatan.

"Metta, siang nanti mau ikut dengan aku?"

"Kemana?"

"Ke rumah."

Metta menoleh, Levin justru tersenyum karena reaksi Metta yang sepertinya heran.

"Aku mau kamu bertemu Mami."

"Untuk apa, gak perlu berlebihan, aku sudah berterimakasih untuk semuanya."

"Aku mau Mami tahu kalau wanita yang aku nanti selama 19 tahun, kini sudah ada bersamaku, dan aku tidak akan membiarkannya pergi lagi walau apa pun masalahnya!"

Metta kembali diam, bukankah itu terlalu serius, bahkan Levin belum benar-benar mengenal Metta. Semakin jauh nanti mereka mengenal, bisa saja Levin tidak menyukai Metta, itu bukan tidak mungkin terjadi, bahkan kemungkinannya bisa lebih besar untuk terjadi.

"Metta, setelah hari ini kalau memang kamu mau mencoba percaya sama aku, untuk hal apa pun kamu hanya harus percaya sama aku!"

"Apa kau pantas untuk itu?"

"Buktikan saja sendiri, tapi untuk hal apa pun kamu hanya harus percaya sama aku, itu yang harus kamu pegang!"

"Ibumu tidak menyukaiku?"

Levin tak menjawab, mungkin itu hanya rasa khawatirnya saja, lagi pula Monica dan Metta memang belum pernah bertemu. Setelah mereka bertemu mungkin akan lebih jelas lagi semua, dan semoga saja ketidak sukaan itu tidak benar adanya.

Sejak awal bertemu memang Levin hanya membahas papinya saja, dan baru kali ini Levin mau menyebutkan maminya. Metta tentu tidak sebodoh itu, kalau emang satu orang tuanya tidak mendukung, lalu untuk apa Levin melakukan semuanya.

"Urusan kita di dunia itu dengan orang hidup, kalau kamu hanya berfikir untuk orang yang sudah tidak hidup, lalu akan seperti apa kehidupan kamu sebagai orang hidup?"

"Apa maksudnya?"

"Hanya Ayahmu yang menginginkan aku? Sedangkan yang ada sekarang adalah Ibumu, apa itu menurutmu baik? Jangan hanya karena pesan Ayahmu sehingga kamu mengabaikan Ibumu! Selama kamu hidup, selama Ibumu hidup, kalian akan tetap bersama dan orang asing tidak akan bisa begitu saja bergabung dengan kalian. Jika dipaksakan, itu hanya akan menyakiti semuanya!"

Tak ada jawaban, Baru kali ini Metta berbicara serius seperti itu, apa karena Metta sudah sembuh sehingga otaknya kembali berfungsi dengan baik.

1
Inaa lucuu
suka bgtt sama ceritanyaa, semangatt yaa kak jangan lupaa ceritanyaa dilanjutkan lagii heheheee 💗
Inaa lucuu
gada lanjutan kahh?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!